***
Happy Reading...
***
Rose menatap Mark yang sedang membersihkan kakinya, ini sudah hampir satu minggu Mark melakukan itu. Pemuda itu tak membiarkannya menginjak lantai, bahkan saat Rose akan mandi pun Mark akan mengantarkannya dan kembali membawa Rose setelah gadis itu selesai.
"Mark aku ingin minum."
Mark mengangguk, ia menyelesaikan dulu mengobati kaki Rose kemudian beranjak.
Rose menatap punggung Mark yang mulai menjauh, pemuda itu tak pernah mengeluh saat ia meminta apapun padanya. Dia memang tak banyak bicara, tapi caranya bersikap tak sedingin kelihatannya. Dia sangat penyayang dan penyabar. Tanpa sadar Rose tersenyum, tapi kemudian senyumannya pudar saat teringat perkataan orangtuanya. Ia mengalihkan pandangannya pada televisi yang sedang menayangkan sebuah drama, hanya sekedar menghilangkan beban dalam pikirannya.
Puk
Rose mengalihkan pandangan pada pangkuannya yang tiba-tiba berat. Ia tersenyum tipis saat melihat kepala Mark disana. Pemuda itu akhir-akhir ini memang sangat senang melakukannya.
"Lelah?."
Mark tak menjawab, ia malah memiringkan badan sambil menyerukan kepalanya di perut Rose.
Rose terkekeh pelan, ia mengusak puncak kepala Mark sesaat, sementara tangan lainnya menggapai segelas air yang dibawakan Mark.
"Apa Jennie datang?." tanya Mark.
Rose mengangguk sambil bergumam. "Bersama Jaebum sunbae. Mereka malah pacaran dan mengabaikanku." lapornya, ia mengerucutkan bibir saat mengingat bagaimana seharian ini ia diabaikan dua mahkluk yang selalu kasmaran itu.
Mark terkekeh, ia membenarkan kepalanya lagi untuk menatap Rose. "Menyebalkan?."
Rose mengangguk. "Aku tidak mau mereka berdua lagi. Kalau Jennie ya harus Jennie saja. Jaebum sunbae menyebalkan."
Mark tersenyum. "Baiklah. Aku akan memarahinya nanti."
Rose mengangguk antusias. "Iya aku setuju. Marahi mereka."
Mark tertawa, tangannya terangkat mengelus pipi Rose beberapa saat. Pipi Rose bersemu, bahkan dadanya berdebar sangat kencang, ia mengalihkan pandangannya kembali pada televisi. Menatap Mark lebih lama, bahaya untuk kesehatan jantungnya.
Mark menarik tangannya kemudian kembali menyerukan kepala di perut Rose. "Aku lelah."
"Pekerjaanmu banyak?." tanya Rose disela rasa gugupnya.
Mark mengangguk.
"Tidurlah." Rose menyandarkan punggungnya kesandaran kursi, sementara sebelah tangannya mengelus puncak kepala Mark. Perlahan nafas Mark mulai teratur, menandakan pemuda itu telah masuk ke alam mimpinya. Rose menatap Mark dalam diam. Pikirannya dipenuhi berbagai pertanyaan, salah satunya. Apakah mereka akan bahagia jika bersama?.
***
Rose memasuki kamar Mark, ia berjalan pelan menuju tempat tidur. Tak peduli jika Mark mengomel saat melihatnya berjalan. Ia hanya merasa aneh pada Mark, Tak biasanya pemuda itu tidur hingga siang seperti ini. Sepertinya dia sangat lelah, ia mengurusi banyak hal. Pekerjaan, kuliah dan ditambah lagi pemuda itu mengurusinya.
Rose menatap Mark yang masih tidur dengan tenang. Tangannya terulur merapihkan poni yang menutupi kening pemuda itu. Kemudian turun mengelus pipi kirinya. Mark... Bangun. Ucap Rose dalam hati. Ia tak tega membangunkan pemuda itu.
Rose menghela nafas, saat ia hendak menarik tangannya ternyata tangan lain lebih dulu menarik tangan itu.
"Mark...."
KAMU SEDANG MEMBACA
HOUSEMATE [Complete]
Fanfiction[Status Lengkap: untuk itu saya berharap kalian sudi memberikan vote disetiap part sebagai bentuk menghargai jerih payah saya dalam menulis] [HOUSEMATE] Rose, seorang gadis manja. Ia dititipkan pada orangtua Mark karena orangtua-nya harus kembali ke...