Chapter 6 : Masa Kecil (1)

59 11 35
                                    

"Vannya, mainnya jangan jauh-jauh ya. Biar nanti kakak nemuin kamu gampang, oke"

"Ok kak"

Setelah itu Vannyapun tidak sengaja menabrak seseorang dan terjatuh

"Maafin Vannya, Vannya nggak sengaja"

"Kalau lari tu liat-liat dong, jadi kotor semua kan bajuku"

Kak Chandrapun menghampiri Vannya dan langsung menolongnya

"Santai saja, kau lihat bukan bahwa ia tak sengaja"

"Ya dia tak sengaja karna ia tak hati-hati dan kurang pengawasan"

"Apa katamu? Kau pikir kau bisa mengatasinya hah? Kau saja tertabrak anak kecil seperti Vannya bisa terjatuh"

"Aku tidak peduli" hanya itu yang anak laki-laki itu katakan lalu ia beranjak pergi dari hadapan Vannya

"Kau tidak apa-apa Vannya?"

"I'm fine kak. Hanya kotor saja bajuku"

"Baiklah mari kita pulang dan bersihkan bajumu dan mandi lalu makan malam"

"Ayuk kak"

Kakak beradik itupun pergi dan meninggalkan taman tersebut. Taman yang menjadi favorit anak-anak untuk bermain dan bertemu secara tak sengaja. Siapakah laki-laki yang menabrak Vannya? Kenapa ia tak suka dengan Vannya?

****

"Vannya sayang, tadi bagaimana bermain di tamannya? seru tidak?" tanya Mama Lia

"Tadi Vannya tidak sengaja menabrak lelaki, tadi Vannya juga sudah minta maaf padanya tetapi dia tak mau memaafkan Vannya justru malah memarahi Vannya. Kan Vannya gak sengaja Ma" Vannya menjelaskan secara rinci kepada Mamanya

"Apakah betul yang dikatakan Vannya, Chandra?"

"Betul Ma, tadi juga sudah Chandra marahi tetapi sepertinya lelaki itu mempunyai sifat yang sombong" Chandra mulai buka suara.

"Kasihan anak Mama. Sebagai gantinya, bagaimana kalau nanti malam Mama ceritakan dongeng Beauty and The Beast?" 

Dengan antusias Vannya menganggukkan kepalanya dan ia sudah tidak sabar untuk mendengar kisah tersebut. Berbeda halnya dengan Chandra, ia justru memikirkan lelaki yang ditabrak Vannya tadi. Siapakah lelaki itu? Apa ia kenal?

Mamapun menepati janjinya kepada putri bungsunya tersebut, bahwa ia akan mendongengkan cerita tersebut dan Vannya terlelap dalam dongengan Mamanya.

***

"Ayah, tadi aku ditabrak. Sesuai perkataan Ayah, aku harus menjauhi orang yang ingin melukaiku"

"Jika Ayah boleh tau, siapa dia?"

"Entahlah yah, dia hanya seorang gadis kecil yang lebih muda dariku dan Kakaknya. Kalau tidak salah namanya Van- Van-..."

"Vannya" Ayah membetulkan apa yang diucapkan oleh putra nya

"Darimana Ayah tau?"

"Apakah dia mempunyai kakak laki-laki?"

"Ya tadi dia bersama seorang laki-laki yang sepertinya kakaknya. Memangnya kenapa Yah?"

"Tidak apa-apa" 'Ternyata anakku telah bertemu dengan masa depannya' Batin sang Ayah

"Mari bersiap-siap. Agar kita tidak terlambat" Ajak sang Ayah

Mereka berencana akan mengunjungi rekan bisnis sang Ayah. Di perjalananpun mereka saling tidak membuka suara satu sama lain. Sesampainya disana, mereka disambut baik oleh sang pemilik perusahaan, James Handid Nacasar. James mengenalkan anaknya, Dimas Andrian Nacasar kepada Ayah dan anaknya tersebut. Sang anak berkenalan dengan Dimas dan ia beradaptasi dengan baik kepada Dimas dan menjadi teman dekat dalam waktu kurang dari sehari. Akhirnya mereka sepakat untuk menjadi sahabat. Sejak pertemuan pertama itu, mereka berdua saling bertemu hanya sekedar untuk bermain bersama. Sang anak yang bernama Jason itu tidak sekali dua kali merengek pada sang Ayah agar ia dapat bertemu dengan Dimas walaupun Dimas 2 tahun melebihi umur Jason. Sayang sekali persahabatan itu hanya berlangsung selama 5 tahun, dikarenakan Orangtua Jason dan tentunya Jason harus melanjutkan pekerjaan dan pendidikan di Perancis. 

****

'Sekarang gue ingat siapa Dimas Andrian Nacasar itu, I remember about you my old bestfriend' Batin Jason 

"Maaf tuan, ada yang ingin bertemu dengan anda"

'Pasti Noval, yang sudah kuhubungi tempo hari setelah pertemuanku dengan Vannya' Pikir Jason kegirangan "Suruh dia masuk" sambung Jason

"Hai boss. Tumben bos gak ngantor? Gue cariin lo tau. Gue udah dapet nih beberapa foto cewe yang lo suruh dan gue udah ketemu sama beberapa sih bos. Dan gue yakin bos, lo bakal tergoda sama mereka" Noval dengan santainya menjelaskan hal tersebut yang jelas-jelas terdengar oleh penjaga Jason yang berada diluar ruangan

"Bisa gak sih mulut lo gak usah kaya toak skali-skali. Lo pikir gue gak denger apa. Mana fotonya?" 

"Nih bos. Lo mau yang mana? menurut gue sih lo cocok sama Tasya sih bos. Kemarin gue ketemu sama dia. Kayanya dia masih pemula gitu tapi body nya bos, menggoda bangettttttt. Tapi sikap dan perilakunya udah kaya profesional gitu. Mau gak bos? Gue telfon sekarang dan suruh dia dateng kesini kalo lo mau." Jason memikirkan apa yang dikatakan sahabatnya itu

"Boleh deh. Tapi awas lo kalo dia nggak bisa akting, gue turunin gaji lo"

'Buset dah. Punya bos kok galak amat ya, mainnya sama gaji gue' Batin Noval

Setelah ditelfon oleh Noval, sang gadis yang diceritakan pada Jasonpun datang. Dan betul apa yang dikatakan oleh Noval, bentuk badan yang dimiliki Tasya memang ideal tetapi Jason tidak tergoda sedikitpun untuk menerkam Tasya. Jason merasa beruntung memiliki sahabat seperti Noval, dia bisa membantu Jason kapanpun Jason membutuhkannya. 

Setelah perkenalan dan penjelasan yang diberikan oleh Jason, Tasyapun sepakat dan akan menjadi pacar sewaan Jason. Dengan syarat, Tasya tidak boleh mengatakan jatidirinya kepada siapapun, ia hanya boleh mengatakan bahwa dia adalah pacar dari Jason. Dan Jason berencana akan mengajak kerja sama dengan perusahaan yang dimiliki oleh Vannya dan memamerkan kemesraannya dengan Tasya dihadapan Vannya. 

Jason menyuruh Direktur di perusahaannya untuk membuat kontrak kerja dan pertemuan dengan perusahaan yang dimiliki Vannya, Vandi Inc. Direktur itupun melaksanakan apa yang disuruh atasannya. Tasya bingung apa yang harus ia lakukan, pasalnya setelah pertemuan itu Tasya langsung menjalani profesi yang sudah disepakatinya dengan Jason. 

*****

Vannya pov

"Maaf Bu mengganggu, ada proyek yang ditawarkan kepada perusahaan kita" perusahaan mana? Kok gak ngehubungin gue dulu? 

"Baiklah akan saya pelajari proposal ini. Kamu boleh kembali bekerja"

"Baik Bu. Permisi" Gue hanya menganggukan kepala

Apa-apaan ini, kenapa dia mendadak ngajak kerjasama? Apa dia mau bales dendam perihal yang dulu gue nolak kerjasama dengannya? Duh kalo dia mau ngejebak gue gimana? Mampus gue. Eh tapi apa salahnya diterima, toh dia juga ngajak berbisnis kan? Bukan bermain sama gue. Kalo dia mau ngejebak gue, tinggal gue aduin ke orang tua gue samaorang tua  dia aja. Biar dia tau rasa. Gue liat di proposal yang dia kirim juga gak mencurigakan. Ok deh gue trima. Dan gue memanggil bawahan gue tadi untuk mengirim proposal tadi ke perusahaan yang dimiliki Jason itu.

Yap seperti dugaan gue, dia menelfon gue dan mengatakan terima kasih karna gue sudah menerima dan mau bekerja sama dengannya. Tapi tunggu, tadi gue denger ditelfon ada suara yang mengatakan sayang, entah dia siapa dan kepada siapa dia berbicara. Apa Jason udah punya pacar? Kasihan itu cewe karna Jason udah dijodohin sama gue. Apa karna cewe itu, kemarin dia dateng ke kantor gue dan menolak perjodohan? Kalo emang bener, gue yang akan membatalkan perjodohan ini dan membuat mereka hidup bahagia. Tunggu, sejak kapan gue peduli sama Jason? Arghh... udah ah gue mau lanjut kerja


My Future is My Old EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang