Part 3

21 3 0
                                    

Ia menabrak seseorang lebih tepatnya seorang laki-laki. Karena sedang terburu-buru ia pun berlari meninggalkan laki-laki itu, tanpa melihat wajahnya.
"Sorry sorry, gua lagi buru-buru nih, SORRY." Alisa berlari meninggalkan laki-laki yang terperangah, lebih tepatnya bingung dengan apa yang barusan terjadi.

*********

Dengan nafas tersengal, ia buru-buru untuk duduk dibangkunya.
"Gila lo, dari mana aja? Gue kira lo bakal bolos jamnya Bu Nana." Seru Tania.
"Untung Bu Nana belum dateng. Ya enggalah, gue lebih milih dengerin omelannya daripada ngga masuk pelajarannya." Jawab Alisa masih dengan nafas terengah-engah.
"Ya ya." Jawab Tania dengan malas.
"Btw, tadi gue nabrak cowo." Ucap Alisa.
"Demi apa lo?" Seru Tania membuat semua anak melihat ke arahnya.
"Weiii, biasa aja kali, emang lo belum pernah nabrak cowo?"
"Ya pernah kali, maksud gue, siapa cowo yang lo tabrak? Ganteng ngga?" Tanya Tania antusias.
"Boro-boro bisa tau ganteng apa ngga, ngeliat mukanya aja engga." Ucap Alisa dengan santainya.
"Lo ngga liat mukanya?" Tania tidak percaya dengan apa yang diucapkan oleh Alisa.
"Yeee, gue tadi lagi buru-buru jadi ngga sempet liat mukanya." Jawab Alisa sewot.
"Biasa aja kali bilangnya." Balas Tania tak kalah sewot.
"Woii... diem diem." Melihat ekspresi teman-temanya ia sudah tahu bahwa Bu Nana telah datang.

*******

Bel pulang telah berbunyi 5 menit yang lalu, tetapi kelas Alisa baru saja keluar. Ketika ia bersama Tania sedang berjalan, ia tidak sengaja mendengar percakapan segerombolan siswa perempuan yang sedang membicarakan murid baru disekolahnya.
"Lo tadi denger ngga Al?"
"Denger apa?" Ucap Alisa berbalik tanya.
"Itu tadi, cewe-cewe lagi ngerumpiin murid baru."
"Oh tadi, denger dikit sih, mang napa?"
"Gue jadi penasaran deh, kayanya ntuh murid baru ganteng deh."
"Ganteng?"
"Gimana nggak ganteng, buktinya cewe-cewe itu lagi ngerumpiin murid baru."
"Mungkin." Balas Alisa dengan malas.
"Emang ya, capek kalo ngomong masalah cowo sama lo, cuek banget. Adit tuh!" Ucap Tania sambil mendongakkan kepala.
"Apaan sih."
"Weiits, jan baper dong, gue kan cuman bercanda."
"Udah ah gue cabut duluan, udah dijemput, lo nebeng ngga?" Tanya Alisa menawari.
"Engga, makasih, gue mau ke toko buku dulu."
"Okeh kalo gitu, bye..."
"Bye.. ati-ati dijalan."
"Sip."

*******

Tingg
Sebuah pesan masuk.

Tania : Al, gue dapet informasi nih tentang anak baru.

Alisa : Apaan emang?

Tania : Anak baru itu katanya beneran ganteng.

Alisa : Cuman itu doang?

Tania : Ih, lo kok gituh, nggak semangat banget.

Alisa : Trus gue harus gimana?

Tania : Semangat dikit kek

Alisa : Ooh, terus gimana, anak baru itu gantengnya kaya apa? Kaya artis korea atau artis hollywood?

Tania : Ya nggak gitu juga kali, itu mah lebay

Alisa : Wkwkwk 😂😂

Tania : Udah dulu ya, gue mau bobo cantiks dulu, dadah~~

Alisa : Alay lo

Setelah sekian lama memikirkan tentang masalahnya itu. Ia memutuskan untuk menyelesaikan masalah itu secepatnya. Seiring dengan berjalannya waktu ia berfikir, ia tidak bisa seperti ini terus menerus. Walaupun seiring berjalannya waktu masalah akan mereda dengan sendirinya, tetapi dengan seiring berjalannya waktu juga akan merubah suatu keadaan. Dan ia memutuskan untuk mengakhiri masalahnya agar ia bisa menerima perubahan keadaan itu.

*********

Bel istirahat berbunyi, membuat ia dan Tania bergegas untuk menuju ke kantin.
"Gila, tadi soalnya susah banget." Ucap Alisa mengeluh.
"Bener banget, lo aja yang pinter susah ngerjainnya apalagi gue Al yang otaknya pas-pasan."
"Bisa aja lo."
"Heh, gue mau ngomong Tan."
"Ya ela, emang dari tadi lo ngapain, ngigo?"
"Maksud gue bukan gitu, gue.... gue mutusin buat nyelesein masalah gue ama Adit." Ucap Alisa tegas.
"Waah, beneran lo." Tania terperangah dengan apa yang barusan sahabatnya ucap.
"Biasa aja napa." Ucap Alisa tidak suka.
"Sorry sorry, saking kagetnya gue, jadi gitu." Balas Tania dengan cengengesan.
"Menurut lo gimana?"
"Itu langkah yang bener Al, gue setuju, cepat atau lambat masalah lo ama Adit juga harus diselesein sebelum lo ngerasa nyesel."
"Bahasa lo, puitis banget. Gue juga mikir gitu si."
"Tapi kapan lo mau ngomong sama Adit?"
"Gue belum tau, mungkin nanti atau besok." Ujar Alisa.
"Saran gue ya, hari ini juga lo selesein masalah itu." Saran Tania.
"Gue ngga tau Tan, masih belum yakin 100%."
"Ya udah, terserah lo aja, yang penting lo harus nyelesein masalah lo sesegera mungkin."
"Yaya..."
Ketika mereka berdua sampai di kantin, mereka terheran-heran. Apa yang terjadi di kantin sehingga suasana kantin hari ini benar-benar ramai tidak seperti biasanya, membuat Alisa malas berlama-lama di kantin.
"Tan, cabut aja yuk." Ajak Alisa
"Kok gitu sih, kita kan baru nyampe, gue juga laper." Balas Tania bingung.
"Kantinnya tuh rame banget, ngga kaya biasanya, gue jadi males."
Karena rasa penasarannya sudah tidak bisa dibendung lagi, akhirnya Tania memutuskan untuk bertanya kepada penjual di kantin.
"Mba ada apa sih kok rame banget ngga kaya biasanya?" Tanya Tania dengan keponya.
"Itu, ada....." Jawab penjual menggantung.
"Ada apa?" Tania semakin dibuat penasaran lagi.
"Itu tuh... ada...." Tunjuk penjual mengarah langsung ke pusat perhatian.
"Whaattt?!"

Hai hai hai hai,
Ketemu lagi ama author yang ngga bosen2 buat publish cerita ini walaupun sedikit yang baca. 😂😂😂

Bagi para readers tetep voment ya, jangan lupa 😂😅

Keep Voment 👍★★


The Other SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang