02 - Sarah Natalie Pranatha

80 37 27
                                    

James Arthur - Say You Won't Let Go

Kepergian atau kematian seseorang itu tidak dapat di prediksi, jadi nikmatilah hari-hari mu bersama orang yang kau sayangi. - Rayhan.

from Forget You.

Part sebelumnya...

Sesampainya di kamar, berbagai pertanyaan memenuhi benak ku, tadi itu siapa nya Ray dan kenapa dia terlihat kesal saat melihatku.

Aku ingin bertanya kepada Ray tadi itu siapa, aku duduk di ranjang dan meminum air di nakas sebelah ranjang.

"Ray tadi siapa?." tanyaku sambil menaruh segelas air putih ke nakas sebelahku.

"Dia paca---" jawab Ray terhenti.

••••

"Dia pacar temenku." sambung Ray dengan tidak melihat ke arahku, namun tetap asik membaca novelnya, aku mulai berasumsi bahwa Ray suka sekali membaca novel dan pasti di rumahnya banyak sekali novel berserakan.

Aku kelelahan sehingga aju tiduran di atas ranjang, aku mulai memejamkan mata, tak disangka aku tertidur dengan cepatnya.

»»»

Aku terbangun, dan lagi lagi aku berada di sebuah tempat yang berbeda dari sebelumnya, warna cat dindingnya putih, warna nakas juga berwarna putih, selimut yang aku pakai juga berwarna putih, semua di ruangan cukup luas ini bernuansa putih dan juga bersih.

Anehnya lagi, ada meja rias lengkap dengan kosmetik, aksesoris wanita dan juga parfum, yang jumlahnya cukup banyak.

"Hoaahmm." kataku menguap sambil bangun dan mengangkat tanganku ke atas.
Aku melangkahkan kaki ku ke lantai dan memakai sandal rumah berwarna putih yang sudah tersedia.

Kaki ku berjalan ke arah gorden besar di sebelah kanan, lantas aku membuka nya, sinar matahari pagi membuat mataku silau dan sedikit terpejam, dari balik kaca jendela aku melihat ke luar, hanya terlihat taman hijau di bawah. Ternyata ini lantai atas. batinku.

Kepalaku tidak terasa pusing tapi badanku masih sedikit lemas, aku melangkahkan kakiku ke pintu kamar. Di luar aku melihat tempat yang cukup luas, di sebelahku ada kamar mandi dengan pintu terbuka, di sisi kanan dan kiri ada pintu yang sebelahnya masing masing ada jendela. Di depan sisi kanan ada televisi dengan sofa besar merah di depannya

Di hadapanku ada tangga, aku segera menuruni tangga itu perlahan, semakin aku sampai ujung semakin tercium aroma makanan.

Di bawah terlihat dari belakang Ray yang sedang memasak sesuatu di dapur, aku menghampirinya dan duduk di meja makan.

"Ray?." panggilku, dengan cepat Ray membalikkan badan dan melihatku sedang duduk di meja makan.

"Eh udah bangun ya, ini aku bikin nasi goreng sama telur buat sarapan." jawabnya sambil mengambil piring dan menaruh nasi goreng dari wajan dan menaruh telur yang sudah ia masak, dan ditaruh di atas nasi goreng.

Ray lalu menghampiriku sambil membawa dua piring berisi nasi goreng dengan telur di atasnya, lalu menaruhnya di meja makan.

"Nih," kata Ray sambil menaruh piring di atas meja makan, lalu kembali lagi ke dapur dan membuka rak di atas, Ray mengambil 2 gelas dan mengisi gelas itu dengan air putih, lalu mengambil plastik kecil bening yang di dalamnya ada obat dan kembali lagi ke meja makan.

"Di abisin makanannya, trus minum obat." kata Ray sambil duduk lalu menaruh gelas dan obat yang ia bawa, ke atas meja makan. Dia baik banget batinku.

Forget You [H I A T U S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang