sore itu

8 0 0
                                    

Dan merangkulnya untuk jalan ke arah parkiran, saat ini posisi dira dan dio benar-benar sangat dekat

Sekolah sudah sangat sepi karena sekarang sudah pukul 05:12, sekolah sudah di bubarkan sejak satu jam yang lalu, dio dan dira menyusuri koridor sangat hening dio dan dira saling diam dengan pemikirannya masing-masing

"Maaf di gua udah ngerepotin lu" dira membuka suara

"Iya, enggak pa-pa ko" jawab dio dengan seulas senyuman yang dari dulu sangat di rindukan oleh dira,

"Di?" Dio menengok ke arah dira

"Hm?" Dio berdehem

"Lu manis" ucap dira memandang lekat sudut wajah dio dan tersenyum

"Dari dulu kali dir" dio terkekeh menekan telapak tangannya ke wajah dira

"Gua serius dio" dira terkekeh

"Lu masuk ke mobil duluan ya, gua mau ngasihin kunci mobil gua dulu ke supir gua" ucap dio membukakan pintu mobil samping tempat duduk pengemudi

"Gua di belakang aja" jawab dira

"Gua enggak mau di sangka driver taxi" dira terkekeh,
Dira masuk ke dalam mobil dan dio menutup pintu mobil lalu dio berjalan ke arah gerbang, sudah ada supirnya yang berdiri, terlihat dio sedang berbincang sebentar dengan supirnya dan memberikan kunci mobilnya, setelah dio memberikan kuncinya dio langsung lari ke arah mobil dira karena rintik hujan sudah turun

"Sorry lama" ucap dio masuk ke dalam mobil

"Enggak pa-pa kok" jawab dira dengan senyum simpul, mobil dira segera keluar dari sekolah

"Rumah lu masih yang dulu?" Tanya dio

"Iya masih yang dulu" dira mengangguk "masih inget lu?" Tanya dira

"Masih lah ya kali gua lupa" dio terkekeh "jalan anggrek no 45" ucap dio mengucapkan alamat dira

"Ya benar sekali seratus juta rupiah" ucap dira mengikuti gaya bicara host kuis

"Ngelawak mbak?" ledek dio

"Ngeluwak mas" jawab dira

"Entar beli satu ya mbak"ledek dio

"Enggak di jual mas" dira terkekeh

"Yaudah saya beli cinta si mbak nya aja" ucap dio spontan membuat pipi dira merah merona "ehh si mbak nya baper ya"

"Apa sih dio" dira mencubit pinggang dio

"Aduhh" dio meringis mengusap pinggangnya, "si mbak galak nih"

candaan demi candaan di lontarkan, dio dan dira tertawa tidak menghiraukan suara hujan deras di luar sana, tidak terasa mereka sudah sampai di depan rumah dira gerbang segera di bukakan oleh satpam, mobil dira terparkir di halaman depan

"Payung lu di mana dir?" Tanya dio

"Di bawah" jawab dira, dan dio mendapatkannya lalu dio keluar dari mobil membukakan pintu mobil untuk dira dan membantu dira berdiri dan jalan ke dalam rumah

"Non Dira kenapa?" Ucap bi surti kaget

"Enggak pa-pa kok bi" jawab dira

"Bibi buatin sup ya non" dira mengangguk, bi surti segera ke arah dapur

"Dir lu mandi sana terus ganti baju, baju lu udah sedikit basah kena air hujan" ucap dio

"Yaudah lu tunggu sini ya" dio mengangguk

Sepuluh menit setelah dira naik ke kamar nya untuk mandi dan ganti baju, bi surti datang membawa sup

"Loh Non dira kemana den??" Tanya Bi surti heran

"Tadi naik bi, saya suruh mandi dan ganti baju" jawab dio

"Sebentar-sebentar ini bukannya den dio mantannya non dira, yang dulu sering ke sini bawain bunga sama coklat" tebak bi surti

"Iya bi masih inget aja" jawab dio terkekeh

"Non dira kenapa kok luka-luka gitu?" Tanya bi surti heran

"Dia di gebukin sama kakak kelas di gedung belakang sekolah, pas saya lagi jalan liat kejadian itu langsung saya bawa dira ke UKS dan nganter dira pulang" dio menjelaskan secara terperinci

"ohh" bi surti ber-oh- seraya "kasian banget ya den"

Sudah dua puluh menit dio menunggu dira, akhirnya dira selesai mandi dan ganti baju, ia memakai kaus putih dan celana jeans panjang, dira menuruni anak tangga

"Ck,Pelan-pelan dir turunnya" dio berdecak

"Iya perhatian banget dah" dira terkekeh

"Gua pulang dulu ya soalnya abis magrib gua mau pemotretan" jelas dio

"Iya percaya deh model mah" dira terkekeh,lagi

"Apa sih dir" dio terkekeh

"Yaudah yu ke depan" ajak dira

"Iyaa" mereka berdua jalan ke depan

Dear mantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang