03 - Rayuan

19 2 2
                                    

•••••

Zefran tersenyum, "aku hanya mengambil warna kesukaan calon istriku. Salahkah itu?"

Jessie terdiam. Calon istriku. Kata itu sukses membuatnya mengukir senyum tipis. Zefran mengetahui warna warna kesukaannya. Tapi dengan segera dia menutupi senyumnya itu dengan wajah datarnya.

"baiklah. Sekarang saya tengah menggambarkan desainnya. Jadi jangan ganggu saya untuk sementara waktu" lalu Jessie beranjak pergi dari hadapan Zefran.

Sementara Zefran hanya tersenyum miring. Wanitanya terlalu sibuk bekerja. Ya meskipun itu untuk pernikahan mereka. Tapi tidak bisakah Jessue menemani calon suaminya sebentar? Dan tidak sibuk dengan pernikahan mereka?

Zefran mengamati gerak gerik Jessie terus menerus. Menahan kantuk yang mulai meraja lela karna saking bosannya. Zefran berpikir keras untuk menghilangkan kebosanannya. Ide brilian datang secara tiba-tiba ke otaknya. Mungkin ide ini cukup untuk menghilangkan kebosanannya.

-Jessie-

'aku hanya mengambil warna kesukaan calon istriku'

Cih. Dia pikir gombalannya itu akan mempengaruhiku? Aku tak pernah terpengaruh dengan rayuan receh seperti itu. Calon istriku. Umm... Aku menyukainya. Eh?!

Aku hanya...

Tidak maksudku...

Aku...

MENYEBALKAN! Aku hanya menyukai 2 kata itu. Dia terlihat manis saat mengatakannya. Ternyata laki-laki tidak berhati kayak dia bisa mengatakan hal-hal manis. Hei! Kau sudah move on Jessie. Berhenti bilang dia manis. Tapi dia memang manis. Aakh. Aku gagal move on kalau gini.

"Bekerja sambil tersenyum sendiri heh? Sudah minum obat? "

"HA?! "

Pria ini. Kenapa dia selalu saja membuatku kaget? Kenapa dia selalu mucul secara tiba-tiba dihadapanku? Kenapa dia ingin mengganguku? Kenapa dia menyebalkan dan juga manis dalam saat bersamaan? Akh!

"aku? Tersenyum? Sendiri? Kurasa penglihatanmu rusak"

Stay cool. Jangan seperti fangirl. Dia bukan seorang idol. Tapi dia memang tampan seperti idol. Jessia! Cukup! Hentikan memujinya seperti orang bodoh!

"apa? Aku tak salah dengarkan? "

Kenapa dia bertanya? Apa aku salah kata? Tidak. Kata kataku tidak ada yang salah. Tapi kenapa dia bertanya? Aish. Tidak bisakah aku berhenti bermonolog?

"kau bilang aku-kamu? Bukan saya-anda? Aku-kamu? "

Ha? Benarkah? Keceplosan dong.Waw. tapi kan sebagai calon istrinya apa aku harus menggunakan bahasa formal? Tidakkan. Aku boleh memakai bahasa sehari-hari kan. Apa itu salah? Gak ah. Lagian dia yang nyuruh agar ga formal kalau bicara. Huh!

"Yaudah. Saya--"

"tidak! Tidak sama sekali! Itu benar! Gunakan bahasa informal denganku. Aku tidak menyukai bahasa formalmu. Seakan aku adalah bosmu. Padahal aku adalah calon suamimu. "

What the--

Kenapa dia bicara panjang lebar? Tanpa rem? Tanpa mengambil nafas. Dan kenapa aku baru sadar kalau aku hanya berjarak beberapa senti dengannya. Ini terlalu dekat Jessie. Menjauh Jessie! Ini tidak baik untuk kesehatan jantungmu! Ku peringatkan kau menjauh sebelum dia sadar kalau wajahnya sedekat ini!

"Jessie" panggilnya tiba-tiba

"Y... Ya? "

Kenapa aku harus terbata-bata? Tak bisakah kau menjauh Zefran? Wangi mint mulutmu membuatku lengah. Sejak kapan kau mengunyah permen rasa mint? Oh sebentar. Kenapa sekarang wajahku terasa panas sekali? Astaga...

"Tumben sekali kau tak mendorongku. Padahal jarak kita sangat dekat."

Eh iya juga ya. Kenapa aku tidak mendorong dia? Ih  kesal. Tentu saja aku kesal dengannya. Tanpa aba-aba langsung saja aku menghantam kepalanya dengan kepalaku. Asal kau tahu saja, kepalaku ini sekeras baja. Mampus kau.

"Akh.. Sakit"

Eh? Sakit? Emang keras banget ya? Aku rasa tidak terlalu keras. Kalau keras ya jidatku pasti sakit juga. Tapi jidatku baik baik aja. Gak separah dia responnya. Atau emang jidatku terlalu keras?

Idih. Ampe guling-guling gitu. Kan gak lucu ntar masuk berita 'seseorang menyeruduk calon suaminya karna hanya berjarak sangat dekat'. Gak elit banget judulnya.

"Zefran sakit banget ya? So... Sorry, ampe guling-guling gitu."

Aku memegang jidatnya yang entah mengapa terlihat memerah. Ini kepalanya aja yang kelunakan, bukan kepalaku yang kekerasan. Duh ini gimanaaaaa?? Semoga aja jidatnya Zefran baik-baik aja. Gimana nih suoaya ga sakit lagi?? huaaaa!!!

Eh bentar, seingatku saat kepalaku kebentur, mama ngusap sambil niup niup gitu. Dan sakitnya juga berkurang. Berarti aku juga harus mengusap dan meniup jidatnya Zefran yang merah. Ih ga mauuu. Eh tapi kasian. Coba aja deh. Semoga sakitnya berkurang.

"Ampe merah gitu. Sakit ya?"

Lah ini kenapa diam? Sakit banget ya berarti ampe diam gitu. Astaga, takut kenapa-napa ini. Kok jadi parno sendiri? Ya iyalah. Pertama kali bikin anak orang kesakitan gini ya aku jadi parno. Tiup terus. Usap terus. Hilang dong sakitnya.

"IH ABANG NGAPAIN?!!"

-Zefran-

"Tumben sekali kau tak mendorongku. Padahal jarak kita sangat dekat."

Wajahnya terlihat menggemaskan jika dilihat dengan jarak dekat seperti ini. Dan sumpah demi apapun aku tidak tahan untuk tidak menggodanya. Menggoda gadis di hadapanku ini menjadi hobi baru bagiku. Lihat wajahnya itu, menggemaskan.

Tiba-tiba saja kepala gadis itu mendekat. Dan tanpa babibu, kepalanya langsung mengenai kepalaku. Dan kepalanya sangat keras astaga.

"Akh... Sakit"

Gimana gak sakit? Rasanya seperti baru saja di jatuhkan buah kelapa. Sakit gais. Tapi sekarang sakitnya udah mendingan. Melihat raut wajah bersalahnya Jeseie membuatku jadi ingin menggodanya lebih lama lagi. Sudah ku bilangkan, menggoda Jessie adalah hobi baru bagiku. Jadi aku guling-guling sambil megangin jidat pura-pura nahan sakit.

"Zefran sakit banget ya? So... Sorry, ampe guling-guling gitu."

Nak kan, dia khawatir. Pas dia ngedekat ya aku duduk sambil gosokin jidat pake tangan biar keliatan merah banget. Tiba-tiba tangannya menyentuk jidatku. Wajahnya sangat terlihat khawatir. Dari jarak yang bahkan lebih dekat dari yang tadi, aku dapat menghirup aroma parfumnya. Aroma Vanilla yang menjadi kesukaanku sejak tamat SMA.

Jessie mengusap pelan lalu meniup-niup jidatku dan mengipasnya. Bahkan aroma nafasnya seperti aroma buah-buahan. Segar. Dan aku menyukainya. Aku sangat menyukai aroma tubuhnya.

"Ampe merah gitu. Sakitnya?"

Sadar gak sih dia kalau jarak kita itu terlalu dekat. Sadar gak dia kalau tubuh kita udah mepet banget? Orang yang liat bisa salah paham ini. Eh tapi ga apa juga sih kan bentar lagi mau nikah jadi wajar dong.

Tapi Jessie benci banget sama lo Zef. Mending sekarang lo menjauh dari dia
Oke Zefran kecil di otakku sudah memberikan peringatan jadi lebih baik acara ini di hentikan dulu

"IH ABANG NGAPAIN?!!"

BRAK!

EH? APA? ITU APA? SUARA SIAPA?

Eh itu bunyi apa? Kok lemarinya goyang? Eh Jessie kemana? Kok tiduran di sana? Eh? Tiduran? Oh tidak! JESSIE!

-Fon-

Mohon dukungan, kritik dan sarannya man teman.

Old LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang