4. Brother & Sister

34 5 0
                                    

"Aku harus kehutan itu lagi, ya aku harus kesana mengambil kalung itu lagi"

Aku pun bergegas membersihkan diri, lalu setelah selesai aku langsung merebahkan diri di kasur dan memikirkan cara untuk pergi besok.

Terdengar suara Regiz memanggilku dari luar.

"Lascrea hoi, apa kau di dalam?." Untuk apa bocah itu kekamar ku?

"Ya masuk sajalah."

Tumben sekali Regis mau berbicara di kamarku biasanya saja jika tidak ada yang penting dia akan mengajak bicara di luar kamar.

"Hei, Kak apa yang kau lakukan di hutan itu sih sebenarnya?."

Benar saja ada maksud tertentu dia menghampiriku dasar Regis.

"Tidak ada apa-apa aku hanya tergelincir di pinggir bukit, lalu terkena ranting batu dan semut kecil yang menggitku." Semoga dia percaya pasalya Regiz sangat sulit di bohongi.

"Aku tak percaya, kau selalu saja berbohong Lascrea." Dia pun memutarkan bola matanya laku menatapku kesal. "Lascrea beritahu saja aku tidak akan bilang pada Ibu."
Sambungnya lagi.

"Sungguh?." Dia pun menatapku penuh harap.

"Yaya aku bersungguh kakak ku yang cantik." Begini sudah jika ada maunya.

"Baiklah dengarkan baik-baik tak ada pengulangan."

Aku menceritakan semuanya. Dan ekpresi Regis benar-benar menunjukan kalaudia terkejut, dia juga sangat memlerhatikan.

"Dan sudah aku pulang dengan babak belur begini, bagaimana keren bukan? hahaha"

"Lascrea sungguh kau sudah gila benar-benar gilaaa!, kau bisa saja mati dan jika kau mati aku tidak bisa lagi mengerjai mu dengan mengambil baju mu di lemari dan mengunting-guntingnya, aku juga tidak bisa menambahkan garam dan gula di makan--." Astaga jadi selama ini yang menggunting bajuku membuat makanan ku rasanya tak karuan adalah Regis si bocah gila dan tengil.

"Astagaa Regis kau ku pecat jadi adik, kau benar-benar gila, jadi selama ini kau adalah biang keroknya"

Aku pun menatapnya garang dan dia hanya meringis.

"Oke-oke maafkan Lascrea, tapi kau jangan sampai mati jika kau ingin dapat penghargaan sebagai kakak terbodoh di dunia hahaha." Lalu Regiz berlari keluar kamar ketika aku ingin memukulnya.

"REGIZZZZZ!!! Kemari kau anak nakal." Aku pun keluar dari kamar dan memyusulnya lalu aku menemukannya sedang meringkuk di badan Ibu.

"Aaa Ibu kakak ingin menjualku ke penangkaran buaya." Ucapnya dengan muka ter bodohnya, astaga sungguh rasanya aku ingin menyeburkan nya kesungai ikan piranha.

"Tidak Bu dia berbohong." Aku pun membela diri.

"Regiz kau kebiasaan sekali menggangu Lascrea." Ibu menatap Regis dan memperingatkan, hahaha rasakan itu bocah nakal.

"Kemarilah Lascrea." Ujar Ibu seraya menggerakan tangan memanggilku.

Aku pun menghampiri Ibu lalu duduk di sebelahnya dengan manis, tunggu bukan aku yang manis tapi duduk dengan manis.

"Apa semua lukamu sudah sembuh?"
Ibu saat ini sedang merajut sebuah sarung tangan yang biasa di gunankan untuk memasak karena yang lama sudah rusak.

"Yap. Ini sudah sembuh Bu, berkat ramuan yang kau berikan Bu." Ya ibu membrikan ku sebuah ramua yang sangat bagus aku tidak tahu terbuat dari apa tapi dia dapat menghilangkan lebam-lebam dengan cepat.

Ibuku keren bukan?

"Tapi bibirmu sedikit membengkak"
Ibu menyentuh bibirku, ya bibirku ini terkena bebatuan saat di banting oleh monster bodoh itu.

LASCREATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang