Lima

42.3K 1.5K 49
                                    

Hari menjelang sore hari, Zerfist menatap kepergian Ivy yang menggunakan mobil sport milik adik gadisnya itu lewat kamera cctv yang terhubung di laptop miliknya. Zerfist tersenyum miring saat membayangkan apa yang baru saja ia lakukan bersama gadis yang ia cintai itu. Ia tidak sabar untuk pulang kerumah dan mendapatkan tubuh Ivy kembali dibawah kuasanya.

Tidak lama setelah itu terdengar suara ponsel miliknya berdering di atas meja, dengan malas Zerfist mengangkat sambungan telepon itu dan menjawabnya.

"Ku harap ini berita penting, jika tidak ku pastikan kepalamu sudah menjadi pajangan di salah satu koleksi pribadiku." jawab Zerfist dengan penuh ancaman.

"Ma-maafkan saya Tuan. Tapi ini berita penting, Nona Ivy mengalami kecelakaan. Sebuah mobil menghantam mobil Nona Ivy dan hingga menabrak tiang." jawab orang diseberang.

"Apa kau bilang?! Cepat kejar pengemudi itu, dapatkan orang itu hidup-hidup atau kau yang menjadi pengganti kesalahan orang itu!" jawab Zerfist dan langsung saja mematikan sambungan teleponnya, ia mencoba mengatur napasnya untuk berpikir jernih.

Zerfist kembali melihat ponselnya dan menghubungi kedua adiknya.

"Ada apa?!" jawab mereka berdua bersamaan.

"Ivy mengalami kecelakaan, Spade temui Ivy saat ini juga di Romarias Hospital. Dan kau Grim hubungi Daddy sekarang juga. Aku memiliki sedikit urusan dan akan kembali ke mansion 1 jam lagi." jawab Zerfist dengan lantang .

"Shit! Cepatlah cari pelakunya jika gagal aku yang akan menghajarmu, Zerfist!" umpat Grim yang terdengar panik dan langsung saja memutuskan sambungan teleponnya.

"Aku sedang berada di Romarias Hospital, aku akan menunggu Ivy disini." jawab Spade dengan ketenangannya lalu memutuskan sambungan telepon.

Zerfist membuang napasnya lega, ia mengertakan giginya menahan amarahnya yang memuncak. Gadisnya, gadis yang dicintainya di celakai sedemikian rupa. Bahkan dibenaknya saja untuk mencelakai adiknya lagi benar-benar hilang, dan saat ini gadisnya di celakai oleh orang lain membuatnya terbakar amarah. Tetapi, sayangnya ia tidak bisa seperti Grim yang mudah mengeluarkan ekspresi.

Disisi lain Grim mencoba menghubungi ayahnya yang tidak tinggal di mansion yang mereka tempati saat ini. Beberapa kali mencoba sayangnya ayah sialannya itu tidak mengangkat telepon miliknya.

"Apa kau merindukanku, Grim?" tanya suara seorang pria paruh baya yang masih terlihat tampan di usianya yang sudah lebih setengah abad itu.

"Daddy! ya Tuhan, aku menghubungimu sejak tadi!" jawab Grim yang kini histeris.

"Hey, tenangkan dirimu, Mommy mu bisa terserang penyakit jantung jika kau berteriak histeris seperti wanita." jawab Alexander setengah tertawa dan Rosaline yang kini hanya menggelengkan kepalanya.

"Dad, Ivy saat ini mengalami kecelakaan dan aku tidak berniat membalas celotehan mu!" jawab Grim yang saat ini seperti orang gila.

"Apa kau bilang?" kini terlihat jelas raut wajah Alexander dan Rosaline yang memucat.

"Alex, Ivy tidak akan memberitahukan kita tentang keadaannya saat ini. Kita harus langsung menemuinya." ucap Rosaline yang terlihat panik.

"Tenangkan dirimu, Rosa. Kita akan menemuinya setelah mendengar penjelasan dari Grim, okey?" Alexander mencoba menenangkan dan Rosaline hanya mengangguk meski wajahnya masih terlihat panik.

"Ceritakan dengan detail, Grim." ucap Alexander kini dengan wajah dinginnya.

Disisi lain, Spade yang kini sudah mendengar jika ada korban kecelakaan langsung saja bergegas kearah ruang UGD. Terlihat jelas dari luar ruangan Ivy sedang di obati oleh seorang dokter dan para suster. Setelah dokter itu keluar Spade ingin langsung memasuki ruang UGD itu tetapi langkahnya terhenti saat mendengar percakapan Ivy dengan para suster.

Brothers Conflict [DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang