Prolog

7.1K 591 20
                                    

--------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

- PROLOG -

Aku periksa kembali zipper koperku, untuk memastikan bahwa benda yang baru ku beli dengan harga selangit itu telah berhasil terkunci dengan sempurna. Aku berbalik, kemudian melangkah. Tapi entah kenapa langkah kaki ku tiba-tiba terhenti dan aku kembali berbalik. Kembali menatap koper yang tergeletak penuh diatas ranjang.

Aku menghela nafas, cukup merasa tertekan akhir-akhir ini. Aku menjerit tertahan ketika sebuah tangan memelukku dari belakang. Cukup terkejut sampai-sampai aku hampir menjerit.

"Kau sudah membereskan pakaianmu ternyata" Suara itu, aku mengenalinya. "Yah, seperti yang kau lihat" aku mencoba untuk terdengar santai dan tenang walaupun sebenarnya tidak. Deru nafasnya di bahuku sedikit membuatku merinding.

"Bisa kau lepaskan pelukan ini?" kataku meminta, sedikit memelas dalam ketidaknyamanan. "Tentu Sayang" Aksen inggrisnya terdengar sangat kental, walaupun dia berasal dari korea. Satu-satunya teman korea yang kupunya di sini.

Jika kami sedang berdua seperti saat ini, kami akan sama-sama menggunakan bahasa korea. Melatihnya agar tetap pasih, menggingat bahwa kami akan kembali ke negara ginseng tersebut.

"Kau benar-benar akan kembali ke Korea?" Tanyanya dengan suara lemah. Aku hanya menganggukkan kepala. "Sudah seharusnya begitu. You know what I mean, right?" Kataku terus terang. Aku yakin dia mengerti akan keharusan itu.

"Tapi sebentar lagi ulang tahunmu. Tidak bisakah kau menunda sampai hari itu. Kita akan mengadakan pesta. Kau suka pesta"

Aku tersenyum seperti orang bodoh, menanggapi permintaannya. Dia tahu bahwa itu tidak mungkin. Lagipula aku tidak pernah benar-benar menyukai pesta, "Bagaimana dengan pesta kostum? Kau juga suka membuat kostum. Mari mengajak Anna berbelanja untuk semua kostum konyol itu" Ku akui dia memang banyak bicara, tidak seperti aku yang lebih banyak diam.

Aku hendak berbalik, tapi tidak dapat aku lakukan karena dia menarik tanganku dengan cepat. Menahanku tetap di posisiku dan menjawab pertanyaannya. Mata tajamnya menjelaskan apa yang ia mau. Aku mengerti.

"Aku...tidak, maksudku kita. Kita tidak bisa mengadakan pesta karena aku telah mengepak semua barangku. Aku akan terbang ke Korea besok" Kataku, menekankan kata demi kata yang ku ucapkan.

Aku yakin melihat raut kecewa diwajahnya. Tapi terlambat, rencana ini telah tersusun cukup lama. Sudah sangat lama dan sangat-sangat lama. Aku melangkah ke arah ranjang dan duduk di samping koperku, melihat raut wajahnya yang kembali berubah tenang.

"Aku harus kembali. Walau tak ingin, aku tetap harus kembali" Aku berusaha untuk berkosentrasi mengatur raut wajahku serta nada bicaraku dan memandang wajahnya. "Kembali, itulah yang harusku lakukan".

to be continued..


Semoga kalian akan suka dengan cerita kali ini..

Kritik dan saran selalu diterima, sampai ketemu di part selanjutnya.. ^.^

BACK [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang