Bagian 8

6 3 0
                                    

*

*

*
Author POV

Di sebuah kamar tampak seorang gadis sedang memerhatikan laptop didepannya.
Lebih tepatnya menonton anime Naruto kesukaannya,bagian seri terakhir yang berjudul Naruto shippuden.

"Sialan tu Kaguya,perasaan susah banget ngalahinnya" dumel Reena.

"Yah, Obito, Sakura-chan bertahan dikit lagi. Sasuke-kun udah ketemu.
Kyaa.. Sasuke-kun sama Sakura-chan so sweet banget"teriak Reena tidak jelas saat adegan pair anime tersebut sedang berpelukan.

Gadis yang dimaksud tadi adalah Reena. Kebiasaannya dirumah hanya menonton anime.

Padahal di sekolah dia adalah gadis pendiam dan misterius, tapi jika dirumah dan sudah dihadapkan dengan anime kesukaannya dia akan berubah menjadi power rangers..
Eh maksud saya berubah 180 derajat jadi orang yang suka teriak-teriak gaje hehe.

"Kya.. Naruto hajar ter-"

Teriakan Reena pun terputus, saat terdengar alunan lagu the chainsmokers ft. Coldplay yang berjudul something just like this dari ponselnya.

She said what you wanna go?
That what you wanna risk
I'm not looking for somebody
With some superhuman gifts
Some superhero
Some fairytale bliss
Just something I can turn to
Somebody I can kiss...

"Siapa sih yang nelfon, ganggu orang aja" gerutu Reena sambil mengangkat telfonnya tanpa melihat siapa yang memanggil.

Klik

"Halo.." ucap Reena dengan malas malasan.

"Halo.. sayang, ini mama" jawab si penelefon.

Reena pun yang mendengar suara seseorang yang telah lama tak menghubunginya hanya terdiam dengan tatapan kosong.

"Halo,.. sayang, kamu denger mama kan?" tanya si penelfon yaitu ibu Reena.

"Ekhm,, iya ma" jawab Reena dengan suara tercekat.

"Sayang gimana keadaan kamu"

"Oh, mama masih inget sama Reena?
Kemarin kemana aja ma?" tanya Reena dengan suara parau dan menahan tangis.

"Mama udah hampir setahun nggak ngabarin Reena. Setelah kepergian kakak, mama sama papa pergi gitu aja, seolah mama udah nggak punya tanggung jawab disini" ucap Reena tanpa bisa menahan tangisnya lagi.

"Sa-sayang mama bisa jel-" ucap ibu Reena terputus dengan suara seraknya.

"Mau jelasin apalagi ma?
Mau ngomong kalau mama butuh nenangin diri atas kepergian kakak?
Udah basi ma, harusnya mama tau, bukan mama aja yang kehilangan kakak.
Aku juga ma, aku disini lebih sakit ma.. sakit.." ucap Reena dengan suara seraknya.

"Sayang,. maafin mama" ucap ibunya dengan sesenggukan.

"Dia, kak Devan, dia yang udah nemenin Reena dari dulu. Cuma kak Devan yang selalu ada buat Reena. Dan mama, mama sama papa aja jarang dirumah. Bahkan bisa dihitung berapa kali kita ketemu saat dirumah" ucap Reena dan menjedanya sebentar.

"Terus saat kak Devan pergi, mama ngerasa jadi orang paling sedih sedunia?
Haha,,, mudah banget ya buat mama? Mudah banget buat ikutan sedih dan akhirnya pergi lagi tanpa mau tau kalau Reena disini juga butuh mama" ucap Reena dengan air mata yang tidak mau berhenti mengalir dari kedua matanya.

"Reena, bukan gitu.. maafin mama sayang"

"Gampang banget ya, mama minta maaf" ucap Reena dan menjedanya sebentar.

"Ma... maaf banget, untuk saat ini jangan hubungin Reena dulu. Bukannya Reena benci mama tapi Reena cuma kecewa. Reena pengen mama sadar, kalau disini juga ada Reena. Aku juga pengen mama sama papa nggak ngulangin lagi kesalahan kalian sama Reena...
Reena sayang kalian" Ucap Reena dan mengakhiri sambungan telefonnya tanpa menunggu sang ibu menjawab perkataannya.

Hiks.. hiks...
Tangis Reena pun bertambah pilu setelah mengakhiri panggilan tadi.

"Ma.. please, sadar kalau Reena butuh mama, Reena cuma pengen ada mama sama papa di sisa hidup Reena ini" lirih Reena dan akhirnya menutup mata menuju alam mimpi karena terlalu lama menangis.











Bersambung...


Kya.. chapter ini drama banget
Aduh, pengennya bikin sedih dikit, tapi malah jadinya begini..
Malik juga sengaja nggak aku keluarin, mungkin chapter depan kali ya 😊

Jangan lupa vomment ya 😊

Closer and LeaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang