Karena gak ada yang ikut projeknya jadi sekarang aku post aja endingnya ya....
Hihi
***
Happy Reading...
***
Mark memeluk Rose yang masih menangis dalam pelukannya. Sepeninggal Nyonya Tuan yang kembali beristirahat, Rose masih saja menangis. Ia tak menduga ini akan terjadi, bagaimana mungkin? Saat mereka merasa semuanya sudah baik-baik saja, justru hal yang tak pernah mereka pikirkan ini malah terjadi?.
"Mark...."
"Tenang Baby, semuanya akan baik-baik saja." bisik Mark.
"Tapi Mark...."
Mark meraih wajah Rose dengan kedua tangannya, menatapnya dengan lembut. "Percayalah padaku. Aku tak akan kemanapun. Aku akan disini, bersamamu."
"Mark...."
Mark menggeleng. "No Baby... Please don't cry."
Rose mulai menghentikan tangisannya seiring dengan usapan lembut daru ibu jari milik Mark di pipinya.
"Aku akan disini. Bersamamu. Jika aku pergi, maka kau juga. Kita akan tetap bersama Baby." Mark mematap Rose, meyakinkan gadisnya itu. "Kau percaya padaku?."
Rose mengangguk kecil. Ia kembali masuk dalam dekapan Mark. Ia sungguh tak ingin berpisah dengan Mark, mereka telah terbiasa bersama, makan bersama, pergi bersama, melewati waktu bersama, bahkan mereka berbagi ruang yang sama.
Ponsel Mark berdering menampakkan nama Jaebum disana. Mark segera menjawab panggilan itu selagi Rose masih sedikit terisak di pelukannya.
"Ya Jae."
"Orangtua Jinyoung datang padaku." suara datar Jaebum terdengar. "KENAPA MARK? KENAPA KAU MELEPASKANNYA LAGI? AKU SUDAH BERUSAHA MEMENJARAKANNYA DAN KAU MEMBEBASKANNYA? MARK!!! APA KAU GILA?."
"Sudahlah Jae. Tak ada gunanya. Lebih baik dia di obati daripada dipenjarakan. Apa yang mereka katakan?."
Dari sebrang juga terdengar suara sayup-sayup seseorang yang menenangkan Jaebum. Mungkin orangtuanya dan juga Jennie.
"Mereka meminta maaf padaku, mereka sangat malu bertemu langsung denganmu lagi." ujar Jaebum dengan sedikit lebih tenang.
Mark dan Jinyoung memang bersaudara, tapi semenjak satu setengah tahun lalu Mark tidak pernah berhubungan lagi dengan mereka. Tapatnya, mereka memutuskan kontak dengan alasan malu dengan apa yang telah terjadi.
Mark hanya bergumam.
"Dia akan pergi ke Jepang besok."
Mark bergumam lagi. "Syukurlah."
Jaebum terdiam sejenak. "Mark... Apa terjadi sesuatu? Tadi aku rasa mendengar suara Rose yang menangis."
Mark menghela nafas. "Iya, tapi kami baik-baik saja Jae."
"Aku dan Jennie akan kesana."
"Tidak Jae jangan sekarang."
"Kenapa? Kau menyembunyikan sesuatu Mark?."
"Tidak."
"Kau berbohong Mark."
"Tidak."
"Aku sangat mengenalmu."
"Sudah Jae. Nanti aku kabari lagi. Bye."
Mark mengakhiri panggilan itu sepihak sebelum Jaebum kembali berteriak dan memarahiny lagi. Bersyukur Jaebum selalu menurut saat ia ingin sendiri ia tak akan pernah datang walaupun dia ingin. Jadi, ia tak perlu mengkhawatirkan apapun sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOUSEMATE [Complete]
Fanfiction[Status Lengkap: untuk itu saya berharap kalian sudi memberikan vote disetiap part sebagai bentuk menghargai jerih payah saya dalam menulis] [HOUSEMATE] Rose, seorang gadis manja. Ia dititipkan pada orangtua Mark karena orangtua-nya harus kembali ke...