Chapter 2

73 14 0
                                    



"Assalamualaikum." kata Runa.

"Waalaikumsalam. Kau sudah pulang ? Bgaimana sekolahmu ?" tanya Papanya.

"Tidak ada yang istimewa. Oh iya, aku di sana berteman dengan Farell. Anak tunggal Keluarga Wiratama" jawab Runa.

"Benarkah ? Bagaimana kabar kedua orang tuanya ?"

"Baik - baik saja. Papa.. ada yang ingin Runa tanyakan."

"Apa itu ?"

"Papa tahu Clarissa ? Farell bilang kalau Clarissa itu adalah adikknya. Padahal setahuku, Keluarga Wiratama hanya mempunyai seorang putra tunggal yaitu Farell."

"Clarissa adalah anak angkat mereka. Kenapa kau menanyakannya ?" tanya Papa.

"Tidak apa - apa. Aku hanya bertanya. Kalau begitu Runa permisi." kata Runa sambil meninggalkan ruang kerja Papanya.





Runa menuju kamarnya untuk istirahat.

"Argh.. Kenapa di senyum Clarissa terbayang - bayang di otakku ?" umpat Runa kesal.

Dia selalu mengingat senyum indah Clarissa.





Ke esokkan harinya...



"Hai Runa." sapa Farell

"Hai juga Farell."

Mereka berjalan menuju kelas.

"Farell... Kau tahu bagaimana rasanya jatuh cinta ?"

"Kenapa kau menanyakan hal itu ? Kau sedang jatuh cinta ?" tanya Farell penasaran.

"Sepertinya... Iya." jawab Runa.

"Jatuh cinta itu... Saat jantungmu berdegup kencang bila kau melihatnya. Rindu bila harus berjauhan dengannya. Tapi... Saat dekat dengannya kau malah gugp dan terlihat bodoh. Seperti itulah jatuh cinta." jelas Farell.

"Oh begitu."

"Memang dengan siapa kau jatuh cinta ?"

"Clarissa."

"Hah ? Adikku ?" tanya Farell ta percaya.

Runa mengangguk.



Pelajaranpun di mulai.

Tapi Runa tidak fokus. Ia selalu membayangkan Clarissa.





"Teet... Teet.. " suara bel tanda istirahat.



"Runa ayo ke kantin ! Aku lapar" kata Farell sambil menyentuh perutnya.

Tapi Runa diam saja. Dia masih melamun.

"Runa !!!" panggil Farell sambil mengguncang - guncangkan tubuh temannya.

"Ah ? Farell. Ayo kita ke kantin aku lapar" kata Runa sabil beranjak dari tempat duduknya.

"Kenapa kau melamun ? Ku perhatikan sejak pagi kau melamun". kata Farell.

"Aku ? Melamun ? Mungkin hanya perasaanmu saja." Runa mengelak.

"Memikirkan Clarissa ?" tebak Farell.

Runa menghentikan langkahnya.

"Bagaimana kau tahu ?" tanya Runa.

Farell menghampiri Runa.

"Kau benar - benar mencintainya ?" tanya Farell.

"Ya. Sangat ! Aku mencintainya pada saat pandangan pertama." jawab Runa jujur.

"Aku bisa membuat kalian dekat. Kau mau ?"

"Benarkah ? Tentu aku mau !"

"Tapi ada syaratnya !"

"Apa itu ?" tanya Runa.

"Jangan menyakitinya ! Walaupun dia bukan saudara kandungku, tapi aku sudah menganggapnya seperti adikku sendiri !"

"Jadi benar kalau Clarissa adalah anak tiri ? Tentu aku tidak akan menyakitinya ! Aku sangat mencintainya !"

"Ya. Dia di adopsi saatumurnya 8 tahun. Oke kalau begitu aku akan berbicara pada Clarissa nanti." Kata Farell.

"Serius ? Terima Kasih !"

"Ngomong - ngomong soal Clarissa, apa kau membawa payung merah yang kemarin ia pinjamkan padamu ?" tanya Farell.

"Oh iya ! Aku lupa !" kata Runako sambil menepuk keningnya.

"Besok harus kau bawa ! Kau tahu ? Itu adalah payung kesayangannya !"

"Baik ! Besok akan aku bawa !" kata Runako.



Merekapun ke kantin.

Runa sangat senang karena Farell mendukungnya.







Red Umbrella ( Complete )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang