Part 4

28 5 0
                                    

Hana Makoto adalah temanku sejak duduk di bangku smp. Gadis polos berambut panjang yang selalu tersenyum dan tegar. Namun menurutku semua itu adalah kebohongan. Kebohongan yang membuat orang yang disekitarnya tidak mengetahui perasaan dirinya. Dari dulu seperti itu lah dirinya, tetap tersenyum meski ingin menangis dan tetap tegar meskipun menderita. Dan sifatnya itu lah yang membuatku khawatir terhadapnya. Bagaikan terlilit dalam sebuah paradoks, dirinya lebih memilih kebahagiaan orang lain dibandingkan kebahagiaan dirinya sendiri.

(melirik ke arah jam) "apakah hana sudah pulang..." khawatirku

Aku berbohong kepadanya pulang bersama Misaki. Karena dalam diriku ingin tau bagaimana sikap dan tanggapannya terhadap situasi ini. Memang diriku menyukai misaki namun akupun tak ingin membuat teman atau sahabatku bahagia atas kebahagiaan kami. Aku ingin dirinya bahagia atas bahagiaan yang ia miliki tanpa membebani dirinya sendiri.

Aku memutuskan pergi ke supermarket untuk membeli cemilan sekaigus memeriksa apakah dirinya sudah pulang. Sembari berjalan aku pun mengintip sedikit apartemen Hana. Haahhh.... dia belum pulang juga..ujarku kecewa dalam hati. Aku pun meneruskan pergi ke supermarket.

"Doshita no Ken?" sambil memasukkan belanjaan "Tak seperti bisanya kau cemberut?"

"Ah.. iie daijoubu desu.." Tersenyum masam

Bahkan penjaga kasir pun menyadari sikapku. Hana bukan tipe gadis yang menghilang tanpa jejak, pasti dirinya sedang melakukan sesuatu yang penting sampai pulang selarut ini. Jika tidak pasti dirinya segera pulang kerumah. Atau memberi tau ku jika dirinya akan pulang larut. Hatiku tak bisa tenang sebelum melihatnya selamat sampai rumah. Ahh Hana doko no iru no ?

....

"Hana-chan kau tak perlu memaksakan dirimu"dengan muka penuh arti "Masih ada diriku di sampingmu"

Diriku terbelengu mendengan kalimatnya "Ano.. doshita no Shin-chan?"

"Aahh.. gomen.." tubuh nya mulai melepaskan tubuhku "sepertinya sikap ku membuat ku tak nyaman" Kesedihan dan kekecewaan terpancar dari sorot matanya.

"Doshita no? Daijoubu?" ujar khawatir sembari mencoba menggenggam tangan nya. Namun tangannya langsung menjauh "Daijoubu yo.. ja mata ashita hana-chan" Tanpa sempat mempersilahkan dirinya masuk shin-chan telah pergi. Apa yang sedang terjadi pada dirinya?

....

Saat diriku sampai depan perempatan apatemen Hana seketika badanku membeku melihat apa yang tadi ku lihat. Seseorang yang memeluk hana di depan apartemennya. Dan yang memeluknya salah satu teman sekelas ku Shintarou Akeyama. Aku tau Hana dengan Akeyama dekat tetapi diriku tidak tau jika akeyama sedekat itu dengan hana. Apa mereka punya hubungan spesial. Karena rasa penasaran ku tak bisa kupendam akhirnya aku mengajak nya makan di luar.

"Ano Makoto... aku punya pertanyaan"

"Hai nani?" Sambil melahap makanannya

"Apa kau pacaran dengan Akeyama"

"Uuuhhkk..." tersedak makanan "Haahh... kau mengagetkan ku Ken, aku tidak punya pacar jika punya pun aku tak akan memberitau mu"

"Souka..." jawab ku dengan santai.

"Etto doshita no?"

"Iie nano mo" Jika hana tidak berpacaran dengan akeyama, kenapa dia memeluknya. Aku pun semakin bertambah bingung. Apakah akeyama yang menyukai hana? Sembari memandang hana dengan seksama.

....

Aku pun pergi meninggalkan hana-chan dengan cepat. Aaarghhh... apa yang kulakukan, apa yang besok diriku katakan pada hana-chan. Memang benar aku menyukai hana-chan. Namun sikapku tadi di luar batasku. Aku membaringkan badan ku ke sofa sejanak dan memikirkan aku yang sudah kulakunan. Aku jatuh cinta padanya saat ujian masuk sekolah tahun lalu.

Pagi hari di awal musim semi seorang gadis yang tak sengaja menabrak ku

Brruukk... "Aahh gomennasai"

"Aahh.. iie daijoubu desu. Anata koso daijoubu desu ka?"

"Hai daijoubu.." berdiri dari tempatnyaa"ja mata"

Tanpa sempat bertanya dirinya sudah meninggalkan ku terlebih dahulu. Aku pun bangkit dari tempatku saat aku hendak berjalan kakiku seakan menginjak sesuatu. Krruukkk... Sebuah jepitan rambut bermotif bunga sakura yang tak sengaja ku injak. Saat diriku hendak memberikan jepitan itu, namun gadis itu telah menghilang. Aku gak tau gadis itu hilang kemana dan pergi kemana. Dan jepitan itu masih ku simpan hingga pada saat upacara penerimaan siswa baru dimana aku bertemu dengan dirinya lagi. Sungguh sebuah keajaiban yang tak terduga. Dirinya masih menggunakan jepitan di rambut panjangnya. Setelah selesai upacara aku pun langsung menghampirinya.

"Anoo... Sumimasen.." Ujarku sambil mengejarnya "Apakah ini punya mu?" sambil menunjukan jepitan itu.

" ouh.. ya betul" Raut wajah nya berubah menjadi bingung "Tapi dimana kau menemukannya?"

"Pada saat ujian masuk, dirimu tak sengaja menabrak ku"

"OOuuhh... Gomennasai"

"Ahh.. iie daijoubu"

"Jika begitu aku berikan jepitan itu sebagai permintaan maafku" sembari mengembalikan jepitan itu ketangan ku "Dan lagipula aku sudah membeli yang baru" sembari tersenyum dan menunjukan jarinya ke jepitan yang persis sedang di pakainya itu.

"Hai arigatou" ujarku yang sedikit terkejut.

"Jaa mata atode" pergi sembari melambaikan tangannya.

Senyumannya membuat hatiku berdetak dengan kencang, mukaku bewarna merah padam dan diriku tidak bisa berhenti tersenyum ke arahnya.  Tubuhku langsung berjongkok dan sembari menutup mukaku, aku melihat ke arah jepitan itu  "AAhhh Gawat... sepertinya aku telah jatuh cinta kepada gadis itu"

Bersambung....


( keterangan : apartemen yang menjadi tempat tinggal ken dan hana seperti asrama di sekolahnya, namun bukan asrama. )

Haru no Koi (Cinta Musim Semi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang