one: Aneh 1

25 10 0
                                    


"ELISIA!" panggil perempuan paruh baya yang dari tadi membanting penggarisnya ke arah meja coklat yang di duduki gadis berambut pirang. Yang dengan nikmatnya masih melamun sendirian.

Perempuan paruh baya itu sekitar berusia 45 tahunan. Yang sebentar lagi mungkin pensiun.

Namanya Bu Ati. Yang biasa dipanggil anak SMA Pramudi ialah Bu Hati. Bu Ati awalnya sedang menjelaskan tentang pelajaran namun terhenti karena melihat disisi tembok ada gadis yang malah asyik sendiri dalam tulisannya. Ya. Gadis itu adalah Elisia. Yang memiliki rambut pirang dan mata bulat bewarna biru terang. Dia keturunan inggris dan korea. Namun tinggal didaerah jakarta negara indonesia.

"Elisia...!!" Bu Ati kali ini menambah oktaf suaranya yang awalnya berulang kali memanggil dengan suara agak pelan.

"kamu budeg ya?!" tanya Bu Ati
menyelidik takut anak didiknya punya kelainan pendengaran mangkanya gak dengar. "Elisia............!!!"

Nihil. Elisia tetap tidak mendengar membuat Bu Ati mati kelabakan. Murid-murid yang melihat aksi ibu-anak yang tidak ujung selesai akhirnya satu anak berkoar untuk memberikan sebuah ide.

"kerjain dia aja bu... pake air merah sama pisau. Dia paling takut sama itu. Tar juga sadar dia." Kata cowol yang berada tak jauh dari hadapan Bu Ati.

Bu Ati justru tidak menerima ide tersebut. Pasalnya; 1. Tidak boleh membawa senjata tajam. 2. Tidak boleh jailin murid didiknya. Mungkin peraturan yang kedua di atur oleh dirinya sendiri.
"gak----"

Tiba-tiba saja suara teriakan seseorang membuat semua langsung mengarah pada suara bising tersebut.

"Aaaaaaa.... ibu... semuanya... ada berita... kalau kepala sekolah dan istrinya meninggal dunia!!" kata gadis didepan pintu dengan paniknya.

Semua langsung menuju dimana sumber berita kematian kepala sekolah itu berada. Bu Ati yang dengan paniknya langsung melempar penggarisnya begitu saja sampai mengenai kepala kecil Elisia.

Elisia meringis sebentar lalu matanya mengarah pada kelas yang sudah sepi entah kemana penghuninya. "lah... pada kemana nih?"

Elisia Wirtolet Velia. Yang memiliki paras cantik dan anggun. Memiliki hidung mancung seperti orang inggris kebanyakan. Memiliki mata yang indah. Mulut yang sangat kecil bila tersenyum. Kulit putih bagai artis korea yang lagi top sekarang. Memiliki keturunan inggris dan korea merupakan sesuatu anugrah tersendiri. Dan juga memiliki kedua kakak yang sangat amat tampan. Siapa lagi kalau bukan Aldi dan Athan. Kakak yang dia sayangi kedua setelah orang tuanya.

"sssstttt..." desis seseorang dari arah belakang. Elisia bisa merasakan namun saat dilihat kesekitar tidak ada siapapun selain suara angin yang berhembus.

"sssssstt..." Elisia yang merasa terganggu akhirnya ngedumel sendiri.

"eh lo! Yang suka banget desis dan bikin takut orang! Munculin lobang idung lo deh... gak usah sembunyi gitu. Gue gak takut, gue udah kebal. Sorry aja deh!"

"eli...sia... elis..." panggil orang yang tidak tahu bentuknya dengan nada bernyanyi. Elisia yang sudah kekeuh tidak takut hanya diam sambil terus menulis tidak jelas.

pembunuh!

pembunuh!

Elisia mengerutkan kening bingung. Tulisan yang awalnya hanya garis tidak jelas berubah menjadi tulisan beraturan. Yang isinya menuliskan pembunuh.

"lama-lama otak gue gak beres deh." Katanya yang menjurus ke dirinya sendiri. Elisia tidak menghiraukan tulisan-tulisan tidak jelas. Dan melanjutkan aktifitasnya kembali. Corat-coret.

"pembunuh tetaplah pembunuh!" bisik seseorang pada telinga Elisia. Membuat Elisia kembali menautkan alisnya.

Pasti ada yang salah sama telinga gue. Gumamnya dalam hati. Setelah itu merapikan bukunya dan beranjak keluar kelas mencari keberadaan teman-temannya.

*******

525 kata :V

Chapter selanjutnya insaallah lebih dari 500 :v

Tbc

Closed EyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang