Tiga

56.3K 1.6K 8
                                    

Gadis bersurai hitam legam senada dengan iris hitamnya, wajahnya yang terpahat layaknya titisan Dewi Yunani dan tubuhnya yang terlihat sangat sexy itu kini tengah berjalan dengan angkuhnya memasuki gedung perkantoran yang sangat megah. Heavenia Verleon / Ivy, siapa yang tidak mengenal kecantikan dan juga kecerdasan yang dimilikinya.

Ivy disambut dengan hangat oleh para pegawai kantor di tempatnya kini ia berada, Ivy tersenyum hangat sambil melambaikan tangannya sedikit menyapa para karyawan yang tengah berlalu lalang untuk mencari makan siang.

"Selamat siang, Nona Ivy." sapa mereka semua.

"Sudah ku katakan untuk memanggilku Ivy," rengek Ivy seperti anak kecil, dan tingkahnya itu membuat para karyawan tersenyum seraya tertawa kecil melihat keluguan sang Nona adik dari CEO dimana mereka bekerja.

"Maafkan kami Nona, kami tidak bisa melanggar peraturan. Jika Tuan Zerfist mendengarnya kami akan di pecat." jawab salah satu dari mereka sambil menahan tawa kecil.

"Baiklah, aku akan pergi menemuinya dulu. Have a nice day, Everyone." jawab Ivy sambil tersenyum ramah, dan mereka kembali tertawa kecil melihat keceriaan Nona muda mereka.

Ivy memasuki benda kotak persegi dengan pintu berlapis emas itu yang terhubung langsung ke ruangan CEO. Ivy menekan tombol lantai paling atas dan benda kotak persegi itu meluncur dengan cepatnya dan hanya memerlukan waktu 5 detik untuk sampai di lantai teratas.

Ting

Terdengar tanda jika besi kotak persegi itu telah sampai di lantai paling atas, Ivy melangkahkan kaki jenjangnya dengan lembut tanpa mengeluarkan suara. Dilihatnya salah satu sekretaris Zerfist tengah menyambutnya dengan wajah sumringah. Jangan salah, Zerfist memiliki 4 sekretaris untuk membantu pekerjaannya.

"Selamat siang, Nona Ivy. Tuan Zerfist sudah menunggu Anda." sapa sekretaris cantik itu, Ivy kembali memamerkan senyum ramahnya lalu mengangguk.

Di ketuknya pintu ruangan Zerfist, lalu sekretaris cantik bernametag Isabella itu mempersilahkan Ivy masuk. Ivy memasuki ruangan luas itu dan mendapati Zerfist yang tengah duduk di belakang meja kerjanya sambil memainkan wine di gelas kristal di tangannya.

"Terlalu siang untuk mabuk, Kakak." ucap Ivy dengan senyum ramahnya.

Zerfist tidak menjawab, tatapan tajamnya kini hanya tertuju pada wajah cantik sang adik. Zerfist meletakkan gelas kristal itu lalu mendekati Ivy dengan kedua tangannya di masukkan kedalam saku celana. Sudut bibirnya sedikit tertarik ke atas saat lelaki tampan itu sudah berada dihadapan Ivy.

Ivy yang hanya setinggi dagunya itu menaikkan satu alisnya dengan senyum remeh menghiasi wajah cantiknya, Zerfist terkekeh melihat tingkah Ivy yang terkesan berani menatapnya. Zerfist mendekatkan wajahnya dan berbisik di telinga sang adik.

"Ikat rambutmu jika kau tidak mau aku terkam saat ini juga," bisiknya lalu menjauhkan wajahnya dari Ivy, Zerfist sangat sulit mengendalikan diri jika sudah berada di dekat Ivy.

Ivy hanya terkekeh lalu mengikat rambut hitam panjangnya tinggi-tinggi, dan kini ia terlihat semakin sexy dengai pakaian dress biru muda yang mengekspos leher jenjangnya dan pakaiannya hanya setinggi lutut dengan heels yang tidak terlalu tinggi.

"Shit! Kau membuatku terangsang. Aku tidak ingin tahu kau harus bersamaku hari ini, Ivy." ucap Zerfist saat membalikkan tubuhnya dan mendapati Ivy semakin terlihat sexy di matanya.

Ivy mendekat lalu mengalungkan kedua tangannya di leher Zerfist, mengecup bibir lelaki tampan itu singkat sambil berbisik.

"Cepat katakan apa yang harus aku kerjakan sebelum aku membuatmu seperti Spade," bisikan Ivy terdengar sangat sexy di telinga Zerfist.

Brothers Conflict [DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang