[Back - 1] Kembali

5.5K 619 22
                                    

--------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

― Part 1 ―

Incheon International Airport.

Suzy melangkahkan kakinya dengan mantap. Tanpa melirik ke kanan atau ke kiri, wanita itu melangkah lurus menuju pintu keluar. Ia yakin sudah ada seseorang yang sedang menunggunya di luar dan siap mengantarnya ke tempat tujuan.

Dan benar saja, belum sempat ia menolak pintu keluar bandara, seorang pria paruh baya sudah meneriakkan nama dengan kata 'nona' di depan namanya. Suzy membalikkan tubuh dan menurunkan kaca mata yang bertengger angkuh di hidung mancungnya.

"Biarkan saya membawa koper anda nona Bae" pria paruh baya itu berkata dengan tubuh yang membungkuk hormat, Suzy merasa tak nyaman melihat pria yang lebih tua darinya membungkuk seperti itu padanya, walaupun begitu ia tetap memilih untuk tidak meruntuhkan tameng yang sudah susah payah ia bangun.

"Dimana mobilnya?" Ujar Suzy sembari mengalihkan pandangannya. Pria itu menjawab dengan cepat menunjukkan tempat di mana mobil jemputan nona mudanya berada. Sudah mengetahui di mana letaknya, mereka berdua menolak pintu keluar dan melangkah pergi.

Suzy berjalan pelan menyamai langkah pria paruh baya yang menyeret koper beratnya, ia sengaja berjalan lambat agar pria itu tidak susah payah berlari mengikuti langkah kakinya. Dengan pandangan yang bergerak liar, Suzy melihat ke sekeliling. Melihat ke arah keramaian bandara dan juga langit cerah Seoul yang menyambutnya siang ini.

Gedung-gedung pencakar langit sudah tertangkap oleh indera penglihatannya, dalam hati ia berujar, "Seoul. Akhirnya aku kembali".

***

Jendela mobil sengaja dibuka agar Suzy bisa menghirup udara siang Seoul yang segar setelah sembilan jam penerbangan, harus ia akui bahwa udara di Seoul lebih terasa segar dari pada di London ―negara tempat tinggalnya beberapa tahun belakangan ini. Karena alasan tertentu, wanita itu kembali merindukan Negara yang sangat artistik tersebut. Ia merindukan London.

"Ha...."

Belum sempat Suzy mengucapkan kata sapaan, seseorang di seberang telepon sudah memotongnya dengan pertanyaan yang bertubi-tubi dan menggunakan nada yang sangat nyaring, membuat Suzy terpaksa menjauhkan ponselnya dari telinga.

"Kau sudah sampai?"

"Kenapa tidak memintaku untuk menjemputmu?"

"Sekarang kau dimana?"

"Yak! Jawab aku!"

"Aku merindukanmu"

Suzy menghela nafasnya jegah, Ia menekan tombol dan menutup jendela mobil, "Bagaimana bisa aku menjawab, Kau saja bicara tidak ada jedanya" Ucap Suzy dingin.

Wanita di seberang telpon itu tertawa keras, "Maaf sayang, aku terlalu semangat menyambut kepulanganmu"

"Yah, kau memang selalu bersemangat Jiyeon-ah. Seperti biasa"

"Wah, kau juga masih seperti biasa. Sangat mengenalku dan pengertian" Puji Jiyeon, "Kau sekarang sedang dimana? Masih di bandara? Haruskah aku menjemput mu?"

Suzy menggeleng pelan, walaupun Jiyeon tidak bisa melihatnya, "Aku sedang di dalam mobil, sedang dalam perjalanan ke rumah"

"Rumah?"

BACK [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang