Unexpected Pursuit part 2

28 12 0
                                    

     Malam ini tidak terlalu gelap karena bulan purnama menerangi, diiringi salju yang turun walau tidak deras, namun cukup dingin bagi mereka yang berada di luar rumah terutama bagi yang berkuda dengan kecepatan tinggi, pasukan di depan belum menyadari keberadaan Ellie yang mengekor dari belakan "Sejauh ini cukup aman, tentu jebakan menanti kita di depan buck" cukup aneh bila se-ekor anjing menunggangi kuda bersama majikanya, tapi bagaimana lagi Buck tak mungkin sanggup mengejar Abisay.

    Malam semakin dingin walau salju sudah berhenti, kini pasukan pengejar sudah sampai di desa Grecvile, desa ini sangat sepi seperti telah ditinggal penghuninya karena wabah, mereka berhenti tatkala bertemu dengan pembawa pesan dari pasukan pengejar ke-dua
"Ada informasi apa prajurit?" tanya Wilhem
"Jeff memutar arah ke utara sekitar delapan puluh mil setelah senja tadi dan kami sempat bertarung dengan beberapa Kuda Hitam yang mengulur waktu kami" jawab prajurit itu, Ellie samar samar mendengar dari jauh, benar saja sergapan pasti ada dan jikalau malam seperti ini satu sergapan mendadak pasti bisa menghabisi seluruh pasukan pengejar
"Kau pimpin jalan kami, kita harus gerak cepat!" tunjuk Wilhem

"Baik pak, ikuti saya!" semua pasukan kembali bergerak, kuda di pacu lebih cepat menembus hutan di tengah malam menuju utara

    Bulan sudah tertutup oleh awan, salju turun semakin deras, dini hari menjadi gelap gulita, pandangan mata hanya dapat melihat samar samar jalan setapak di tengah hutan rimba, obor tidak di nyalakan karena dapat memancing musuh, mereka bak sekelebat bayangan hantu yang menerobos hutan dengan sangat cepat. Abisay kuda favorit komandan Duke sebenarnya dapat berlari lebih cepat dari kuda-kuda pasukan pengejar hingga beberapa kali Ellie hampir ketahuan.
"Ada yang mengikuti kita di belakang pak" ujar salah satu prajurit pada Wilhem.

"Aku tahu, kita harus mengunakan taktik itu, tunggu aba abaku" Wilhem berbisik pada pasukanya.

"Sial! mereka tahu aku mengikuti, kita harus berputar sedikit Buck!"Gumam Ellie yang mengetahui dari gerak gerik pasukan di depan, ia pun merangsek memasuki hutan meninggalkan jalan setapak "Abisa aku mengandalkan mu" Ellie memacu Abisay lebih cepat menjauh dari pasukan

"Pak penguntit itu kabur!, apa kita harus mengejarnya?"

"Tidak perlu!, lagipula ia sendirian" pasukan pengejar berbelok ke kiri di persimpangan, mengikuti si pembawa pesan

"Kita terlalu jauh dari pasukan tapi ini demi menjaga kita" pikir Ellie

    Pasukan pengejar dan Ellie melewati arah yang berlawanan, kini Ellie hanya bertiga namun dua diantaranya adalah binatang, rasa takut mulai muncul di hatinya, mana ada gadis enam belas tahun berkuda di tengah hutan sendirian, ia mulai membayangkan jika di sergap Kuda Hitam, atau di perkosa lalu dibunuh oleh bandit dan yang paling buruk ialah di culik germo lalu di jual ke rumah bordil
"Hhhh... Aku tidak kosntrasi gara-gara membayangkan yang aneh aneh" Ellie menggelengkan kepalanya, mencoba mengusir segala pikiran buruk pikiran buruk. "Jika aku membaca dengan benar peta ini, seratus mil lagi aku akan berpapasan dengan Wilhem di sebrang danau" petanya tidak begitu jelas karena gelap.

    Perjalanan jauh sudah ia tempuh, Ellie mulai di serang kantuk, biasanya ia sudah tidur pulas dikasurnya yang empuk dibalut selimut tebal dan hangat karena perapian tepat berada di samping kasur, sungguh terasa nyaman juga nikmat, berbeda jauh dengan sekarang ia harus menahan kantuk disertai menggigil karena hawa dingin yang menusuk hingga tulang, "huft.. biarlah kututup mataku sebentar" pikirnya ia pun menaruh tubuhnya pada Buck menjadikanya tumpuan, baru saja Ellie menutup mata sekonyong konyong Abisay bethenti hingga Ellie terperanjat kaget.
"Ada apa kawan, tenang lah!" Ellie menepuk nepuk leher abisay.

    Tak terasa tenyata ia telah sampai di hilir sungai dari danau Levithian, tak jauh di sebrang pasukan pengejar terlihat berkuda menysuri sungai tepat ke utara,
"Kerja bagus Abisay" ujar Ellie, ia juga menyusuri sungai bersebrangan dengan pasukan pengejar, untung saja tak satupun dari mereka menyadari Ellie,
seketika mereka berbebelok menuju bukit terdekat, "ku rasa kau harus melompat Abisay" Ellie mengarahkan Abisay mengambil ancang ancang untuk melompati sungai yang cukup lebar sembari mendekap Buck lebih erat.
"Hiaah..!!" PLAKK!! kekangan Abisay di pecut keras, WUSS tempat di bibir sungai Abisay melompat, bruuk kuda jantan itu berhasil melompat melewati sungai.

Adventure Of Ellie LockhartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang