Dua

360 92 16
                                    

Gimana kalau vote dulu ✌

Sooyoung POV

Hari mulai gelap.

Usai berberes dan menyusun barang-barangku pada furniture yang tersedia di kost ini. Kamarku cukup luas, aku menghela nafas lega.

Setidaknya Eunkwang tidak mengecewakanku untuk yang satu ini.

Disebelah kiriku terdapat lemari pakaian putih yang tertanam didalam dinding, disebelah kananku yang sedikit luas, terdapat rak kecil tempatku menaruh buku-bukuku, ada beberapa novel yang kubawa sekedar untuk membunuh waktu jika suatu saat aku merasa jenuh.

Tak lupa aku menaruh beberapa pot tanaman kecil di bagian atas rak yang sedikit kosong, lalu menaruh beberapa fotoku.

Fotoku tak banyak, hanya foto dengan nenek, foto saat perpisahan sekolah, dan foto-foto bersama sahabat dekatku.

Aku menghembuskan nafas.

Andai Yerin dan Hayoung berada dikampus yang sama denganku.

Mereka memilih masuk Ewha Women University, aku awalnya berniat masuk sana juga, namun sebagaimana pesan mendiang nenek yang meminta aku kuliah ditempat yang sama dengan Eunkwang agar dia bisa mengawasiku.

Nyatanya, Eunkwang bahkan tidak perduli aku dan malah sibuk berpacaran.

Aku melirik kami bertiga, Aku, Yerin dan Hayoung. Kami tersenyum manis, berlomba siapa yang paling manis. Belum apa-apa aku sudah rindu mereka.

Tiba-tiba pintuku diketuk.

Aku berdiri bermaksud membuka pintu, saat membuka pintu aku disambut senyuman hangat dari seorang gadis muda.

Rambutnya pirang dan lurus, rambutnya terlihat sangat halus dan tidak setebal rambutku, rambutnya sedikit tipis. Dia menyapaku seraya menunduk. Pada tangan kirinya, dia membawa sepiring sedang brownies.

"Annyeong haseyo", ujarnya seraya menunduk.

"Annyeong haseyo" balasku ikutan menunduk dengan sedikit kikuk.

Aku meliriknya sebentar selama kami masih dalam keadaan sama-sama menunduk, hanya satu yang bisa tergambar dari dirinya, Barbie.

Dia Barbie hidup!

Badannya langsing, wajahnya kecil, bibirnya tipis dan sangat merah, aku tidak melihat jejak lipstick, liptint, atau pelembab bibir disana. Itu bibir aslinya.

Suaranya juga manis sekali. Dia punya suara yang sangat lembut. Aku tahu aku punya suara yang serupa, tapi dalam kondisi tertentu aku juga punya suara bulat dan menggelegar seperti tentara korea. Akan tetapi, dia tidak. Suaranya konsisten, aku jamin itu.

Dia tersenyum sangat keibuan. "Namaku Park Chorong." Ujarnya.

Oh jadi ini yang namanya Chorong, seseorang yang menarik hati pemuda tadi. Pemuda itu memiliki selera wanita yang bagus selaras dengan penampilannya yang rapi dan wangi.

"Ah, Ne. Aku Park Sooyoung, Chorong-ssi" balasku.

"Panggil saja, Eonni. Aku sudah mau lulus tahun depan", dia tersenyum lagi.

Aku terdiam sesaat.

Aku tidak pernah punya role model dalam hidupku yang flat ini, tapi sepertinya aku menemukan satu sekarang.

Seorang wanita yang membuatku malu telah dilahirkan didunia. Dia tidak hanya cantik, dia juga punya pesona dan tampak kharismatik juga.

Aku balas tersenyum, lebih tepatnya nyengir. Aku seperti barusan ketemu idolaku. "Baiklah, Chorong Eonni" sahutku.

UNIT 705 (Sungjoy) Slow UpdateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang