Me and Charli 15

886 82 0
                                    

Part 15 (The Party)

Suzy POV
Apa yang harus aku jawab? Menerima ataukah menolaknya. Aku ingin menghadiri pesta itu untuk terakhir kalinya berhubungan dengan keluarga Soojung keunde rasanya susah sekali mengatakan kepada appa yang sebenarnya. Charli jebal, bisakah syarat yang kau ajukkan itu dibuang saja ke alaska? Kenapa hubungan keluarga kita rumit sekali? Apakah kembali ke LA adalah jalan terbaik? Tapi bagaimana dengan Namja tripleksku? Aku tak ingin berpisah darinya. Tapi aku juga tak bisa menolak permintaan appa. Haruskah aku mengalah? Sebagai anak kenapa harus perasaanku yang dikorbankan? Aku ingin menjadi remaja yang memiliki kehidupan normal layaknya Sulli dan Soojung keunde…?
Ceklekk.. Aku membuka pintu kamarku dan menuju kamar appa. Satu jam waktu kugunakan untuk berfikir tentang syarat yang appa berikan. Baiklah, mungkin ini yang terbaik.
Tok..tok..tok… Aku mengetuk pintu kamar appa hingga terdengar sahutan dari dalam dan membiarkanku masuk ke kamar appa. Appa baru saja merapikan pakaiannya ke dalam lemari. Aku duduk di atas kasur appa dengan melipat kedua kakiku sambil menopang dagu dan memperhatikan appa yang masih sibuk berkutat dengan kegiatannya.
“Appa, haruskah aku diabaikan karena kain-kain itu?”. Keluhku. Appa menoleh sebentar kearahku dengan senyuman khasnya kemudian melanjutkan kembali kerjaannya.
“Salah sendiri masuk ke areaku. Jadi suka-suka aku kan mau meladanimu apa tidak?”.
“Mwoya, yak charli are you kidding?”. Kesalku. Namja tua ini sungguh menguji kesabaranku.
“Hahaha kau tahu, aku sepertinya merindukkanmu memanggilku seperti itu. Karena itu membuatku terlihat lebih muda,right?”.
“eoh oh.. You Wish Charli”.
“Tentu saja honey”. Cih menyebalkan sekali appa. Ia menutup pintu lemarinya dan menghampiriku yang sudah berbaring di kasur empuknya. Appa mengambil tempat di sampingku dan berbaring bersamaku. Ku tarik tangannya dan menjadikan lengannya sebagai bantalanku.
“Ada apa? Solma kau sudah mempertimbangkan syarat yang kuajukkan?”.
“….”
“Kenapa diam? Kau keberatan? Apa karena Myungsoo?”.
“Ne appa, Myungsoo oppa adalah alasanku keunde aku tak mau mengecewakanmu”. Appa menatap langit-langit kamarnya sejenak sebelum menjawabku.
“Itulah pilihan Suzy-ah, kadang kita harus merelakan apa yang kita cintai demi kebaikan kita sendiri”. Apakah itu yang kalian lakukan appa? Kata-kata appa seperti lebih untuk dirinya sendiri. “Ketika kau sudah berkorban banyak untuknya hari dan dia bisa melepasmu maka kalian takkan terpisahkan di masa mendatang. Namun jika kau menjadikannya alasan untuk bertahan bersamanya suatu saat kau pasti akan pergi meninggalnya”. Kata-kata appa terdengar begitu sedih, apa ini kisahnya?
“Appa?”
“hemmm”.
“Aku mencintai Myungsoo oppa,neo arra. Keunde aku lebih membutuhkanmi dan bukankah aku sudah berjanji akan melakukan apapun demi appa? Jadi geojongmal aku akan mengikuti syarat appa. Yagsok. Asalkan appa juga memenuhi keinginanku ke pesta Soojung”.
“Gumawo honey”.
“Nado appa”. Balasku dan memeluk setengah pinggang appa dari samping. Tuhan, berada dalam dekaban appa rasanya seperti takut akan kehilangannya,jangan biarkan aku dalam keadaan tak sadar telah menyakiti perasaannya. Aku lebih membutuhkannya dari siapapun di dunia ini termasuk sosok seorang ibu.
Suzy POV End
Suzy memberikan helm kepada Myungsoo saat tiba di Sungai Han. Ia merentangkan kedua tangannya sambil menghirup udara sore hari di pinggiran Sungai Han.
“Aku harus membicarakan ini kepadanya”. Batin Myungsoo
“Oppa, apakah kita bisa menaiki bebek itu?”. Tanya Suzy kepada Myungsoo.
“Tentu saja selama kau mau”.
“Aku sangat ingin melakukannya denganmu oppa keunde uri appa ingin membawaku ke LA”.
“Arra”.
“arra?”
“hemmm”. Angguk Myungsoo. “Siang itu sahabatmukan yang mengatakannya kepadamu dan aku mendengarnya”. Suzy menunduk sedih sambil memainkan jarinya dengan cemas
“Mianhae jongmal mianhae. Bisakah oppa mengizinkanku pergi?”.
“Kau pikir itu mudah Suzy-ah? Membiarkan yeojanya pergi begitu saja. Apa kau tidak memikirkan perasaanku?”.
“Aa..ku memikirkannya oppa. Tapi posisiku sangat sulit untuk menentang keputusan appa. Ada hal yang tak bisa kami ungkapkan kepada siapapun oppa”.
“Kepada siapapun? Jadi aku ini apa bagimu?”.
“oppa”.
“Apa kau tak tulus padaku sehingga tak bisa bersikap terbuka padaku dan menganggapku seperti orang asing?”. Myungsoo benar-benar marah kepada Suzy namun yeoja itu semakin bingung untuk meminta pengertian dari namjanya. “Sekarang aku tahu kenapa akhir-akhir ini kau lebih banyak murung dan tak mau menuruti inginku untuk tetap tersenyum. Rupanya sosokku seperti transparan dalam kehidupanmu”. Setelah berkata demikian, Myungsoo pergi meninggalkan Suzy yang menatapnya sendu. Airmata yanh sedaritadi ditahannya kini lolos begitu saja membasahi pipinya. Suzy memutar tubuhnya dan menatap pemandangan di depannya. Hatinya benar-benar sakit, ia ingin mengejar namjanya namun ia takut Myungsoo akan semakin membencinya karena ia tak bisa menjawab apapun yang dikatakan Myungsoo.
Grepp… Suzy merasakan sepasang tangan kekar memeluk lehernya dari belakang. Ia kenal pemilik tangan itu, tangan yang selalu mendekabnya dalam keadaan sedihnya belakangan ini.
“Uljima”. Bisik namja tersebut. “Mianhae, jongmal mianhae chagiya. Aku sudah kasar dan egois padamu. Jeongmal mianhae”. Lanjutnya. Suzy memutar cepat tubuhnya dan memeluk erat Myungsoo.
“Hiks…hiks hk.s. nado oppa, mianhae”. Myungsoo meletakkan dagunya di puncak kepala Suzy dan membelai lembut kepala Suzy.
“Aku mengizinkamu pergi”. Suzy terkejut dengan perkataan Myungsoo dan melepas pelukannya.
“Kau yakin oppa?”. Tanya Suzy ragu
“Ne, karena akupun akan pergi bersamamu”.
“Oppa”. Suzy tak bisa menutupi rasa senangnya dan kembali memeluk erat Myungsoo. Dari kejauhan Taecyeon tersenyum senang melihatnya.
“Semoga kisah kalian lebih baik dariku, mianhae membuat kalian harus terlibat dalam masalah ini. Keunde aku pastikan kalian takkan berpisah. Suzy-ah percayalah pada appa”. Gumamnya kemudian meninggalkan tempat tersebut.
*****
Suzy dan Taecyeon tampil elegan untuk menghadiri perayaan ulangtahun Soojung yang terbilang lumayan mewah. Myungsoo sedari awal mengatakan bahwa ia tak bisa menghadiri acara tersebut karena bertepatan dengan pertunangan Soo Hyun.
“Kau sudah siap?” tanya Taecyeon di balik pintu kamar Suzy.
“Appa?!!” panggil Suzy dari dalam kamarnya. Taecyeon menyahut panggilan Suzy kemudian masuk ke dalam kamar Suzy. “Kau sengaja mengerjaiku appa? Aku tak bisa merapikan rambutku?”. Keluhnya. Taecyeon langsung menggandeng tangan Suzy begitu saja. “Appa rambutku?”.
“Biarkan digerai seperti itu. Kau terlihat lebih natural jika begitu”.
“Jeongmal?”.
“Kau pikir aku berbohong?”.
“Sepertinya begitu karena appa ahli dalam hal tersebut”.
“Tidak selamanya honey, kkaja kita berangkat”.
“Mwoya kenapa appa jadi begitu semangat?”.
“Itu karena dirimu, kau janjikan ini terakhir kalinya kau berhubungan dengan mereka?”.
“Jika itu masih di LA appa silahkan meragukkannya,dan ini di Korea. Mana mungkin aku berani mengecewakanmu?”.
“Niatmu sangat setengah-setengah”.
“Aniyo, aku sudah bertekad apapun itu asalkan asal persetujuanmu dan membuatmu senang”.
“Dan kau sudah melakukannya”.
“georom itulah Bae Suzy”. Keduanya terus mengobrol sepanjang perjalanan menuju kediaman Tn Jung. Suzy berjalan anggun dengan merangkul lengan Taecyeon memasuki rumah tersebut dan memasang wajah setenang mungkin padahal dalam hati keduanya saling menguatkan diri masing-masing. Ketika kaki mereka telah memasuki pintu rumah, Suzy semakin mencengkram kuat lengan appanya sehingga menghentikan langkah Taecyeon dan menoleh ke arahnya.
“Gwanchana? Tanganmu sedikit bergetar”.
“Nn..ne appa”. Bohong Suzy padahal perasaan mendadak gugup menginjakkan kakinya kembali ke kediaman tersebut.
“Syukurlah”. Merekapun kembali melangkahkan kakinya. Dari kejauhan,Sulli dan Wohyun menatap kesal pada Soojung yang tetap mengundang Suzy dan kehadiran Taecyeon pasti untuk menguatkan Suzy,itulah pikiran mereka.
“Soojung-ah kenapa kau tetap melakukannya?”. Kesal Sulli
“Myungsoo akan membencimu jika mengetahui hal ini”.
“Percayalah Suzy pasti baik-baik saja”.
“Bagaimana jika sebaliknya? Apa kau berniat menyakiti perasaan Suzy?”.
“Mana mungkin aku melakukannya?”. Sulli menarik tangan Soojung dan membawanya ke tempat yang lebih sepi.
“Neo michesso?”.
“Maksudmu?”.
“Aku tahu niatmu melakukan ini pasti karena eounnimu kan?”. Soojung membulatkan mata tak percaya mendengar perkataan Sulli. “Berarti dugaanku benar”. Sambungnya.
“Sulli-ah,neo eottohke neo arra?”.
Flashback
Ketika pulang dari Mall bersama eounninya, Sulli sedikit penasaran dengan obrolan antara Suzy dan eounninya sehingga memilih untuk menanyakan hal tersebut kepada Eounninya.
“Jessica eounni istri dari Taecyeon oppa?”. Sulli meremas ujung dressnya saking terkejutnya. “Keunde, kenapa Suzy mengatakan kalau ibunya sudah meninggal dan ia tak mengenal Sicca eounni begitupun sebaliknya ketika pertama ketemu? Solma mereka?”. Pikir Sulli dalam hati.
“Wae? Kaukan sahabat Suzy kenapa sikapmu seolah-olah kau baru mengetahuinya? Taecyeon itu sunbaeku dan Jessica itu teman sekelasku”.
“Benarkah eounni?”. Lirih Sulli dengan mata berkaca-kaca. Semenjak hari itu Sulli selalu memperhatikan Suzy dan sikap Soojung dari kejauhan. Kadang ia menangis melihat sahabatnya harus merasakan hal seperti ini. Sulli juga tahu bagaimana usaha Myungsoo menyemangati Suzy yang sedang rapuh hanya saja ia berusaha tenang sebisanya dan pura-pura tak tahu dihadapan mereka padahal hatinya begitu sedih melihat sahabatnya.
Flashback end
Badan Soojung sedikit menegang saat Sulli menceritakan semuanya. Ia menunduk takut ketika Sulli menatapnya tajam.
“Mianhae aku mela..”
“Cukup. Kali ini kau keterlaluan Soojung-ah. Kau hanya memikirkan perasaan Sicca eounni tanpa memikirkan perasaan Suzy dan Taecyeon oppa. Kau egois, aku kecewa padamu”. Sulli langsung meninggalkan Soojung yang masih diam di tempatnya.
“Aku tahu akan seperti ini”. Batin Suzy yang tak sengaja menguping pembicaraan Kedua sahabatnya.
Acarapun segera di mulai usai menyanyikan lagu selamat ulangtahun untuk Soojung mereka kini menikmati makanan dan minuman yang telah di sediakan. Di sebuah sudut ruang, Taecyeon terlihat memasang wajah datarnya saat Jessica meminta waktu untuk berbicara dengannya.
“To the point saja, aku malas lama-lama di sini”. Kata Taecyeon.
“Oppa mianhae, jeongmal mianhae. Aku tak punya alasan membela diriku untuk kesalahan yang sudah kulakukan, keunde bisakah kau memaafkanku? Aku ingin kita mulai lagi dari awal?”.
“Kita? Sepertinya anda sedang bermimpi Jessica-ssi, hidupmu adalah hidupmu bukan kehidupan keluargaku”.
“Oppa, aku akui kesalahanku padamu. Aku mengkhianati janjiku sendiri maka dari itu maafkan aku”.
“Maafku takkan berpengaruh untukmu”.
“Itu menurutmu oppa, aku merindukkanmu dan masih mencintaimu oppa”.
“Heh Rindu? Cinta? Omong kosong apalagi itu. Jika kau masih bisa merasakan dua hal itu kenapa baru sekarang kau menampakkan wajahmu? Aku yakin kebetulan pertemuan ini karena keberadaan kami di Korea, jika tidak mana mungkin kau kembali pada kami? Mengingat saja aku tak yakin”. Sinis Taecyeon. Jessica kehabisan kata untuk membalasnya dan hanya mengatupkan bibirnya rapat. “Mulai detik ini jangan pernah temui lagi keluargaku. Bagi kami kau telah tiada”.
“Andwe, ini tak boleh terjadi. Oppa, Suzy adalah putriku bagaimana bisa kau mengatakannya?”.
“Geure Suzy adalah putrimu dan bagaimana bisa kau meninggalkannya selama belasan tahun tanpa kabar apapun? Apa kau masih bisa disebut seorang ibu untuknya?”.
“Aku tahu aku salah oppa, dan aku masih ibunya karena aku yang mengandung dan melahirkannya”.
“Sepertinya kau lupa akan hal lain Jung Sooyeon-Ssi”.
“Nde?”.
“Aku yang membesarkannya seorang diri,kenyataan yang harus kau tahu bagi Suzy ibunya telah meninggal. M.E.N.I.N.G.G.A.L”. Wajah Jessica pucat seketika mendengar kata meninggal keluar dari mulut Taecyeon.
“Oppa? Nan..”. Lirih Jessica.
“Jangan memanggilku seperti itu lagi Jung Sooyeon-Ssi”. Potong Taecyeon kemudian menghampiri Suzy yang sepertinya sedang mencarinya. Jessica menyandarkan punggungnya di balik dinding dan menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Tubuhnya merosot bersamaan dengan airmata yang menggenangi mata cantiknya.
“Appa, kau darimana saja ehm?”.
“Ada urusan”.
“Anyyeong Taecyeon,Suzy-ah”. Sapa Tn Jung bersam Istrinya.
“Anyyeong ahjussi,ahjumma”. Balas Suzy sementara Taecyeon hanya membungkukkan tubuhnya kepada pasangan paruh baya tersebut.
“Bagaimana kabarmu Taecyeon-ah?”.
“Seperti yang anda lihat emmoniem”.
“Geure? Syukurlah. Kau terlihat sangat baik begitupun Suzy”.
“Suzy-ah, bisa kau ikut denganku sekarang?”.
“Nde?”
“Sebentar saja”. Suzy menoleh ke arah Taecyeon seolah meminta persetujuan dan namja tersebut mengangguk pelan. “Baiklah ahjussi”.
“Taecyeon-ah, Yeobo kami tinggal sebentar”.
“Ne”. Jawab mereka.
“Bagaimana perasaanmu Taecyeon-ah?”. Tanya Ny Jung selepas kepergian Suzy dan suaminya.
“Mungkin seperti yang ada dalam pikiran emmoniem”.
“Kau pasti sangat terluka. Gumawo telah membesarkan cucuku dengan baik. Pertama kali melihatnya rasanya begitu dekat, ternyata dia adalah keluargaku sendiri”.
“Maafkan aku jika sengaja menjauhkan Suzy dari kalian dan kuharap emmoniem mengerti dengan perasaan dan posisi kami”.
“Itu tak mudah Taecyeon-ah, kau adalah menantu satu-satunya yang sudah kuanggap putraku sendiri, bagaimana kau mau menjauhi kami bersama Suzy? Dia pasti membutuhkan kasih kasang Jessica”.
“Jika Suzy mengetahui faktanya aku takut justru akan menyakiti perasaannya sendiri. Suzy sudah terbiasa tumbuh tanpa sentuhan tangan seorang ibu. Jadi biarkan semua seperti sediakala emmoniem saat kita belum saling bertemu”.
“Aku memahami perasaanmu Taecyeon-ah keunde kau harus belajar membuang rasa kecewamu untuk kebahagiannmu kelak”. Ny. Jung ingin sekali meminta Taecyeon untuk kembali bersama mereka namun melihat sorot mata sedih dan kecewa dari mata namja tersebut membuatnya mengurungkan niatnya.
Suzy duduk di sebuah Sofa yang terletak di ruang kerja Tn Jung. Ia melihat isi ruangan tersebut terisi penuh buku-buku dan barang-barang antik.
“Ahjussi kau suka mengoleksi benda-benda seperti ini? Woahh daebakk nado jaoh”. Ucap Suzy dengan polosnya. Tn Jung tersenyum senang melihat senyum dari wajah Cucunya.
“Jika kau suka,kau boleh mengambilnya”.
“OMo jeongmalyo? Aaah ani,ani,ani. Mendapatkan barang seperti ini tak mudah. Aku menitipkan saja kepada ahjussi untuk merawatnya,haha”. Canda Suzy disertai tawa.
“Kau sungguh lucu”.
“Aygoo ahjussi orang pertama yang mengatakanku demikian. Appa saja selalu mengataiku bar-bar. Bahkan uri namja mengataiku yeoja jadi-jadian”. Cerita Suzy tanpa menyadari Tn Jung yang terus memperhatikannya. “Aahjussi mianhae, aku memang banyak bicara dan lupa akan waktu dan tempat”.
“Hahahaha gwanchana nan joah”.
“Nado Joahae, Haraboji”. Batin Suzy
“Ahjussi, untuk apa kau mengajakku kemari?”.
“Ne? Haha faktor usia membuatku lupa. Untung saja kau bertanya. Chankam ne?”. Tn Jung melangkah menuju meja kerjanya dan mengambil sesuatu dari dalam lacinya mejanya. Diraihnya kotak persegi berwarna merah dengan motif hitam dan diberikannya pada Suzy.
“Untukku ahjussi?”.
“Ne, ambillah. Aku langsung menyukainya saat pertama melihat benda dan itu sama saat pertama bertemu denganmu,aku langsung menyukaimu”.
“woah yepuune. Gumawo ahjussi nan joah”. Suzy menatap kagum liontin pemberian Tn Jung. ”Ahjussi,bolehkah aku langsung memakainya?”.
“Tentu saja”. Suzy mematut dirinya di depan cermin saat memasang liontin di leher putihnya.
“Ahjussi ini sungguh indah, gumawo”.
“Nado gumawo karena sudah menerimanya”.
“Keunde ahjussi, pasti harganya sangat mahal”. Lirih suzy.
“Harga tak penting Suzy-ah, asalkan pemberian itu tulus”.
“Geojongmal ahjussi aku juga tulus menerimanya,hehe”. Canda Suzy. Tn Jung mengacak lembut puncak kepala Suzy saat keduanya tertawa bersama.
“Haraboji gumawo,jeongmal gumawo”. Batin Suzy
“Untuk pertama kalinya aku merasa sebagai seorang kakek sesungguhnya”. Batin Tn Jung.
*****
Suzy memberikan Sebuah kado untuk Soojung begitupun Taecyeon sebelum keduanya pamit pulang. Soojung menerima hadiah tersebut dengan senang hati, sementara Sulli masih menatapnya kesal.
“Jung Soojung neo? Apa kau tahu jika suzy  Sudah tahu kalau eounnimu adalah eommanya?”. Batin Sulli. “Kuharap Justru Suzy yang menganggap kau tak tahu siapa dia sebenarnya”. Lanjutnya dalam hati.
“Suzy-ah, Taecyeon oppa sekali lagi gumawo atas kehadiran dan kado dari kalian”. Ucap Soojung.
“Ne Cheonma Soojung-ssi. Suzy-ah kkaja kita pulang”.
“Ne appa, kau duluanlah keluar. Aku akan menyusulmu sebentar lagi”.
“Arraso”. Suzy menatap punggung Taecyeon yang semakin menjauh kemudian menoleh ke arah Soojung dan menatapnya sedikit lama
“Suzy-ah weire?” tanya Soojung
“Semoga kau menyukai kado dariku”. Ucap Suzy “Soojung Yimo, Annyeong”. Lanjutnya dan berbalik meninggalkan Soojung dengan mata membulat sempurna.

TBC

Me and Charli Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang