WHO AM I?

220 68 148
                                    

Dia, pria yang sedari tadi ada sejak aku bangun, masih setia menungguku berbicara. Sementara aku bahkan tidak tahu harus memulai dari mana.

Aku tidak tahu apapun, tidak tahu siapa aku, tidak tahu siapa itu Evelyne. Apakah itu namaku? Ya, bisa saja namaku, karena pria ini selalu memanggil demikian. Tapi apa aku bisa mempercayainya, aku bahkan tidak mengenalnya. Aku juga tidak tahu siapa dia.

"Eve..." panggilnya memecah suasana hening kami. Aku masih terdiam namun tetap tak mengalihkan pandanganku darinya.

"Aku tidak tahu apa ini. Apa yang terjadi padamu...." dia menarik nafas pelan, menghembuskannya lalu meraih tangan kiriku yang sedang terpasang sebuah alat ah, ya ampun, aku bahkan lupa lagi apa nama alat ini, hal semacam ini mulai membuatku muak. "Namun, kita akan segera mencari tahunya, oke? Aku akan panggil Dokter, istirahat saja, Eve. Aku segera kembali," laki-laki itu lalu pergi keluar ruangan.

Aku yang masih mencerna semuanya satu persatu memutuskan kembali memejamkan mataku, seperti katanya, mengistirahatkan diri dari semua ini, mungkin saat aku terbangun nanti, semua ini hanyalah mimpi, mimpi tidak penting dan aku bisa kembali mengingat siapa pria itu. Siapa aku.

***

Aku membuka mata dan masih berada di tempat yang sama sebelum aku memejamkan mata tadi. Namun perbedaannya adalah kini di ruanganku sudah ada Dokter yang sedang berdiri di depan pintu masuk dan pria yang ... aku masih belum bisa mengingatnya dan belum mengetahui siapa aku? Aku belum tahu apa-apa.

Samar-samar kudengar percakapan mereka. Pria itu menunjukan wajah murung, lebih ke arah sedih yang mendalam mendengar penjelasan Dokter. Dokter yang sedari tadi menjelaskan hal-hal yg tidak bisa kudengar pasti itu pun menyadari keberadaanku yg sudah bangun kembali. Dia lalu mendatangiku diikuti pria itu.

"Ah Evelyne, kau sudah bangun kembali. Bagaimana perasaanmu? Apa badanmu sudah enakkan?" tanya Dokter itu ramah.

"Ya Dokter. Aku sedikit lebih baik dari yang tadi, kurasa," jawabku ragu.

"Tidak apa-apa. Itu normal untuk orang yang baru saja bangun dari...," Dokter itu tidak melanjutkan perkataannya, ia malah memandang pria yg sekarang duduk di bangku di sebelah tempat tidurku. Namun pria yg selalu memanggilku Evelyne tadi hanya mengangguk pelan kearah Dokter.

"Ah begini, Evelyne..." ujar sang Dokter mengetahui aku masih menunjukan wajah tidak mengerti.

"Sekitar empat bulan yang lalu, kau datang ke rumah sakit ini dengan kondisi yang sangat, ehm terbilang parah. Tuan Wilson juga. Ya, kalian berdua. Namun saat itu kau sudah tidak sadarkan diri. Kami melakukan yang terbaik yang kami bisa. Namun kau masih tetap tak sadarkan diri. kau koma sampai siang tadi..."

Dokter itu berhenti melanjutkan kata-katanya. Kurasa dia tahu di mana harus berhenti di saat dia tahu aku harus mencerna semua perkataanya pelan-pelan.

"Dan saat kau tertidur Kami melanjutkan pemeriksaan terhadapmu, dan diagnosa sementara yang kau alami adalah, kau terkena retrograde amnesia. bisa jadi penyebabnya adalah, kecelakaan yang terjadi kepada kau dan...."

"Kecelakaan?" Aku memotong kata-kata Dokter itu.

"Ya, kecelakaan. Seperti kataku tadi, kau dan Tuan Wilson datang ke rumah sakit ini dengan kondisi yang sangat parah. Saat itu Tuan Wilson hanya terkena sedikit luka namun kau, kau begitu parah. Terutama di bagian kepala. Itulah mengapa kau mengalami koma dan sekarang mengalami amnesia. Namun kau tenang saja Evelyne. Penyakitmu itu bisa disembuhkan. Kau hanya tinggal mengikuti rutinitasmu seperti biasa dan ... "

Kata seterusnya dari dokter itu tidak kudengar lagi. Pikiranku sudah melayang entah ke mana. Aku kehilangan ingatan. Hal yang paling penting untukku, dan aku tidak ingat apa pun? Bahkan tentangku sendiri?

beLIEveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang