Pakai uangku saja!

31 0 0
                                    

Yosh, part 2 update. Terimakasih kepada sebagian teman-teman yang membantu saya untuk menulis cerita ini ^_^

Yuk, lanjut ke cerita.

[Osaka, 08.30 AM]

Sena masih tertidur di sampai saat ini, semalam ia mendapatkan tugas tambahan dari bosnya, dengan jaminan gaji yang ditingkatkan sebesar 15,7%. Tentu saja Sena menerima tawaran itu, ia nyaris menginap di café selama sehari. Suasana kota sudah sibuk di siang ini, orang-orang berlalu-lalang di terotoar, mobil-mobil sudah keluar dari garasinya masing-masing, beberapa orang ada yang terburu-buru ke tempat kerja/sekolah mereka.

"Uggh….", Sena mulai tersadar dari alam mimpinya, tangannya mencoba meraih jam weker persegi panjang yang ada di sampingnya. Matanya masih terpejam, ia mencoba meraih jam wekernya yang sekarang sudah meandering dengan kerasnya, tanpa ia sadari ia akan mendapatkan suatu peristiwa…

'BRUAAK!', Dan ia jatuh dengan tidak elitnya.

Sena segera mematikan jam weker berisik itu dan langsung menyambar handuk yang sedang tergantung di jemuran apartemennya, seketika ia melirik pemandangan dari atas balkon apartemennya, kemudian ia lanjut berjalan ke kamar mandi. Setelah ia keluar dari kamar mandi ia membaca koran pagi yang tergeletak di depan kamarnya dan meminum kopi yang sudah dipersiapkan.

"Uwh..laper… cari makan ah…", Pikirnya didalam hati. Kemudian ia mengambil tas kamera yang digantung di dekat lemari kemudian keluar dari kamarnya tersebut, tak lupa ia menguncinya terlebih dahulu.

Ia berlari di sekirtaran taman di kota tersebut, mengingat kembali hobi joggingnya selama di Deimon. Setelah itu ia mendapati sebuah restoran yang letaknya tak jauh dari taman.

Sena segera mengambil tempat duduk yang letaknya dipojokan. Sena memang selalu seperti itu sejak di Deimon, dimana ia tak ingin berada di tempat yang sangat luas, selama ia sendirian.

Seorang pelayan datang memnghampirinya dan menanyaka pesanan yang akan dipesan oleh seorang Sena Kobayakawa. Sena hanya memberikan sebuah jawaban singkat pada pelayan itu.

"Blackened Bass.", Jawabnya singkat.

Palayan itu berjalan melenggang pergi meninggalkan Sena. Sedetik kemudian Sena mengeluarkan kameranya dan memotret sudut-sudut restoran itu, sambil sesekali melihat hasil -sela acara memotretnya itu.

Setelah pesanannya datang, ia berterimakasih kepada pelayan. Sebelum ia memakan santapannya, ia foto dulu ikan bakar diatas piringnya itu dengan kameranya, lagi-lagi. Dan kemudian diakhiri dengan mengatakan "Selamat Makan!"

Osaka, baginya kota yang lebih tenang dari Kanto. Disini keliatannya tak ada olahraga yang menjadi sorotan media Massa, seperti di Kanto yang memiliki banyak tim Amefuto. Mungkin setelah ini ia akan pergi ke beberapa tempat yang cukup menarik.

Setelah menaruh beberapa tips di kasir. Ia melanjutkan perjalanan menuju kafe dimana ia bekerja. Sesampainya disana, ia mengganti bajunya dengan setelan Tuxedo berwarna hitam dengan dalaman kemeja putih.

"Ohayou Sena-kun!", sapa Rutsuki dari arah dapur.

"Yosh, Rutsuki-san!", jawab Sena sambil melempar-lemparkan gelas mixer ke udara.

Rutsuki kemudian berdiri disamping Sena dan membaca koran yang tertata disana.

"Ano…. Libur Hari Gubernur Osaka… semua pekerjaan diliburkan…..Nee!?", Rutsuki terpekik ketika melihat berita koran yang terbit hari ini.

"Ada apa, Rutsuki-san?", tanya Sena yang mencampurkan beberapa ramuan minuman kedalam gelas-gelas.

Rutsuki kemudain bangkir dan berdiri diatas box.

Can I stay beside UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang