Part 2

41 5 0
                                    


Dokurokaze gakuen adalah sekolah megah yang berdiri di kota tokyo sekitar 50 tahun yang lalu. Sekolah yang lebih menyeimbangi bidang skill di bandingkan dengan pengetahuan dan pendidikan pada umum nya sangat di gemari di negeri jepang sendiri mau pun luar negeri. Dokurokaze gakuen di bagi menjadi 2 sistem pembelajaran yang pertama menggunakan otak dan yang ke dua menggunakan skill seperti club.

Untuk mencapai kesuksesan sekolah, sang pemilik sekolah sekaligus kepala sekolah tersebut langsung menunjuk anak nya untuk memimpin sekolah tersebut. dan kaichou atau anak pemilik sekolah tersebut adalah aku Naoki Hiroshi. Lelaki tinggi bermata hitam fokus berambut kecoklatan adalah orang yang paling di segani semua murid di sekolah termasuk guru dan staff sekolah. Semua yang di katakan oleh nya adalah hal mutlak dan tepat tak pernah ada yang membantah atau menolak pilihan nya. Di samping itu juga Dokurokaze gakuen berbeda dengan sekolah lainnya, karena sekolah ini mempunyai sistem yang berbeda tentu saja pembagian jabwal pun berbeda.

Dan karena itu pula diriku membentuk sistem pengurus yang berbeda. Dengan di bagi 3 kan sistem kepengurusan. Kedudukan yang paling atas adalah kaichou beserta para pengurus lain nya yang terdiri dari 5 orang dan ke dudukan ke dua di bagi dua sesuai bidang studi nya. Setiap daijin harus mengumpulkan laporan setiap hari nya dari setiap kelas yang mengisi laporan tersebut.

"Ano sumimasen Naoki-sama... ini data apa yang Naoki-sama minta"

"Baiklah terima kasih Suzume"

Sistem seperti inilah yang membuat diriku lelah.  Karena itu setiap jam istirahat aku pergi ketaman belakang sekolah untuk sekedar tidur dan menenangkan pikiran sejenak. Bersandar di atas dahan bunga sakura sangatlah menyenangkan, tidak ada yang menggangu hanyalah diriku seorang.

Ttrraaakkk...(bunyi dahan yang terinjak) "eemhh... dare?" ujar ku dalam hati. Diriku menoleh kearah suara itu berasal. Dan yang kudapatkan adalah seorang gadis berambut panjang berharna hitam seperti boneka khas jepang itu. Sedang duduk membawa dua bento sambil memperhatikan handphonenya.

"Sepertinya dia sedang menuggu teman nya untuk makan. Aahhhh... sudah lah" ujarku dalam hati.

Deng dong dang...

Bunyi bel masuk membuat tidur ku yang singkat berakhir. Ketika diriku hendak turun dari pohon aku pun terkaget dengan kehadirin gadis yang makan bento itu. Dirinya yang sedang merapihkan bento buatannya itu hendak mau beranjak dari tempat nya. Sungguh gadis yang aneh, kenapa dirinya membawa dua kotak bento jika hanya akan memakanya sendiri.

Seperti biasa sepulang sekolah diriku harus mengecek semua lembar kegiatan laporan untuk data ulang. Mendata mulai dari pemasukan dan pengeluran setiap pembelajaran harus selalu di hitung. Jika tidak cepat di atasi akan menjadi masalah besar. Seperti laporan yang belum di serahkan dari kelas seni.

"Suzume sepertinya ada data yang kurang?"

"Hai Naoki-sama, kelas bidang kesenian belum memberikan laporannya kerena ada kelas tambahan"

"Souka.. Aku akan mengambilanya sekaligus meminta prosedur sensei untuk kelas tambahan bidang seni"

"Hai summimasen Naoki-sama"

"eemmhh... daijoubu yo.."

Seperti yang di lihat kelas seni merupakan kelas terbaik karena mampu mendapatkan pemasukan lebih besar dari pada pengeluaran dari sekolah. Murid kelas seni biasanya membuat suatu yang baru dan dikirimkan kesebuah perusahaan yang tertarik olehnya.

"Sepertinya sebelah sini" ujar ku dalam hati sambil melangkah masuk melalui lorong dan terdapat seseorang sedang merapih kan laporan.

"Ano Summimasen... Apakah ini kelas seni ?"

"Hai cotto matte kudasai ne.."

Cukup indah untuk sebuah kelas biasa. Dengan di penuhi hiasan hiasan hasil karya nya dan pantulan kaca yang langsung menuju taman belakang. Membuat seseorang yang diam di sini akan betah berdiam lama. Tiba tiba perhatianku terhentikan akan suara dari belakangku.

"Makoto koko ni desu ka?" "hayaku kudasai yo.." ujar lelaki di sampingku.

"Hai matte kudasai Ken" aku pun terkaget dengan sosok gadis yang kutemui tadi. "Hai kore... ini data dan laporan keuangan nya"

"..h..haaii.... arigatou gozaimasu" jawab ku sedikit terbata

"Dou itashimashite.. ikou Ken"

mereka pun langsung menjauh dari tempat naoki terdiam "Si Pemebawa 2 Bento yahh..." dengan mata yang terus terfokus kepadanya.

Semenjak saat itu diriku sering melihat nya di jam sekolah, istirahat mau pun pulangnya. Namun sampai saat ini yang kubingungkan adalah kenapa gadis itu selalu membawa dua bento yang tak pernah dia makan keduanya dan orang yang menemaninya tidak pernah datang untuk makan bersama. Tanpa disengaja diriku melihat nya sedang menunggu seseorang dan disaat seseorang yang di tunggu telah datang sorot matanya menunjukan kalau dirinya sedang jatuh cinta. " Haahhh... sudah kuduga mana ada seorang gadis yang rela menunggu lama dan membuat kan sesuatunya untuk orang tersebut jika mereka tidak sedang jatuh cinta"

Sudah hampir 2 minggu aku memperhatikan gadis itu. Namun aku menyadari apa yang di rasakan gadis itu bahwa cinta nya hanyalah cinta satu arah. Dan sepertinya sebelum diriku menyadari bahwa sesungguhnya gadis itu sudah menyadarinya terlebih dahulu.Mendukung orang yang di cintainya untuk mendapatkan cintanya itu perasaan yang tak sebanding dengan apapun. Seperti biasa diriku bersandar di atas dahan pohon sakura. Dan seperti biasa pula gadis itu datang dengan membawa dua bento. Ketika sedang bersantai dalam kehenigan gadis itu berkata.

"Haaahhhh..... mana ada seorang gadis makan dua kotak bento sekaligus. Kayanya itu tak mungkin, apakah harus ku bawa pulang seperti bento bento sebelumnya, atau kan harus ku buang" ujar gadis itu sembari menyandarkan badannya ke pohon.

"Yappari... hitori wa sabishi naa..."

Mendengar kalimat itu membuatku ingin menjawabnya. 

"Kau tak sendiri dan bento itu bisa kau berikan kepadaku jika kau tak ingin"

"Hheehhhhh...." melihat keberadaanku membuatnya sedikit terkejut dan terbata bata "E..eettoo..o... kamu siapa? Kenapa kamu ada di sini?" tanyanya.

"Bukan kah seharusnya itu kalimat ku! Jadi kenapa kau ada di sini"

"Ah.. Gomennasai... watashi Hana Makoto, siswi kelas dua. Maaf jika boleh bertanya Anata wa dare desuka"

Dengan senyum di wajahku diriku menjawab "Watashi Naoki Hiroshi.. pemilik bunga ini!"

"Heehhh..." ujar nya dengan kaget.

Hana Makoto akan kubuat dirimu selalu tersenyum padaku.

.....Bersambung.....

Haru no Koi (Cinta Musim Semi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang