Chapter 3 : Pertemuan yang tak diharapkan

73 18 5
                                    

Sesuai dengan ajakan Nesya tempo hari, sekarang gue berada di resort hotel yang dimiliki Papa gue. Dari awal acara dimulai, gue udah badmood, gimana enggak, pertama satu-satunya sahabat terdekat gue, si Nesya belum menampakan batang hidungnya sampai sekarang. Di SMP dulu kan gue gak kenal siapa-siapa kecuali Nesya, itu orang nyebelin banget deh. 

Disaat sibuknya gue mencari my bestfriend, gue ditabrak sama cowo dari depan dan membuat posisi kita seperti orang sedang berpelukan, tanpa basa basi gue langsung melepaskan tangannya yang berada di pinggang gue untuk tumpuan agar gue nggak terjatuh ke lantai. Dan dia meminta maaf atas kesalahannya dan tanpa gue sangka ternyata dia adalah mantan gue yang pernah gue ceritain. Tak ada sepatah katapun yang keluar dari bibir manis gue, yang gue rasakan saat ini adalah, perasaan kecewa dan sakit hati yang terdalam yang pernah gue rasakan di masa lampau. 

'Ya Tuhan, kenapa kau kembalikan lagi perasaanku itu? Aku tak ingin air mataku pecah di kerumunan seperti ini. Ok Vannya, lo bisa mengatasi semua ini' dengan satu tarikan nafas, akhirnya Vannya membuka mulutnya 

"Its okay" hanya itu yang mampu diucapkan oleh Vannya

"Hai Vannya, gue seneng ketemu sam-.."

Belum selesai Ardhi (sang mantan) menyelesaikan kalimatnya, Vannya sudah bergegas menghindar darinya. 'Vannya, apa lo masih sakit hati perihal masa lalu kita? ok gue bakal memperbaikinya dan bakal membuat hidup lo jadi leb-... '  seseorang berhasil menyadarkan Ardhika dari lamunannya.

"Lo ngapain dhi ngelamun kaya kekurangan gizi aja, hahaha..." 

"Ah lo ganggu masa depan gue aja, minggir gih, gue mau ngelanjutin impian gue di masa depan" 

"Bayangin aja terus, dan inget dhi, itu cuman I.M.A.J.I.N.A.S.I" penuh penekanan pada kata imajinasi

"Awas aja lu tong kalau beneran kejadian, gue ceburin lo ke empang engkong gua" gerurutunya yang mungkin tak dapat didengar oleh temannya itu


*****

Vannya pov

'Kenapa sih dhi gue pake ketemu sgala sama elo, dan semua yang pernah gue rasain disaat masa-masa bersama lo seketika semua kembali ke memori ingatan gue, kenapa juga lo bersikap manis ke gue disaat gue ingin melupakan semua tentang kehidupan lo' 

Gue masih sakit hati dhi sama lo, tapi kenapa gue ngerasain rindu ke elo sih

Apa kurang cukup pengkhianatan lo ke gue?

Apa gue salah mengambil keputusan sewaktu di masa lampau?

Dan gue terjolak kaget disaat ada yang menyentuh pundak gue, seketika itu juga gue menoleh ke belakang dan disaat gue melihatnya, dia langsung meluk gue erat, amat erat.

"Darimana aja sih lo gue cariin dari tadi juga" katanya sambil bibirnya udah di majuin beberapa senti dari posisi awal.

"Dari neraka jahanam" gue kesel sama dia, harusnya yang ngomong itu gue, bukan dia. Dan seperti dugaan gue, dia udah menggerutu dan bergumam yang gue sendiri gak paham apa yang dia omongin.

***

Nesya pov

Dimana ya si miss cold CEO yang gue kangenin?, AHA! Itu dia, tapi tunggu dulu, kenapa dia bisa-bisanya secepat itu nemuin si mantannya? apa dia janjian? Ah nggak mungkin. Secara kan si Vannya pernah bilang ke gue kalau dia mau melupakan semua hal yang terkait dengan Ardhika itu. Mungkin Ardhika yang nyari Vannya. Daripada gue bingung sendiri mending gue samperin aja dia, eh la kenapa dia malah langsung pergi gitu? Dasar  CEO aneh -,-

Tadi dia lari kemana sih, itu orang setan kali ya, bisa ngilang secepat kilat secara tak terduga. Akhirnya keliatan juga tu anak, di kagetin mantap nih, hihi... 

Cuman dengan sentuhan di pundak aja dia kaget, apalagi gue teriakin dari belakang? Hadehhh, mungkin kebanyakan kerja kali ya, jadi parno kaya gitu. Dan gue langsung memeluknya amat erat, mungkin sampai dia kehabisan nafas, gapapa kali ya, skali-skali.

"Dari mana aja sih lo, gue cariin juga"

Dengan santainya dia cuman menjawab "Dari neraka jahanam" 

Kan gue sebel jadinya, udah di cariin sampai celingukan gak jelas kaya orang hilang, dan dia nyantai banget jawabnya, kaya gak punya dosa. Andai dia bukan sahabat gue, udah gue buang jauh-jauh ke segitiga bermuda biar gak di temuin mayatnya sekalian. Gue jadi sebel kan ngerasainnya.

****

Author pov

Setelah sepasang sahabat itu mengobrol, mereka berencana untuk pergi ke suatu tempat yang menurut mereka menakjubkan. Dan acara itupun selesai, sesampainya di rumah, Mama Lia (Mamanya Vannya) langsung memasuki kamar anaknya dan berbicara serius yang membuat Vannya tidak mengerti apa sebenarnya yang ingin di bicarakan oleh Mamanya sampai-sampai Vannya bergumam untuk memikirkan maksud dan tujuan Mama masuk ke kamarnya.

"Mama mau bicara serius nak sama kamu"

"Mau bicara apa Ma? Katakanlah, masih banyak pekerjaan yang musti Vannya selesain"

"Besok kamu gak usah kerja dulu ya, ada seseorang yang akan datang dan menjadi masa depanmu, ya.. suamimu kelak"

"APA?!.... Ma-ma se-serius ma?"

"Mama serius sayang, jadi kamu besok gak usah kemana-mana ya, ya udah Mama mau tidur dulu. Good Night my honey" ucapan Mama memberikan senyuman yang menurut Vannya jarang terlihat dan memberikan sebuah kecupan yang langsung mendarat di pipi Vannya.

'Apa Mama bilang tadi, gue bakal dijodohin? Demi apa Ya Tuhan... orangnya siapa aja gue gak kenal, wajahnya juga belum pernah gue liat, bodo ah mending gue tidur aja dulu, siapa tau tadi Mama cuman bercanda. Everything is okay Van, lo gak usah khawatir' Batin Vannya.



My Future is My Old EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang