Suatu hari di Meshach High School...
"Selamat pagi anak - anak. Hari ini kita kedatangan murid baru. Silahkan masuk." kata Pak Tony.
Anak baru itu-pun masuk & memperkenalkan dirinya.
"Selamat pagi semua. Namaku Runako Ibrahim Meshach. Salam kenal."
Murid yang lain berbisik - bisik setelah mengetahui nama Runa.
"Anak - anak. Harap tenang. Runako ini memang putra dari pemilik sekolah ini. Tapi, kalian harus memperlakukannya seperti teman biasa. Di sekolah, tidak ada perlakuan istimewa untuknya. Paham ?" tanya Pak Tony.
"Paham, Pak." jawab para murid serempak.
"Runa, kamu bisa duduk di bangku yang kosong itu." kata Pak Tony sambil menunjuk sebuah bangku.
"Baik,Pak." Runa segera menuju bangku tersebut.
"Hai. Namaku Farell Raihan Wiratama." kata Farell teman sebangku Runa.
"Namaku Runako. Kau anak tunggal dari Keluarga Wiratama kan ? Senang bertemu denganmu." kata Runa.
"Kau mengenal Keluargaku ?"
"Ya. Ayah kita berteman baik."
"Oh. Kalau begitu kita juga pasti bisa berteman baik bukan ?" tanya Farell.
"Tentu." jawab Runa.
Sepulang Sekolah...
"Runa, mau pulang bersamaku ? Kebetulan aku bawa mobil hari ini." ajak Farell.
"Terimakasih. Tidak perlu repot - repot. Aku di jemput." Runa menolak halus.
"Oh begitu. Oke." kata Farell.
"Kau sedang menunggu seseorang ?" tanya Runa.
"Ya."
"Siapa ?"
"Adikku."
"Apa ? Adik ?"
Farell mengangguk.
"Setahuku, Keluarga Wiratama hanya mempunyai anak tunggal. Lalu siapa Adik yang di maksud Farell ?" tanya Runa dalam hati.
"Kak Farell..." panggil seseorang.
Farell & Runa menoleh ke sumber suara.
"Maaf menunggu lama, Kak. Aku piket hari ini." kata gadis tersebut.
"Ya. Tak apa." jawab Farell sambil tersenyum.
"Kak. Dia siapa ?" tanya gadis tersebut.
"Dia teman baruku. Namanya Runako."
"Oh. Namaku Clarissa Azzahra dari kelas XI MIA. Salam kenal." kata Clarissa memperkenalkan dirinya sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan tangan dengan Runako.
"Runako Ibrahim Meshach. Dari kelas XII IIS." Runa membalas uluran tangan Clarissa.
"Apa ? Meshach ? Kakak anak dari pemilik sekolah ini ?" tanya Clarissa.
"Ya." jawab Runa singkat.
"Clarissa ini baru 15 tahun. Kau tahu ? Dia loncat kelas. Seharusnya dia kelas sepuluh sekarang. Tapi karena otak cerdasnya dia langsung kelas sebelas." kata Farell.
"Kakak..." Clarissa tersipu karena pujian kakaknya.
"Ayo pulang, Clarissa." ajak Farell.
"Kak Runa tidak di ajak pulang bersama ?" tanya Clarissa.
"Tadi sudah Kakak ajak. Tapi dia menolak. Dia di jemput katanya." jawab Farell.
"Kak Runa yakin tidak mau pulang bersama kami ? Langit sangat mendung. Sepertinya sebentar lagi akan hujan deras." kata Clarissa.
"Tidak. Lagipula sebentar lagi jemputanku datang."
"Oke. Kalau begitu, ambil ini,Kak." kata Clarissa sambil memberikan sebuah payung berwarna merah pada Runa.
"Untuk apa payung ini ?" tanya Runa bingung.
"Kalau jemputan Kakak belum datang & hujan sudah turun deras. Kakak bisa gunakan payung ini. Nanti Kakak kehujanan. Ayo di terima. Kakak bisa mengembalikannya besok padaku."
"Baiklah. Terimakasih." kata Runa sambil menerima payung tersebut.
Setelah Farell & Clarissa pulang, Runa menunggu jemputannya datang.
"Paman Jeremy kemana sih ? Kenapa lama sekali ?" tanya Runa pada diri sendiri.
"Aku naik Bus saja."
Runa melangkah menuju halte bus terdekat.
Tapi, tiba - tiba hujan turun dengan derasnya.
"Hah..." Runa menghela napas.
Ia membuka payung merah yang tadi di pinjamkan oleh Clarissa.
Dia menggunakan payung merah tersebut dan menuju halte.
Sesampainya di halte, ponsel Runa berdering.
"Hallo ?"
"Hallo. Tuan muda, anda di mana sekarang ? Saya sudah di depan gerbang sekolah."
"Aku di halte bus dekat sekolah. Kenapa Paman lama sekali sih ?"
"Maaf,Tuan. Tadi di perjalanan menuju kemari sangat macet. Lima menit lagi saya akan ke halte. Mohon menunggu."
"Ya. Bauklah." Runa memutus sambungan teleponnya.
Tak lama kemudian, Paman Jeremy datang dan menghampiri Runa.
"Maaf menunggu lama,Tuan. Silahkan." kata Jeremy sambil membukakan pintu mobil untuk Runa.
"Ya. Tak apa."
"Tuan membawa payung ?" tanya Jeremy sambil melirik payung merah yang di pegang Runa.
"Tidak. Seseorang meminjamkannya padaku." jawab Runa.
Merekapun pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Umbrella ( Complete )
Short StoryCinta pada pandangan pertama... Percayakah kalian akan hal itu ???. Bagi seorang Runako, ia mempercayainya. Ia telah jatuh cinta pada pandangan pertama pada seorang gadis yang meminjamkan payung merah padanya. Tetapi... Takdir seolah mempermainkanny...