04 - Jatuh

25 4 6
                                    

•••••

Zefran membaringkan tubuh Jessie dengam perlahan. Melepaskan sepatunya dan menutupi tubuh itu dengan selimut. Meli mendekatkan minyak kayu putih ke indra penciuman anaknya. Berharap agar Jessie segera bangun dari pingsannya.

Yap. Jessie tak sadarkan diri setelah didorong oleh Zefran setelah mendengar suara bak geledek itu. Kepala belakang Jessie terbentur lantai dan menyebabkannya tak sadarkan diri. Dan pemilik suara itu adalah Ananda Cardio. Adik perempuan dari seorang Zefran Cardio.

Dan sekarang Ananda Cardio alias Ana tengah mendapat kuliah panas dari Sarah. Sepanas bara api nan membara.

"Ana! Kamu tu ya udah bunda bilangin kalo masuk rumah tu Assalamu'alaikum dulu. Liatkan sekarang. Jessie pingsan gara gara kamu"

"Ih bundaaa... Ana tu baru pulang dari Sydney bunda. Udah di bandara ga di jemput. Eh pas nyampe rumah disambut sama adegan romantisnya abang bundaaa.... Tau ga bun rasanya tu kayak pepatah udah jatuh trus ketimpuk tangga beton"

"Tangga beton enak aja. Ga ada tangga beton dirumah kita. Lagian siapa nyuruh jomblo. Ga ada yang jemputkan jadinya. Emang bunda supir kamu?"

"Ih bunda mah jahat bawa bawa status. Mentang mentang anak pertamanya udah mau nikah ye"

Sarah kini menghadapi putri bungsunya yang cerewetnya hampir selevel dengannya. Ananda Cardio. bekerja sebagai pemilik restoran khas Indonesia di Sydney untuk menggantikan ayahnya. Dan hari ini Ana pulang untuk menghadiri pernikahan sang abang.

"mana ayah kamu?"

Ana memberengut kesal. Ibunya bahkan tidak mempedulikan dirinya yang baru saja putus dengan pria yang dikenalnya sebagai pelanggan restoran. Ibunya bahkan mencari orang yang tidak ada di rumah ini sekarang.

"Ih bunda mah jahat!"

"ih kamu mah bunda nanya ga dijawab"

Ana mendelik kesal, "Ayah kabur sama bini baru"

Pletak!

"Aduh bunda sakiiiiitttt!!! Jahat banget ih! Ga kangen sama Ana mah bunda"

Ana langsung mengelus kepalanya yang terasa sakit akibat jitakan dahsyat dari Sarah.

"Mulut kamu itu ya bikin hati orang tua sedih. Bercanda mulu. Jawab bener bener Ananda Cardio"

"Baiklah nyonya Sarah Andipto Kusuma. Tuan Robert Cardio sekarang berada di Melbourne melihat lokasi yang cocok untuk membuka cabang restoran yang baru. Dan beliau akan melakukan penerbangan malam ini dan akan sampai besok pagi. Sekian informasi dari saya. Terima kasih."

"gitu kek dari tadi. Ga perlu acara jitak jitakan bunda jadinya kan. Sini kepala kamu"

Ana menghempaskan kepalanya ke paha Sarah dan Sarah mengelus puncak kepala anaknya yang sudah setahun lebih tidak bertemu dengannya. Ana tersenyum dan memeluk erat pinggang Sarah.

"Bunda bunda, itu kan abang mau nikah. Nikahnya sama siapa?"

Sarah menatap Ana bingung. Seolah olah itu bukanlah pertanyaan yang harus dijawabnya. Dan Sarah sendiripun yakin Ana mengenal Jessie.

"ih bunda ga jawab"

"Loh kok kamu nanya? Kan Zefran sering curhat ke kamu tentang Jessie dulu"

Ana langsung mengangkat kepalanya dan duduk di samping ibunya. Menatap ibuknya seolah tak percaya dengan apa yang di dengarnya tadi

"Bunda sumpah? Bang Zefran mau nikah sama Kak Jessie yang itu? Yang satu sekolah sama abang? Yang--"

"Shhhttt"

Sarah menghentikam omongan Ana dengan membekap mulutnya lalu melepasnya perlahan.

"iya yang itu"

"ih bunda bau bawang"

"enak aja bawang. Bunda habis cuci tangan yang steril tadi"

"iya deh bun iya"

Ana beranjak dari tempat duduknya. Berdiri dan meregangkan badan

"eh mau kemana?"

"kamar bun. Capek mau bobo."

"yaudah bunda mau liat Jessie dulu"

"yaudah, bareng aja bun. Kan kamar Ana sebelahan sama kamarnya abang"

"yaudah"

Ana bersama Sarah melenggang pergi ke lantai 2. Sarah langsung memasuki kamar Zefran dimana Jessie tengah berbaring tak sadarkan diri. Ana mengintip memastikan keadaan, takut jika abangnya mengamuk.

Bulu kuduk Ana meremang melihat tatapan tajam Zefran tertuju padanya. Dengan langkah nan pasti Ana langsung bergegas ke kamarnya. Takut Zefran akan menghadangnya.

'BRAK'

Baru saja Ana menutup pintu. Pintu kamarnya kembali terbuka dan menimbulkan suara yang memekakkan telinga. Ana langsung berbalik dan mendapati Zefran menatapnya garang. Ana langsung gelagapan melihat tatapan yang di berikan Zefran kepadanya

"Ih abang Zefran makin ganteng aja, ehehe"

"lo balek ke Indo cuman untuk bikin calon bini gue pingsan? "

"Ga lah ih abang mah, Ana balek kan buat acara nikahan abang, hehe"

"ck"

Zefran memutar bola matanya malas. Jika bukan adik kandungnya mungkin Ana sudah tidak bisa bicara lagi.

"Abang ganteng ga boleh marah. Ga ingat nanti mau fitting baju? Ntar baju ga muat mampud loh"

"bacot"

-FON-

MAAP UDH LAMA GA UP, BUNTU SOALNYA 😭

Old LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang