Kenakalan tiga gadis remaja ini dimulai saat mereka bertemu pada SMA kelas X lalu, dengan sifat mereka yang sama-sama nakal maka mereka memutuskan untuk membuat geng di sekolah. Mereka juga anak balap serta anak club. Pasti setiap hari di sekolah mereka membuat onar dan jangan tanyakan lagi penampilan mereka di sekolah, ambur-radul. Mereka hanya bertiga, Hana, Jefanya, dan Biru.
Berbeda dari nama orang yang memiliki nama Hana lainnya, Hana yang ini jauh dari ekspektasi orang orang kebanyakan. Suka berkelahi, ikutan balapan liar dan sering berkata kasar itulah Hana yang kita bicarakan sekarang, tapi untungnya dia masih memiliki IQ yang lumayan tinggi di banding kedua temannya.
Begitu juga dengan Jefanya, jangan tertipu dengan suaranya yang lembut, dia suka memalaki adek adek kelasnya dan terkadang juga sering buat masalah dengan kakak kelas, bahkan dia pernah dengan sengaja menabrak mobil kakak kelas yang jadi musuhnya.
Terakhir Biru, dia manusia dengan mulut terpedas sedunia, dia orang nomor satu dalam hal tawuran dan sangat hobi jadi provokator dalam sebuah masalah. Jangan heran, karena otaknya hanya penuh dengan rencana licik, dan dalam urusan bolos belajar dia orang yang tepat untuk ditemui.
Saat jam istirahat ini, mereka pergi ke kantin dan tentunya untuk memalaki adik kelas. Seperti biasa, Jefanya akan memalak anak cewek kelas X yang sedang duduk bersama teman-temannya, sedangkan Biru dan Hana mereka hanya akan mengganggu anak-anak yang lewat di depan mereka tak terkecuali kakak kelas.
"Sini uang lo!" kata Jefanya memukul meja.
"Aku gak punya uang kak".
"Basi! Jangan banyak alasan, kalo gak punya uang ngapain lo ke kantin? Sini uang lo atau gue tonjok lo?" ancam Jefanya, gadis itu tau bahwa ancaman Jefanya tidak main-main, dan gadis itu langsung merogoh saku rok sekolahnya.
"Ini kak" kata gadis itu seraya memberikan uang seratus ribu.
"Segini doang?!" kata Jefanya dan gadis itu mengangguk.
"Yang lain mana?!" ucap Jefanya bringas kepada teman-teman gadis itu, dan mereka memberi Jefanya uang seratus ribuan.
Setelah mendapat uang, Jefanya berjalan ke arah meja Hana dan Biru.
"Dapat berapa lo?" tanya Hana.
"Cuma enam ratus doang njiir".
"Bagi tiga," kata Biru sambil mengunyah mie ayamnya.
"Dua ratus dong dapatnya".
"Lumayan buat ke club ntar malem," kata Hana merebut mie ayam Biru.
"Shit! Mie gue," teriak Biru sok histeris.
"Bagi dikit doang, njir. Pelit amat lo".
"Gue laper banget Han, gara-gara Bu Mely, gue lupa buat pr kimia, trus gue disuruh berdiri di depan kelas dua jam, gue kan jadi gak bisa izin ke kantin, " curahan Biru.
"Halah, lupa atau males? Btw, setiap di sekolah lo ada urusan terus sama guru. Demen banget sih," kata Jefanya.
"Brisik!" ucap Biru seraya melahap mie ayamnya kembali.
Selesai Biru makan seperti biasanya dia mulai nyanyi dengan sangat keras di kantin, dengan suaranya yang super cempreng.
"Bila habis sudah waktu ini, tak lagi berpijak pada duniaaa!!" teriak Biru sambil nyanyi, dan seisi kantin melihat kearah Biru yang sedang duduk santai.
"Ku bahagia kau telah terlahir di duniaaa, dan kau ada di antara milyaran manusia, dan ku bisa dengan radarku menemukan dirimuuu!!" teriaknya lagi.
"Kalau nyanyi tu satu-satu kampret!" protes Hana.
"Diem lo, ganggu gue konser aja," protesnya, lalu datanglah seorang cowok ke tengah-tengah konser Biru.
