Chapter 10

1.3K 122 4
                                    

Kedua namja itu berjalan di taman kota dengan tangan saling menggenggam. Yang lebih kecil memegang sebuah es krim di satu tangannya. Sedangkan yang lebih tinggi hanya tersenyum melihat kekasih kecilnya, ia akan dengan senang hati membersihkan lelehan es krim tersebut di bibir yang kecil. Pemandangan yang romantis bukan?

"Chan?" Baekhyun-namja yang lebih kecil menghentikan langkahnya yang otomatis membuat yang lebih tinggi juga ikut menghentikan langkahnya. Dan langsung menatapnya.

"Ada apa sayang?" Chanyeol-namja yang lebih tinggi menatap Baekhyun, satu tangannya ia gunakan untuk mengusap lelehan es krim strawberry yang menempel di bibir kekasihnya. Tapi, tiba-tiba Baekhyun membuang es krim miliknya ke rerumputan di taman tersebut, dengan gerakan cepat tentunya, hingga membuat Chanyeol mengernyit heran. "Apa es krimnya tidak enak?" Tanya nya.

Baekhyun menggeleng.

"Apa es krimnya kurang?"

Baekhyun menggeleng.

"Kau ingin membeli es krim yang baru?" Dan lagi, Baekhyun menggelengkan kepalanya sembari menghentak-hentakkan kakinya di atas rumput. Chanyeol terkekeh melihat tingkah menggemaskan kekasihnya. Tangannya mengelus rambut Baekhyun.

"Aku lelah" cicitnya. "Kita berkeliling hampir satu jam" dia berbicara lagi, lalu menunjukkan jam tangannya kepada kekasihnya. Chanyeol mengangguk mengerti.

"Kau lelah?" Kali ini Baekhyun mengangguk.

"Ayo, ku antar pulang"

.

.

.

.

Seorang dokter dan beberapa perawat keluar dari sebuah ruangan dan disambut oleh Tuan Wu dengan wajah cemasnya, di belakangnya, putranya berdiri dengan wajah pucatnya. Tuan Wu berjalan menghampiri dokter tersebut, agar lebih dekat. Berhadapan, seperti itu.

"Bagaimana dok?" Tuan Wu sangat merasa bersalah atas kejadian ini, bagaimana pun Luhan adalah menantunya, bahkan ia sudah menganggap Luhan seperti putranya sendiri. Dan kejadian dimana Luhan jatuh pingsan membuat hatinya diliputi rasa khawatir dan rasa bersalah sepenuhnya. Seandainya, dia mengatakan yang sebenarnya pada Luhan, mungkin tak akan seperti ini jadinya. Luhan pasti kecewa padanya, termasuk kedua putranya.

"Dia mengalami kejadian yang membuat mentalnya down hingga ia jatuh pingsan. Tapi sejauh ini tidak ada sesuatu buruk yang terjadi padanya, kami memberikannya obat tidur, mungkin ber-efek 7-8 jam" penjelasan dokter tersebut tidak membantu sebenarnya, pernyataan itu malah membuat ia semakin merasa bersalah pada Luhan. Setelah Luhan sadar nantinya, ia akan menjelaskan semuanya pada Luhan dan Tao. Ya, ia janji.

"Anda boleh masuk ke ruangannya. Tapi usahakan jangan membuatnya terganggu" dokter tersebut menepuk pelan bahu Tuan Wu sebelum berlalu meninggalkan Tuan Wu dan Tao. Tao yang sedari tadi hanya diam, ia menghapiri baba-nya, ia berdiri di depan baba-nya yang tengah menunduk. Bahu babanya bergetar,

"Baba" suara Tao membuat Tuan Wu mendongak menatap putra bungsunya, matanya basah, Tao-pun langsung memeluk babanya

"Duibuqi" suara Tuan Wu terdengar parau di telinga Tao, membuat Tao ikut meneteskan air matanya. Tapi sejujurnya, ia tak mengerti masalah yang sebenarnya. Walaupun, ia tahu bahwa babanya menyembunyikan sesuatu dari dirinya dan Luha,gegenya. Dan, ia yakin pasti itu masalah besar, hingga membuat babanya kacau seperti ini.

"Kris.."

.

.

.

Something About You (CHANBAEK) [FINISHED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang