IF 05

79 10 0
                                    

Banyak hal dihidup ini yang tidak kita ketahui.
_______________

Bel panjang telah berbunyi, tanda bagi anak SMA Lucas untuk bubar setelah 8 jam terkurung di dalam gedung yang bernama sekolah tersebut. Satu persatu Siswa(i) keluar dari kelas mereka dan bersileweran di koridor untuk bergegas pulang atau sekedar mengobrol bersama teman-temannya mereka.

Valetta membereskan buku-buku pelajarannya dan bersiap untuk pulang. Tadi setelah ia dan Sarah dari kantin, Raka tidak lagi menganggu ataupun menatapnya aneh. Bahkan setelah istirahat kedua sampai saat ini, Raka tidak terlihat lagi berada di kelas dan itu membuat Valetta bernapas lega karena tidak mendapat gangguan sama sekali.

"Ta gue duluan ya, bokap gue udah nungguin,"kata Sarah mengenakan tas ranselnya.

Letta mengangguk dan tersenyum tipis."Ok, dah!"

Sarah membalasnya dan keluar kelas. Tidak lama Letta juga sudah selesai dari beres-beres bukunya dan mengenakan tas ranselnya. Ia bangkit dan berjalan keluar kelas, tetapi saat ia sudah di depan pintu seseorang menghadang jalannya.

"Lama banget sih keluarnya!"Letta tersentak kaget saat melihat Raka yang berdiri di hadapannya.

"Astaga!"pekik Letta memegang dada sebelah kirinya.

"Kenapa lo kaget? Gue kan bukan hantu,"kata Raka tanpa rasa bersalah.

"Tapi lo ngagetin gue!"dengus Letta.

"Sorry, gue nggak bermaksud. Eng lo pulang naik apa?"tanya Raka melihat wajah Letta yang tidak ingin menatapnya.

"Bukan urusan lo,"jawab Letta datar dan bergeser ingin lewat.

Raka ikut bergeser menghalanginya. "Gue pengen tau!"

Letta memutar bola matanya jengkel."Minggir!"

"Nggak, kasih tau dulu."Raka terus bergeser mengikuti langkah Letta yang ingin lewat.

Letta mengeram kesal karena tidak diberi jalan. Beberapa murid yang masih berada di kelaspun hanya diam saja tidak ingin ikut campur saat Raka menghalangi jalan mereka untuk lewat.

"Lo nggak liat ya orang-orang pada mau lewat?"lirik Letta ke teman-teman kelasnya yang masih berada di kelas.

"Liat, terus?"tanya Raka pura-pura bodoh.

"Ya lo ngalangin jalan,"kata Letta masih mencoba bersabar.

"Ya lewat aja. Susah amat!"balas Raka santai, membuat Letta jengkel.

"Yang susah itu lo! Bukan si Amat! Minggir!"Bentak Letta kehabisan kesabaran.

Raka tertawa."Lo ternyata masih ngegemesin ya Ta!"cubit Raka di pipi Letta gemas.

"Aww, sakit! Lepas!"pekik Letta kesakitan dan memukul-mukul tangan Raka bertubi-tubi.

Raka cengegesan dan melepaskan cubitannya."Iya iya, maaf. Lo ngegemesin sih!"

Letta mendengus dan mengusap-usap pipinya.

"Pulang bareng yuk?!"ajak Raka.

"Nggak mau. Jangan sok akrab deh, minggir!"Letta mendorong tubuh Raka ingin lewat.

"Ta, kalau mau pegang-pegang bilang."Raka memegang pergelangan tangan Letta.

Letta menepis tangan Raka kasar."Siapa juga yang mau pegang-pegang lo! Minggir, gue mau lewat!"

Raka menghelah napas dan mendekatkan wajahnya ke arah Letta.

Letta tersentak dan mundur satu langkah."Lo mau ngapain? Jangan macam-macam ya, gue bisa teriak."ancaman Letta dan melirik orang-orang di sekitarnya yang tidak peduli.

I'm Freak Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang