"Scar.. lo udah nyiapin bahan buat MOS besok belum ?" Tanya Daniel pada Scarla.
"Belum nih, iel ! Susah anedd nyari bahan bahan nya.." ucap Scarla dengan cemberut.
"Ye.. gue juga tau kali susah.. tapi tuhh muka nggak usah di tekuk tekuk gitu. Nambah jelek tau gak.." ucap Daniel sambil menjitak pelan dahi Scarla.
"Aduhh.. iel nakal.. jadi atid kannnn..lagian aku nggak jelek kaliii...wlee.." ringis Scarla kemudian menjulurkan lidahnya pada Daniel.
"Dasar sipanse.. pedemeter jeboll dehh..." ucap Daniel.
"Lo kalii.. kudanil afrikaa..." balas Scarla.
'Assalamualaikum, mama papa pulangg...' suara dari arah pintu utama.
"MAMAAAAAA.. PAPAAAAA... Scarla Aneeeennnnn" ucap Scarla manja.
Lantas Scarla langsung menghampiri mama dan papanya. Lalu menyalami dan mengecup kedua orang tuanya.
Sedangkan Daniel langsung menyalami orang tua sahabatnya itu sopan.
"Anak perempuan mama ini kangen tohhh... sini sini mama pelukkk..." Mama Scarla pun merentangkan tangannya dan meminta Scarla menyambut rentangan tangannya.
"uuhhhhhh anak mamaa...." ucap Mama Scarla saat Scarla telah berada di peluknya.
"Aduhh papa sama Daniel di lupain nih kayak nya... dasar perempuan ya..." ucap Papa Scarla menyindir.
"Kangen papa juga" ucap Scarla sambil memeluk ayahnya.
Ayah Scarla pun langsung tersenyum dan mengecup puncak kepala putri kesayangannya itu.
Daniel sendiri sudah seperti patung yang sengaja disewa keluarga Scarla sebagai saksi bisu kebahagiaan mereka.
"Tanteeee... oleh-oleh buat Daniel ada nggak?" Ucap Daniel merusak suasana.
Dilengkapi cengiran yang selalu ia pamerkan.Yaa... begitulah Daniel. Mungkin urat malunya di hadapan keluarga Scarla sudah putus.
Tapi tidak begitu juga sihh. Itu memang karena Daniel sudah sangat dekat dan akrab di keluarga Scarla.Mama Scarla yang mendengar ucapan Anak dari sahabat nya itu dan sekaligus sahabat anaknya itu pun sontak tertawa.
Dan Scarla mendelik pada Daniel yang sudah merusak suasana.
Daniel sendiri hanya nyengir bodoh.
Sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.
Mulutnya sungguh nggak bisa di ajak kompromi."Enggak dong Iel... tuhhh dikotak warna Biru laut..ambil aja.." ucap Mama Scarla lembut sambil tersenyum.
Daniel pun langsung berbinar mendengarnya.
Scarla hanya semakin mencebikkan bibirnya kesal.
"Makasih tanteeee..." ucap Daniel sambil hormat sopan. Kakinya melangkah penuh semangat menghampiri kotak Biru laut itu.
Sementara Daniel sedang berurusan dengan kotak oleh olehnya.
Scarla malah cemberut merengek seperti bayi kepada orang tua nya.
"Mama nggak dapet tiket konsernya?" Ucap Scarla lesu.
"Duhh maaf sayang.. papa nggak berhasil dapet.. keburu kehabisan.. maaf ya sayang" ucap papa Scarla menyesal.
"Tapi tenang deh.. mama bawa oleh oleh yang bakal kamu sukai.." Scarla hanya cemberut tak peduli.
Mama Scarla berjalan mengambil kotak kecil orange. Lalu memberikannya pada putrinya itu.
"Buruan buka.. kagak usah sok cemberut gitu dehh.." ucap Daniel sambil mencubit hidung Scarla pelan.
Scarla mendengus kesal.
"Ihh dasar kudaniel.." ucap Scarla.
Tangannya dengan lihai menyobek bungkus kotak itu. Dan membuka kardus kotak itu.
Matanya berbinar. Wajahnya berseri seri. Penuh ketakjuban.
Terlihat sebuah kotak musik tua berwarna cokelat muda. Bermotif kulit kayu. Dan terdapat miniatur seorang pangeran dan putri yang sedang berdansa. Yang akan bergerak memutar ketika kotak musik itu di mainkan.
Sungguh klasik dan simple. Menawan."Mama sama papa kok bisa dapet ini?" Ucap Scarla dengan mata berkaca kaca karena terharu.
"Yee.. malah mewek sihh nii dugong.. dasar cengengggg " ucap Daniel.
Kedua orang tua Scarla pun hanya tersenyum melihat tingkah putrinya dan sahabat putrinya.
"Woy.. kutu monyet.. gue terharu koplakk" ucap Scarla sambil menyeka air matanya.
"Lebay loo"
"Bodo"
"Mama liat itu di toko tua..trus ke inget kamu yang suka sama kotak musik.. trus mama beliin dehh.." ucap mama Scarla.
"Makasihh ma.." ucap Scarla pada mamanya lalu langsung berhambur memeluk tubuh mamanya.
Papa Scarla sendiri sudah beranjak dari situ menuju kamarnya untuk istirahat.
"Udah ah.. mama ke kamar dulu.. nyusul papa.. capek.. Kalau Daniel lapar.. tinggal minta sama bibi aja ya makanannya "
"Iya tantee"
"Nggak usah disuruh juga ntar makan sendiri kalii ma.. kaya nggak tau iel aja.."
"Ihh sirikk"
"Udah udah nggak usah berantem. Mama ke kamar dulu. Yang akur ya"
Setelah mama Scarla beranjak ke kamar Scarla langsung menghadap ke Daniel.
"Lo minta apa sih sama nyokap gue?"
"Nihhh" ucap Daniel sambil mengangkat tinggi tinggi sebuah Xbox 360 nya.
"Dasar cowok.. game game and game"
"Bodo.. siapa pedulii"
"Woy.. kudanielll... bahan MOS besok gimana?" Ucap Scarla yang tiba tiba ingat.
"Ohh iya.. udah yukk buruan nyari.. ntar keburu sore lagi.." ucal Daniel.
"Iya yok..tapi tungguin dulu.. gue mau ganti baju sama naro kotak musik ini" ucap Scarla.
"GPL !!" Ucap Daniel setengah berteriak.
Setelah Scarla mengganti bajunya. Mereka langsung mencari bahan bahan untuk MOS mereka besok.
🌂🌂
"Udah semua belum?" Tanya Daniel sambil melihat kearah Scarla.
"Udah dehh kayaknya.. bola plastik.. papan nama..blablabla"
"Ya udah yuk pu---"
Brukk.
Scarla pun hanya melongo melihat tingkah ceroboh sahabatnya itu yang tak memperhatikan jalan ketika sedang berjalan.
Akibatnya gini deh. Menabrak perempuan yang tak berdosa.
"Eh..maaf ya.. nggak sengaja.." ucap Daniel merasa bersalah. Tangannya terulur membantu perempuan itu intuk berdiri.
"Elo sihh jalann nggak liat liat.." ucap Scarla.
Scarla pun kemudian membantu mengambilkan barang barang yang terjatuh berserakan milik perempuan tersebut.
"Iya udah ngapapa.. lain kali hati hati ya..makasih" ucap perempuan itu sangat halus dan lembut.
Daniel pun langsung terpesona setelah mendengar suara perempuan itu yang selembut kapas.
"Ya udah saya duluan ya.." ucap perempuan itu dengan tersenyum manis. Sangat manis.
"Scar..kayaknya..Gue..falling in love at first sight dehh.." ucap Daniel yang masih terpesona. Menatap gadis itu yang semakin menjauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Scarla
Teen FictionBersahabat selama bertahun-tahun. Bertahun tahun itu pula Tangis Tawa selalu mengelilingi. Saling Menopang satu sama lain. Hingga seberkas rasa tumbuh di salah satunya. Namun, ia tahu. Ini salah. Ini akan merusak semuanya. Yang harus dilakukan hanya...