Calamity Triger part 1

77 20 7
                                    

    Matahari mulai naik menerangi dan menghangatkan seluruh daratan Midland walau salju tipis masih menutupi di atap atap rumah penduduk, dari puncak bukit nampak benteng hitam yang begitu kokoh di kaki langit membentang puluhan juta kaki melindungi Midlan sudutnyapun nyaris tak terlihat.

    Desing panah meluncur dan DAK!! DAK!! DAK!! semuanya mengenai sasaran kayu yang di gantung pada pohon-pohon akasia, mengawali aktivitas Ellie pagi ini, setiap hari pasti ia berlatih diam diam di hutan akasia sejak pagi buta, Ellie tersenyum puas melihat anak panah yang semuanya mengenai sasaran, ketepatat memanahnya ia dapat berkat bertahun tahun ia belajar sendiri sejak kecil, karna apabila ayahnya tau pasti memarahinya dan mengoceh panjang lebar menasehati.

hosh... hosh... hosh... bunyi nafas terengah engah Ellie yang kelelahan karna berlatih sejak pagi buta "Melelahkan sekali berlatih sendiri dan juga membosankan andai aku punya teman berlatih iya kan buck?" guk guk guk buck seperti mengiyakan sembari mendekat lalu menjilati tangan Ellie, Ellie balas mengelus elus kepala buck,
"kita kembali dan sarapan ayah akan memarahi ku bila terlambat sampai di meja makan, aku yakin kau juga lapar" guk guk buck berlari mendahului Ellie yang berjalan ke arah bukit untuk kembali ke rumah
"Hei tunggu aku!!" teriak Ellie sambil meniti bukit namun buck hanya menengok kemudian kembali berlari lagi, berkas berkas sinar matahari kini menerangi hutan di balik bukit
"uh sial silau sekali" langkahnya terhenti di lereng bukit, walau silau namun tetap kehangatan mentari pagi membutanya nyaman setelah dinginya hujan salju semalam.

    Langkah nya sedikit tertatih akibat salju licin di bukit, rasanya ingin cepat sampai di rumah dan menyantap sarapan pagi untuk mengisi energinya, ia mengambil tongkatnya yang digantung pada punggung untuk dijadikan tumpuan
"Wuah....  memang selalu indah  ibukota Midlland ini terutama benteng hitam di kejauhan itu rasanya ingin ku gapai" serunya sesampai di puncak bukit, Ellie melihat ke kaki langit mengaggumi Benteng Hitam yang kokoh walau sudah di bangun sejak 6 generasi yang lalu guna melindungi Escalon ibukota Midland dari serangan negara lain maupun ras lain, dibenaknya hanya terpikirkan untuk menjadi salah satu penjaga disana.

    Para penjaga ialah perjurit yang terhormat dan memilik kemampuan yang baik dalam segala seni bertarung, kebanyakan sang penjaga adalah anak buah ayahnya yang makin membuat Ellie ingin menjadi sang penjaga kelak, namun karna ia seorang gadis tentu ayahnya tak mengizinkan bahkan mendekati arena latihan prajurit pun sudah di tegur. Letih nya seketika hilang setelah melihat kastil luas di tengah rumah rumah rumah penduduk itulah rumahnya sekaligus balai kota dan pusat pemerintahan Escalon, pandangnan ia alihkan dan tertuju pada arena latihan tidak jauh di samping kastil jaraknya ratusan kaki dari bukit, seperti biasa Ellie berencana akan menyelinap dan melihat para ksatria berlatih usai sarapan, Ellie mulai berlari menuruni bukit memasuki wilayah penduduk, kini desekitar nya rumah dan penduduk yang dilihat bukan lagi pohon pohon akasia, buck melambat lalu merapat di samping Ellie, anjing gembala jerman kesayangn yang bahkan ia anggap seperti saudara sendiri, Ellie sudah bersama buck sejak umur tujuh tahun.

    Ellie mengedarkan pandangan nya kesekeling dilihatnya para penduduk beraktivitas ada yang berangkat keladang, memerah domba, menarik pedati, dan gadis gadis seumuran nya yang sedang menenun sambil mengobrol,
"Pagi Ell tidakah kau ingin berkumpul bersama kami" sapa Deadra salah satu gadis yang sedang menenun

"Pagi juga Deadra, kurasa aku tidak cocok melakukan kegiatan seperti itu" balas Ellie sambil menghampiri

"Siapa yang bilang begitu para gadis menenun memang sudah biasa bukan?" kawan Deadra kini mulai menyahut

"Hahaha... apa kalian tidak melihat busur dan anak panah di punggung juga tongkat yang digemggam Ellie kurasa dia memang tidak cocok jadi penenenun" gadis lain menimpali

"Apa kau ingin menjadi pemburu Ell? benarkah aku?" Deadra kembali berbicara

"Kalian salah aku ingin menjadi lebih dari itu!!" jawab Ellie mantap, merekapun saling menatap kebingungan dengan ucapan Ellie.
   
    Saat Deadra membuka mulut dan akan berbicara Ellie sudah berlari sambil melambaikan tangan
" sampai jumpa aku ada urusan penting lain kali kita teruskan" karena ia melihat sosok seperti Wilhem di kejauhan ksatria terbaik mantan sang penjaga yang kini melatih calon penjaga, dilihatnya sosok itu mengenakan jubah biru tua khas ksatria ibukota yang sedang berjalan ke arah kastil" tidak salah lagi itu Willhem" gumamnya Ellie berlari mengejar Wilhem berkelit dengan lincah melewati ramai nya penduduk yang lalu lalang, Ellie begitu menyukai Wilhem karena ia salah satu prajurit yang baik kepadanya, pria tegap dan kekar berjenggot tipis yang umurnya sekitar tiga setengah dekade namun napak lebih tua, di arena latihan Wilhem tak seperti yang lain menganggapnya hanya bocah penggagu walau Ellie tak mengusik mereka.

Adventure Of Ellie LockhartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang