3. RIP(1)

23 3 9
                                    

Ara POV

"Hanny, liat lubang angin di atas." Bisikku.

"Mana?" Tanya Hanny.

"Itu tuh...." Ucapku sambil menunjuk lubang angin yang berada di atas ruangan besi tersebut.

"Sebentar deh, kayaknya pasir nya sudah mulai berkurang deh. Bener ga sih?" Tanya Hanny bingung.

"Oh iya ya. Syukurlah..." Balasku.

"Han, kita bisa keluar lewat lubang angin itu deh kayaknya. Kita lepasin aja paku nya. Terus kita buka deh tutupnya." Jawabku.

"Ngelepas pakunya pake apa?" Tanya Hanny.

"Aduh temanku yang tulalit ini. Itu kan ada tang, buka aja pakai itu..kan bisa." Ucapku sedikit kesal.

"Sejak kapan ada tang disitu?" Tanyanya sambil garuk-garuk kepala.

"Mana gue tau" Ucapku sambil mengambil tang yang berada di pojok ruangan dan membuka paku di lubang angin tersebut.

Klak...

Paku-paku yang tadi melekat di besi lubang angin pun akhirnya terlepas.

*****

"Aww, jangan tendang muka ku dong... Sakit tau.." protes Hanny ketika kaki ku tidak sengaja menendang mukanya.

"Ih sabar dong, ngerangkak di lubang angin tuh ga gampang tau." Ucap ku kesal karena dari tadi Hanny hanya protes dan mengeluh.

"Huh.." balesnya.

Ya.. kami masuk ke dalam lubang angin, dan karena lubang nya kecil kami hanya bisa merangkak di dalamnya.

"Belok kanan apa kiri ya Han?" Tanyaku kepada Hanny ketika jalannya nya bercabang menjadi dua.

"Mana gue tau, kanan aja udah." Katanya malas.

"Ah nggak ah, kiri aja." Ucapku meledeknya sambil belok ke kiri.

****

"Yahh Han, buntu jalannya." Ucapku.

"Tuh kan, nyebelin deh. Aku bilang juga apa, KANAN. ngeyel sih." Ucapnya sebal.

"Iya iya maaf." Ucapku sambil tersenyum penuh arti.

Akhirnya kami kembali lagi dan sekarang Hanny yang memimpin.

Setelah sampai di ujung terowongan sebelah kanan, ternyata di sana terdapat ruang yang cukup besar sebuah kipas berukuran besar yang tidak menyala.

Hanny masuk ke celah baling baling kipas yang  kosong. Aku pun menyusulnya.
Kami pun berhasil keluar.

"Eh Ra, sepatuku nyangkut di baling baling nya tuh, bentar ya, aku ambil dulu." Ucapku Hanny dalam sekali napas.

"Eh tunggu." Ucapku, tapi terlambat Hanny sudah masuk kembali ke dalam celah baling baling.

Tidak lama kemudian, tiba tiba listrik di sekeliling kami menyala satu persatu.

"HANNY....KELUAR DARI SANA, LISTRIK MENYALA. BALING BALING NYA AKAN BERPUTAR." teriakku panik kepada Hanny.

Tapi terlambat, kipas telah menyala dan baling baling berputar dengan cepat.

"Ahhh..." Teriak Hanny dari dalam baling baling yang perlahan lahan berubah menjadi rintihan.

Darah bercipratan dimana mana. Ya.. Hanny mati dalam keadaan mengenaskan di dalam sana, disusul dengan berhentinya kipas tersebut.

Aku pun syok, dan pingsan karena takut melihat darah yang sangat banyak.

Hayoo, Hanny mati dan Ara tinggal sendirian. Mau tau gimana kelanjutannya? Vote yaa

Btw maaf ya baru update, soalnya kemaren abis UKK dan sibuk belajar.






The Monsters Inside MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang