Sekejap, disana mereka diam tak ada satupun dari mereka berdua yang bicara. Satu jam kemudian Rena mengajak Leo untuk segera pulang, karena hari semakin sore dan Rena takut dimarahi orangtuanya. Leo sempat mencegah ajakan Rena untuk segera pulang. “Tunggu Ren, jangan dulu pulang!”. Ujar Leo sambil menarik tangan Rena untuk tetap berada dihadapannya.
“Kenapa? Bukankah semuanya udah kelar? Apa lagi yang akan kamu bicarakan?” Ucap Rena berusaha untuk melepaskan tangannya dari genggaman Leo
“Engga, bukan itu!” Bantah Leo sambil berusaha mencegah Rena.
“Lalu?” Lanjut Rena.
Perlahan Leo melepaskan tangan Rena. Namun, tiba-tiba Leo langsung memeluk Rena sambil berkata: “Izinkan aku untuk memelukmu seperti ini. Aku gak tau, dan aku gak pernah tau setelah ini, esok atau bahkan selanjutnya hubungan kita itu akan seperti apa. Aku cuma takut, ini adalah pelukan terakhirku denganmu. Aku takut aku gabisa berhubungan baik lagi sama kamu. Aku takut sikapmu berubah karena kamu sudah tidak lagi jadi milikku.”
“Aku ga ngerti apa yang kamu bicarakan!” Ucap Rena sambil meneteskan air matanya.
“Mungkin kamu gak akan mengerti dengan keadaanku yang seperti ini. Kamu tidak harus tau apa yang sebenarnya terjadi. Yang jelas, aku sayang kamu. Sungguh, aku sangat menyayangimu, Ren.” Ujar Leo.
“Kalo kamu sayang sama aku, lantas kenapa kamu perlakukan ku seperti ini? Mengapa kamu terus-terusan membuatku menangis karena ulahmu?” Ucap Rena
“Maaf, aku gak bermaksud melukai hatimu. Tak ada niat sedikitpun untuk memperlakukanmu seperti ini. Maaf Ren, maafkan aku!” jawab Leo.
“Aku gak tau. Bahkan aku tak mengerti dengan perasaanku sendiri. Aku gak bisa untuk tidak memaafkan kesalahanmu, Leo.” Ujar Rena.
“Makasih Ren, makasih banyak karena kamu udah ngertiin aku. Aku sayang kamu.”
“Iya, aku juga sayang kamu, Leo.” Rena berusaha untuk memahami perasaan Leo, tapi disisi lain hatinya sangat tersiksa menerima kenyataan yang harus ia hadapi.
Pelukkan Leo pada Rena saat itu benar-benar erat. Rena merasa bahwa pelukkan itu adalah pelukkan terakhirnya Leo, begitu pun sebaliknya. Leo juga merasakan hal yang sama. Setelah itu, Leo berusaha untuk menenangkan dan menghentikan tangisan Rena, kemudian Leo menghapus air matanya Rena. Leo langsung mengajak Rena untuk pulang karena hari sudah semakin sore. Lalu mereka pun segera pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketulusan Yang Membawa Kebahagiaan
Teen FictionCinta itu sempurna. Cukup aku dan kamu. Jangan ada dia ataupun mereka. Jika kamu ingin dia, lepaskan aku. Aku juga berhak untuk bahagia, meski tidak bersamamu. Aku tidak mau menjadi benalu di antara hubungan kalian. Egois jika kamu menginginkan kedu...