3. Ujian Praktek

47 10 5
                                    

Panasnya terik matahari di rasakan oleh teman-teman Putri yang terus berlatih keras untuk mempersiapkan penampilan Ujian Praktek sebagai tanda kelulusan dan keterampilan mereka.

Seni adalah pilihan kelompoknya, dan barong adalah tantangan untuk kelompoknya.

PUTRI POV

Di setiap panasnya terik matahari, aku berlatih bersama teman-temanku untuk mempersiapkan yang terbaik saat ujian praktek nanti. Aku diberi tari "Gebyar Barong". Tarian itu identik dengan tarian laki-laki. Aku di beri tarian itu karena kelompokku beranggotakan 5 orang, 3 perempuan dan 2 laki-laki diantaranya, aku, Aizah-chan, Onaka-chan, Faad, dan Gantara. Aku dan kelompokku berlatih tanpa mengerti lelah.

Tak terasa, waktu untuk merekam hasil kerja keras kelompokku pun tiba.

Gelapnya mentari yang baru bangun dari tidurnya, aku sudah terbangun lebih dulu untuk membantu ibuku di rumah. Setelah selesai, aku pun menunggu jam 12 untuk pergi ke sekolah dan melangsungkan kegiatan merekam tarianku itu.

Tengah hari telah mencapai tepat di atas kepalaku. Aku pun segera berangkat untuk menyelesaikan ujian praktek ku itu. Saat sampai di sekolah, aku melihat banyak sekali teman-temanku yang merekam kerja keras dari latihan mereka di sekolah. Aku juga berbincang-bincang dengan yang lainnya. Di tengah-tengah perbincangan ku, Aizah-chan bertanya kepadaku.

"Eh, Barongnya gimana? Jadi pakai Barong ga sih? Kalo jadi pinjam ke tempat mu aja deh..." tanya Aizah-chan kebingungan karena setelah ini semua harus siap.

"Kalo mau sewa di pelatih yang waktu itu gapapa, kalo ke tempatnya Faad juga gapapa. Yang penting jangan sampai ada isinya (penunggu/perewangan)" jawabku dengan pasti.

"Eh, Aku ada. Ini di rumahnya Dares. Aku tanya, katanya ga ada isinya" sahut Faad dengan pastinya.

"Yaudah, sewain aja di sanggarnya Dares. Semoga saja ada dua. Yaudah, aku nanti ke sana bareng Faad sama Onaka-chan. Bilangin ya Faad, jangan mahal-mahal biaya sewanya soalnya kita pakai uang kas kelas :3" ujarku dengan lugas dan ringkas. Karena mungkin hanya ini satu-satunya harapan untuk sendratari barongnya.

Setelah itu, kami pun bergegas pergi untuk mengambil Barong itu.

Aku berharap bahwa Barong yang di maksud sama atau hampir mirip dengan apa yang aku pikirkan. Aku pun bersabar mengikuti guide dari temannya yang mengarahkan ke arah tempat penyewaan barongnya. beberapa menit kemudian, aku dan yang lain pun sampai di suatu rumah yang sederhana, di rumah itu terlihat dari pintu yang terbuka lebar sebuah kepala 'Pitik-pitikan' atau kepala ayam yang di gunakan untuk atraksi barongan biasanya. Aku merasa heran, dan mulai berfikir ' ini, bukan sanggar jaranankan? Atau jangan-jangan Barong yang di maksud..'.

"Bu~!" teriak Faad yang memanggil pemilik rumah.

"Eh~ Faad. Ono Paran le siro merene?" tanya ibu-ibu yang keluar dari dalam rumah itu. (Ada apa kamu kesini nak?)

"Anu, Kula badhe mendhet barong e." jawab Faad dengan nada yang halus dan sopan.
(Anu, saya mau mengambil barong nya)

"Ye~ Kucing-kucingan iku ta le? Ana le ning mburi. Hang sijine di simpen Dares nang omah Kono" jawab ibu-ibu itu dengan bahasa Banyuwangi, Using yang kental. (Kucing-kucingan itu ta nak? Ada dibelakang rumah. Yang satunya disimpan Dares di rumah satunya) ( le: anak laki-laki)

"Oh nggihpun Bu, Kula enteni teng mriki mawon Dares e" ucap Faad.

Tidak lama kemudian, Dares muncul bersama temannya yang berasal dari sanggar yang sama.

"Mau pinjam yang mana?" tanya Dares dengan wajah sedikit canggung karena berada di hadapan gadis.

"Adanya apa?" pertanyaan Faad yang membuatku bingung. Memangnya ada berapa macam?

"Ayo lihat sendiri ke belakang" ajak Dares menuju kebelakang rumah.

Karena penasaran aku pun mengikuti Faad dan Dares di belakang. Saat melihat Barong yang sanggar mereka miliki, ternyata di luar bayanganku. Barong yang mereka maksud adalah Barong yang memang biasa di gunakan untuk atraksi di acara-acara. Dan Barong kucing-kucingan yang ibu-ibu itu maksud adalah Barong yang terbuat dari kayu asli dan katanya di dalam Barong itu SEBENARNYA ada isinya, tapi lagi dikeluarkan sama pawangnya. Akhirnya, karena terpepet rekaman dan Barong yang ada hanya ini, jadi aku memilih menggunakan Barong kucing-kucingan yang biasa di sebut "Barong kuncing-kucingan kayu" itu. Setelah membuat kesepakatan bersama Dares dan ibu-ibu tadi, kamipun membawa Barong itu ke sekolah. Faad dan Gantara pergi untuk mengambil Barong yang satunya lagi. Saat di taruh di kelas, aku merasa bahwa akan terjadi sesuatu dengan kelompokku. Ada 2 syarat sebelum meminjam barongan ini. Pertama jangan di buat mainan kalau belum waktunya memakai. Kedua dan yang paling penting adalah jangan pernah membalik atau memutar barongan ini, kalau tidak isinya akan datang dan tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya jika itu terjadi. Karena mendengar peringatan syarat ke dua, aku merasa itu penting, jadi aku melarang siapapun untuk menggunakannya. Walaupun itu hanya dengan sebuah sesuatu yang sepele.

Aku hanya takut apa-apa terjadi dengan teman-temanku begitu juga denganku. Dan ternyata, syarat itu ada yang melanggarnya. Dan yang terjadi benar-benar di luar dugaan. Dan itu semua ulah...

#18Maret2017

✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓

Thank you buat pembaca yang udah nyempetin waktunya untuk baca cerita abal-abal ini...
Jangan lupa terus vote cerita ini dan beri bintangnya juga ya 😄
Maaf kalau bahasa dan alurnya gak jelas😁
Maklumi newbie...

Mrs. Cat

Secret HistoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang