Chapter 7: Masa Kecil (2)

48 11 15
                                    

'Dia siapa? Kenapa dia dekat dengan Kak Dimas? Dia kan yang kemarin memarahiku' Batin anak kecil yang sedang berada diluar ruangan Papanya yang ia urungkan untuk memasuki ruangan kerja sang Papa

Vannya melihat kedua laki-laki yang umurnya melebihi Vannya memiliki hubungan melebihi dari teman, mereka seperti sudah kenal lama. Apakah mereka bersahabat? Apakah dia ingin menyakiti Dimas? Aku tak yakin bahwa ia orang baik-baik

"Sayang, kenapa kamu tidak masuk ke ruangan Papa hm? Apa ada yang ketinggalan?" 

"Bukan Pa, aku hanya ingat bahwa aku harus menyelesaikan pr yang harus ku kumpulkan esok hari" Vannya terpaksa harus berbohong karna ia tak mau kena amarah untuk kedua kalinya oleh orang yang sama. 

Vannya sedari tadi memikirkan apa maksud dan tujuan seorang anak laki-laki yang umurnya tidak jauh beda dengan kakaknya, Kak Dimas. Ia berencana akan membicarakan hal ini kepada Kak Candra sesampainya di mansion milik orang tuanya. Sialnya Kak Candra sedang tidak berada di mansion. Vannya harus memikirkan cara agar Kak Dimas baik-baik saja selama bersama laki-laki itu. 

****

"Yah, apakah kita akan bertemu Jesan?" Kata sang anak yang sedang duduk di mobil bersama Ayah dan Ibunya

"Tidak. Kita akan bertemu rekan kerja Ayah yang sedang berada di Perancis. Jesan sudah bersama Oma dan Opa, jadi jangan khawatir tentang dia" kata sang Ayah

'Apa alasan Ayah memisahkanku dengan Jesan?' Batin Jason bingung

Mereka memang pergi ke Perancis untuk bisnis yang memakan waktu yang sangat lama hingga Jason lulus kuliah. Jason memang lulusan sarjana yang memiliki nilai IP sempurna dan banyak mendapatkan gelar tingkat tinggi. Banyak yang mengaguminya dan tidak sedikit pula yang membencinya, sifatnya yang 'sembrono' membuatnya menjadi pribadi yang unik. Jason sangat berbeda dengan Jesan, kembarannya. Bagaikan langit dan bumi.

Jesan memiliki perawakan yang sangat mirip dengan Jason. Tentu, mereka sepasang kembar yang identik tetapi dia memiliki watak angkuh, sombong dan sering dijuluki 'si manusia es'. Sangat berbanding terbalik dengan sifat Jason bukan. Tetapi si kembar Hamildon itu memiliki daya pikat sendiri bagi kaum hawa, bak seorang Dewa Yunani. 

****

Jason pov

"Ada apa?"
"Maaf tuan mengganggu, ada yang menunggu tuan di mansion"

Siapa yang ke mansion gue? 

"Siapa?"
"Nona Vannya, dia ingin bertemu tuan di mansion. Sudah saya katakan jika tuan sedang di kantor tetapi dia tetap memaksa ingin menunggu tuan di mansion"

Ngapain dia ke mansion gue, AHA! gue bawa si Tasya sekalian aja. Biar dia ngebatalin perjodohan gue sama dia.

"Suruh dia tunggu disana aja. Saya akan ke mansion jika pekerjaan saya sudah selesai"
"Baik tuan"

Setelah kerjaan gue selesai gue nelfon si Tasya buat ke mansion gue sebelum gue dateng. Biar Vannya penasaran dan gue akan nyusul ke mansion setelah jam makan siang. Persetan sama kerjaan gue. Yang penting perjodohan gue batal. Kayaknya bentar lagi ada perang dunia ke 3 nih. Coba aja bayangin, si Vannya berantem sama Tasya dan perjodohan gue batal, indahnya dunia deh kalo sampe kejadian.

Sesampainya di mansion betapa terkejutnya gue mereka ngobrol selayaknya udah kenal lama. Apa mereka saling kenal? Samperin Tasya ah, lets get started baby...

"Hai sayang" damn! seumur hidup perasaan gue gak pernah manggil cewe dengan sebutan itu deh. Tenang Jas, ini cuman akting demi masa depan lo

"Hai, kamu lama banget deh. Ditungguin juga" Jempol 10 Sya buat lo. Kayaknya dia profesional deh

"Oh iya kamu juga dari tadi ditungguin sama Vannya. Katanya ada hal penting yang mau dia omongin sama kamu. Aku ke toilet dulu ya" 

"Mau ngomong apaan hah? Mau ngomongin perjodohan? Ato bisnis? Eh btw lo tau dari mana rumah gue?" Nyesek gak sih dikatain begini? Bodo amat deh

"Maaf jika saya mengganggu kenyamanan di mansion anda. Ada beberapa pertanyaan yang ingin saya tanyakan kepada anda. Pertama, apa tujuan anda bekerja sama dengan perusahaan saya? apakah anda ingin membalaskan dendam anda karena waktu itu saya menolak bekerja sama dengan anda? atau anda hanya ingin main-main dengan perusahaan saya? Asal anda tau, saya bisa melaporkan ini ke polisi jika anda ingin main-main dengan perusahaan saya. Dan..?"

"Kalo ngomong dikit-dikit kek. Itu mulut direm bentar biar gue ngejawab dulu dan satu lagi, gak usah pake bahasa formal gitu. Gue orangnya santai. Oke jadi gue mau kerja sama dengan perusahaan lo bukan mau ngejebak lo atau apalah itu yang tadi lo sebutin. Gue mau kerja sama karena gue mau aja jadiin lo partner kerja gue, ya itung-itung buat nambah pengalamanlah. Dan gue brani sumpah kalo gue gak main-main sama perusahaan lo oke. Apalagi yang mau lo tanyain sama gue?" Itu mulut ato knalpot ya, gak bisa direm dikit apa. 

"Yang kedu..."

"Kamu lama banget sih ke toiletnya, nyasar ya?" pertanyaan bodoh macam apa itu yang gue lontarin

"Tadi sambil liat-liat. Lagi pada ngomongin apa, kok kayaknya serius banget"

"Ini lagi bahas perusahaan. Kamu sini aja ya, nemenin aku" Biar deh gue mesraan sama ni cewe biar Vannya panas 

"Maaf, bisa saya lanjutkan?" Dih wajahnya datar banget deh. Gue setujui dengan jawaban silahkan

"Yang kedua, saya ingin meminta alasan yang jelas dan logis mengapa anda yang tadinya berniat menolak perjodohan dengan saya dibatalkan? apakah karna Ayah anda? Atau anda bekerja sama dengan saya? Atau wanita yang sedang duduk di samping anda?" Apa dia cemburu ya? emm gue mainin ah

"Gini ya, emang gue dari awal gak setuju dijodohin sama lo yang pertama emang gue gak mau dijodohin karna gue udah punya pacar, yang kedua setelah lo ingetin gue kalo itu bersangkutan sama Ayah gue, gue akui gue gak jadi ngebatalin perjodohan sama lo. Gak ada sangkut pautnya sama perusahaan lo" Kejem gak sih omongan gue? Kasihan juga sih gue kalo ada di posisinya dia. Eh ngapain juga gue peduli

"Oke saya terima penjelasan anda. Sekarang saya ingin bertanya, apakah anda ingin melanjutkan perjodohan ini? Jika tidak, kita adakan pertemuan untuk kedua kalinya dimana kedua belah pihak harus hadir dengan wanita yang sekarang berada di samping anda. Jika masih dipertahankan maka anda harus berpisah bersama kekasih anda" Mampus gue! Kan disini rencananya dia yang gue skak mat, kok malah gue sih yang kena. Kalo gue iya in entar perjodohan masih berlangsung tapi kalo gue tolak entar ketahuan deh gue. Duh gue bingung

"Tapi Tasya belum siap ketemuan sama keluarga gue. Entar kalo bonyok (bokap nyokap) gue marah gimana? lo mau tanggung jawab? gak harus mendadak kan?" 

"Baiklah terserah anda, kalau begitu saya pamit. Selamat siang" akhirnya dia pergi, udah keringet dingin gini gue

Sepergian Vannya, Tasyapun juga pamit kalo dia mau balik, dan gue bayar untuk hari ini. Satu yang masih jadi pertanyaan gue, apa Tasya kenal sama Vannya? Kalo mereka kenal, bisa terbongkar semua penyamaran gue.

My Future is My Old EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang