04 - Take My Hand, One Last Time

45 17 9
                                    

"Dia mungkin bersalah, tapi aku tidak bisa membencinya."-Rayhan P.


from Forget You.

Part sebelumnya...

Tok, tok, tok.

Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu rumah, mendengar itu aku menaruh sandwich yang baru ku makan setengah di atas piring dam langsung berlari ke arah pintu rumah, aku sempat penasaran siapa yang mengetuk pintu.

Tok, tok, tok.

"Iyaa, sebentar..." kataku sedikit berteriak karena suara ketukan pintu semakin keras, aku memegang pintu nya dan membukanya.

Kreek.

"Sia--"

••••

Kataku terhenti saat aku melihat seorang wanita yang berada di hadapanku saat ini, pupil mataku mulai membesar diikuti tautan kedua alisku, aku memandanginya, dia wanita berkulit sawo matang, berambut pendek mengombak, dan memakai kacamata, dan dia sedang meng-genggam sebuah novel dengn cover berwarna biru-pink.

"Kamu siapa, kenapa bisa di rumah Ray !?." tanya wanita tersebut dengan nada tanya bercampur marah.

Tiba-tiba dari belakang ada suara langkah kaki, aku menengok ke belakang dan melihat Ray berjalan ke arah ku dengan handuk kecil yang terpasang di lehernya.

"Indi?, kenapa kamu kesini ?." tanya Ray sambil mendekati wanita yang kini aku ketahui bernama Indi dan sekarang aku sudah berada di belakangnya tubuh Ray.

"Jangan tanya aku kesini mau apa, JELASIN DULU SIAPA WANITA DI BELAKANG KAMU?!!." jawab Indira dengan meninggikan oktav suaranya di kalimat-kalimat terakhir.

"Ini cuma temen aku In!, aku gak selingkuh, percaya sama aku dia cuma temenku!." jawab Ray dengan nada sedikit lebih keras.

Tunggu, Ray bilang dia gak selingkuh, berarti Indi ini pacarnya ?. Batinku dengan penuh tanya.

Plak.

"Gak, aku gak percaya sama kamu!, aku gak nyangka ya selama ini kita pacaran 2 tahun, tapi ternyata kamu selingkuh di belakang aku !!!." ucap Indi dengan tiba-tiba, Vani menampar pipi Ray, sontak Ray langsung memegang pipinya yang mulai berubah warna menjadi kemerahan.

"Percaya sama aku, ini nggak seperti yang kamu duga!, dia cuma temen aku In!." jawab Ray sambil meng-genggam tangan Indi erat-erat.

"Nih..." ucap Indi dengan melepaskan genggaman tangan Ray, Indi memberi kan Ray novel yang aku sempat melihat judulnya, berjudul 'Take My Hand, One Last Time', Ray mengambilnya dan menatap novel itu.

"Maaf Ray, mungkin hubungan kita udah berhenti sampai di sini." kata Indi meneteskan air mata, dan mulai berlari pergi meninggalkan pintu depan Ray.

"In---!!!." Ray berteriak dan mengejar nya sampai ke gerbang depan rumah, tapi Indi sudah masuk duluan ke dalam mobil, Ray menyentuh kaca mobil berharap Indi membukanya, namun sayang mobil Indi berlalu begitu saja meninggalkan Ray di depan gerbang rumah.

Aku hanya terdiam di pintu depan rumah, setelah mobil itu pergi aku mulai mendatangi Ray yang terlihat begitu frustasi karena mengacak-acak rambutnya sendiri.

"Ray, maafin aku..." kata ku sambil mendekati Ray dan menyentuh lembut pundaknya. Aku melihat wajah Ray mulai kemerahan dan air mata yang membasahi pipinya.

Ray tidak menjawab, dia berjalan kembali ke rumah, aku hanya mengikuti nya di belakang. Sampai di dalam, Ray langsung masuk ke kamar tidur nya dan menutup pintu perlahan, aku berada pas di hadapannya, namun dia tidak sedikit pun melihat wajahku.

Forget You [H I A T U S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang