Bagian 5

15 4 0
                                    


*

*

*

Di sebuah kamar dalam rumah milik keluarga Andromeda.
Terdengar petikan gitar dan suara merdu milik seorang laki-laki yang sedang melamun.

Jreng.. jreng..

Matamu melemahkanku
Saat pertama kali ku lihatmu
Dan jujur ku tak pernah merasa
Ku tak pernah merasa begini,

Oh mungkin inikah cinta
Pandangan yang pertama
Karena apa yang ku rasa ini tak biasa
Jika benar ini cinta
Mulai dari mana
Oh dari mana

Dari matamu matamu
Ku mulai jatuh cinta
Ku melihat-melihat
Ada bayangan
Dari mata kau buatku jatuh
Jatuh terus jatuh ke hatimu...

Petikan gitar pun berhenti, namun tak juga membuatnya berhenti dari lamunannya.
Malah semakin tenggelam dan membuatnya kadang tertawa, dan tiba-tiba mengacak rambutnya sendiri.

Malik POV

Entah kenapa gue jadi kepikiran sama cewek kemarin.
Gue juga nggak tau kenapa, padahal gue nggak pernah yang namanya godain cewek, tapi kalo sama dia gue ngerasa beda, jadi lebih terbuka.

Yang biasanya gue di godain dan cuma gue bales senyum. Tapi kemarin gue yang godain guys.... catet, gue yang godain cewek
Jangan-jangan gue suka lagi sama tu cewek...

"Ah, jadi bingung gue" ucapku sambil mengacak rambut.

"MALIKKKKAAA" teriak seseorang yang sudah sangat ku kenal.

"Apaan sih Le, berisik tau nggak. Ganggu gue aja" ucapku sinis.

"We... sensi amat pak, lagi pms ye" sindir Leo padaku.

"Alah bacot lo..   udah dari kapan lo disini"

"Dari negara Indonesia ini belum merdeka
gue mah selalu setia nungguin lo dari lo bengong, ketawa sendirian, sampe lo ngacak-ngacak rambut lo nggak jelas,
Kenapa nggak sekalian lo acak aja tuh muka lo yang ganteng, biar fansgirl lo bubar semua.. hahaha" ucap Leo sambil berlari keluar kamar.

"LEO KRIPIK KENTANGGGG...
sialan lo..." teriakku dari dalam kamar.

Oh iya, jangan bingung. Leo emang sering main ke sini, bahkan udah kenal banget sama keluarga gue. Apalagi sama mama papa, dia mah udah nganggep mereka kaya orang tua sendiri begitupun sebaliknya.
Udah lah nggak usah bahas Leo,  lagi males gue. Mending gue makan nano-nano aja.

**

"Ma.. nano nanonya Malik mana? Kok dikulkas nggak ada?" Teriakku sambil melihat-lihat ke dalam kulkas.

"Apaan sih Lik? Nggak usah teriak-teriak bisa kan?" kata mama yang juga dengan teriak.

"Lah itu, mama aja teriak-teriak"

"Eh, emang iya? Kayaknya mama nggak teriak deh"

"Dasar mama pikun" gerutuku yang masih bisa didengar mama.

"Heh, bilang apa tadi kamu? Mau mama potong uang jajannya?" Ucap mama sambil berkacak pinggang.

"Eh, enggak ma. Orang Malik aja tadi bilang mama itu orang tercantik dan terketjeh didunia"

"Eh makasih, mama emang dari dulu udah cantik, hehe.. besok mama tambah uang jajannya yah? Oh iya nano-nano kamu kan udah abis, mama lupa belinya" Ucap mama sambil tertawa-tawa dan berlalu pergi.

Closer and LeaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang