Rap Monster FF : Age

1.7K 38 1
                                    

Cast : Kim Nam Joon x Choi Ji Won (You)
Author by : @Yoon91_93

Happy Reading ~

[Namjun POV]
"Oke. Baju sudah rapi, kue sudah ada. Baiklah, semua sudah siap."
Setelah semua persiapan dirasa cukup, buru-buru ku langkahkan tungkaiku lebar-lebar ke sebuah tempat yang sudah tak lagi asing untuk diriku, sembari membawa kue brownies rasa coklat kesukaannya.

Kini, aku telah sampai di rumahnya. Tepatnya berada di ambang pintu rumahnya yang tertutup rapat dan jendela berbentuk persegi panjang berukuran kira-kira 2,5 meter di sebelah kiri dan kanan pintu yang berwarna coklat kehitaman bergagang dingin seolah tak pernah tersentuh yang sama sekali tak ada kehangatan disana.

Kutekan sebuah tombol yang berada di dekat jendela 'raksasa' itu yang bertuliskan bell disana.

Satu kali, kutekan tombol itu dengan lembut.

Dua kali, belum juga ada sang penghuni rumah yang menyambutku.

Dan untuk ketiga kalinya, kutekan tombol itu lebih lama dari sebelumnya, berharap agar seseorang atau siapapun itu yang berada di dalam rumah dengan suka hati membukakan pintu rumahnya untukku. Besar harapanku jika ia langsung yang membukakan nya untukku.

Akhirnya, pintu itu pun terbuka dengan sedikit berdecit. Mungkin engselnya jarang dilumasi dengan oli atau semacamnya, begitu pikirku sekilas. Berawal dari kecil, separuh badan, hingga akhirnya secara menyeluruh nampak sosok yang menyembul keluar dan membukakan pintu itu untukku. Pucuk dicinta, ulam pun tiba. Ternyata tak sia-sia aku berharap jika yang akan membukakan pintunya adalah dia.

[Choi Ji Won POV]
'Ting tong...'
Aku terperanjat. Ada orang yang membunyikan bel! Siapa dia? Apa ada hal yang penting? Tanpa babibu, segera ku cabut earphone yang telah satu jam yang lalu bertengger dengan nyamannya di kedua telingaku kemudian melompat turun dari ranjangku dan berlari menghambur keluar untuk cepat-cepat membukakan pintu.

"Siapa yang bertamu sepagi ini? Apa dia adalah klien kerja ayah?" Begitu pikirku dalam perjalanan menuju daun pintu yang berada di depan dengan jarak kira-kira 12 meter dari kamarku.

Kubuka perlahan pintu itu, dan kudapati seseorang yang sudah biasa terlihat oleh kedua indra penglihatanku. Hanya saja aku sedikit heran, mengapa ia tumben sekali datang ke rumah.

"Oh ternyata kamu, Namjun-ah. Ada apa kamu datang kemari? Apa kamu sudah lama menunggu disini? Maaf ya, jika kamu sudah lama menunggu. Tadi aku sedang ada di kamar sambil mendengar earphone, makanya aku tidak dengar ada orang yang menekan bel." Ucapku padanya dan kupersilahkan ia untuk masuk, karena cuaca diluar hari ini sedang tak bersahabat dengan manusia.

"Apa kau sedang belajar untuk ujian nanti?" Tanyanya sambil meletakkan bungkusan yang ia bawa diatas meja.

"Tidak. Aku tadi sedang mendengarkan lagu lewat earphone, makanya aku tak dengar ada bunyi bel." Jawabku sekenanya.

"Oh ya, itu apa? Apa itu untukku?" Tanyaku padanya dan aku berusaha meraih benda yang terbungkus dengan plastik berwarna biru itu yang sempat mencuri perhatianku selama beberapa menit lamanya.

"Ya. Tapi tunggu dulu, Jiwon-ah. Kau boleh membukanya setelah menjawab pertanyaanku terlebih dahulu." Ucapnya berusaha meraih tanganku yang hampir saja menyentuh bungkusan berwarna biru itu.

"Apa kau tahu, sekarang ini hari apa?" Tanyanya yang kulihat sekilas ia ingin tersenyum padaku, namun ia berusaha untuk menahannya.

Aku tak mengerti. Apa yang sebenarnya akan ia bicarakan?

"Sekarang hari sabtu. Memangnya kenapa?" Aku masih tak mengerti kemana ia akan membawa arah pembicaraan ini.

"Apa kamu tidak ingat hari ini tanggal berapa, hmm?" Tanyanya sekali lagi padaku dan menajamkan sudut matanya kearahku. Aku rasa ia ingin mengajakku bermain teka-teki hari ini.

"Sekarang tanggal..."

Aku terus berpikir keras. Mengapa tiba-tiba aku jadi lupa tanggal begini? Tak lama setelah itu sesuatu telah datang menghampiri memoriku dan kini barulah aku mengerti apa yang Namjun maksud.

"Ya ampun, aku lupa! Ini kan hari anniversary kita yang ke 2 tahun. Mianhaeyo Oppa. Maafkan aku ya, jika aku belum bisa menjadi seorang pacar yang baik untukmu."

Bulir bening sudah mulai terbendung di kedua pelupuk mataku. Aku berusaha menahannya, tapi sampai kapanpun aku terus menahannya, pada akhirnya akan tumpah jua. Tak terasa oleh ku, aku sudah menjalin hubungan dengannya selama 2 tahun lamanya. Bukanlah waktu yang sebentar 2 tahun itu untuk bersama mengarungi hidup, melawan ego yang terkadang masih hinggap pada diri kami. Tanpa aku sadari, kami bisa melewati semua itu dan menghadapinya bersama-sama.

[Namjun POV]
Jiwon-ku menangis. Bukan kejutan seperti ini yang aku berikan untuknya.

"Eoh.. mengapa kamu menangis, Jiwon ku sayang?" Ucapku dan kuusap perlahan dengan kedua ibu jariku bulir bening yang mengalir hingga membentuk anak sungai di kedua pipinya yang tirus itu.

"Tak apa. Aku baik-baik saja. Aku menangis seperti ini, karena aku bersyukur dapat menemukan seseorang yang dapat mengerti diriku. Dan orang itu adalah dirimu, Namjun-ah."

"Oh ya, bolehkah aku bertanya satu hal padamu?" Perlahan, Jiwon mulai dapat mengendalikan perasaan yang berkecamuk dalam dirinya.

"Jangankan satu pertanyaan. Kamu bertanya seribu pertanyaan pun akan aku sanggupi. Apa yang ingin kamu tanyakan, Jiwon-ah?"

"Berapa umur yang pas ketika seseorang bisa menjalin hubungan yang baik dengan kekasih?"
Jiwon menatapku lekat-lekat. Menanti jawaban apa yang akan keluar dari mulutku. Kuusap lembut surainya yang hitam pekat itu dengan sayang.

"Jiwon-ku, umur itu bukanlah apa-apa. Ia hanyalah sebuah angka. Jika mereka bisa menghancurkan ego masing-masing demi kelanggengan hubungan mereka tak peduli berapapun umur mereka, aku rasa mereka sudah dapat menjalin hubungan yang baik dengan kekasih."

"Apa kamu tidak malu-------

"Kenapa aku harus malu?"

-------memiliki pacar yang masih sekolah SMA seperti ini? Sedangkan umur kita terpaut 5 tahun."

"Jadi, sedari tadi kamu merisaukan hal itu? Kan sudah kubilang, umur itu hanyalah angka. Jadi, tidak perlu kamu memikirkan terlalu jauh ya mengenai masalah ini."

"Oke. Maafkan aku, jika aku bertanya yang seharusnya tak perlu dipertanyakan."

"Tak apa. Seharusnya kamu tak perlu meminta maaf padaku. Akulah yang sepatutnya berterima kasih padamu, karena kamu telah mau menjadi kekasih ku selama 2 tahun lamanya, dan dengan suka hati kamu ingin melewati suka dan duka bersamaku."

Kupeluk tubuh Jiwon yang tiba-tiba saja bergetar setelah kukatakan hal yang sejujurnya padanya. Dan kuberikan kue brownies rasa coklat kesukaannya itu, sebagai rasa syukur ku karena kami masih dapat bertahan dalam menjalin hubungan kami selama 2 tahun lamanya.

"Happy Anniversary yang kedua tahun, Jiwon-ku sayang. Aku berharap, kita akan tetap terus seperti ini bukan hanya untuk hari ini, tetapi juga esok hingga selamanya." Ucapku sembari mengecup sayang puncak kepalanya.

***

Maaf yaa kalo ceritanya kurang nge-feel. Jadi kayak failed romance gitu ya.. :". Jangan lupa komen dan votenya ya, biar aku bisa lebih baik lagi buat nulis ceritanya.


감사합니다...

-FiFe-

BTS X You [Oneshoot || Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang