Dua hari kemudian hari ulang tahunnya Rena yang ke 15 tahun, tapi Rena merasa tidak lengkap karena pada saat itu Leo tak berada disampingnya. Rena sangat berharap Leo datang ke rumahnya dan masih berharap untuk kembali lagi menjadi pacarnya.
Setiap malam Rena selalu berdo’a tapi hanya harapan kosong yang di dapat. Dia begitu sangat menyayangi dan mencintainya, dia sangat nyaman saat bersama Leo. Hanya khayalan belaka yang dapat dibayangkan Rena.
Hingga tiba waktunya. Hari dimana, itu adalah hari ulang tahun nya Rena. Awalnya Rena tidak menyadari bahwa hari itu adalah hari ulang tahun nya. Karena dia masih terlarut dalam kesedihannya. Selain itu, dia pun merasa biasa-biasa aja pada hari itu karena Leo tidak ada di sampingnya. Dan menurutnya, tidak terlalu special tanpa ada kehadiran Leo. Namun, beberapa jam kemudian. Sahabat-sahabatnya Rena datang ke rumah memberikan kejutan, membawa kue, dan mereka berusaha menghibur Rena agar Rena bisa merasakan hari ulang tahunnya dengan kegembiraan & kebahagiaan, bukan kesedihan. Dan, lama-lama akhirnya Rena terhibur dengan keberadaan mereka (sahabat-sahabatnya) meski sebenarnya Rena masih menyimpan rasa sedih di hatinya karena merasa ada yang kurang. Tetapi, Rena berusaha untuk menutupi kesedihannya dihadapan mereka dan Rena sangat menghargai kedatangan sahabatnya. Rena gak mau menyia-nyiakan sahabatnya apalagi sampai kehilangan sahabatnya.
***
Satu hari setelah ulang tahun Rena, sore harinya Leo datang ke rumah Rena. Leo mengajak Rio (sahabatnya) untuk menemaninya. Saat itu Rena sedang tidur, lalu ayahnya membangunkan Rena.Ayah: “Ren, bangun Ren. Tuh liat di luar ada siapa?”
Rena: “Siapa yah? Bilangin aja Rena nya lagi tidur.”
Ayah: “Dia, Ren… Coba liat dulu deh”
Rena: “Engga ah, Rena masih ngantuk, masih mau tidur, lagi ga enak badan. Ayah aja ya yang temui dia. Gak tau deh dia itu siapa. Pokonya Rena mau tidur.”
Ayah: “Yakin nih, gak mau ketemu sama dia? Jangan-jangan kalian lagi berantem ya?”
Rena: “Hah? Yang dimaksud ayah, dia itu Leo?”
Ayah: “Yaa… gak tau deh, cari tau aja sendiri. Gih cepet temui! Kasian udah nunggu dari tadi”
Rena: “Serius yah? Ayah ga bohong kan? Ayah gak lagi bercan…”
(Ayahnya langsung pergi dari kamar Rena)Saat itu, Rena sangat panik, dia bingung mau pake baju apa dan harus dandan seperti apa. Rena memutuskan untuk hanya memakai jaket dan celana panjang. Setelah itu, Rena langsung bergegas menemui Leo di depan rumah. Rena membuka pintu rumahnya, dan dia agak terkejut karena gak menyangka kalo Leo benar-benar datang lagi ke rumahnya, meskipun ada Rio juga disana.
Dengan suara pelan seperti halnya orang yang baru bangun tidur Rena berkata : “Eh hey, ada apa ko tumben? Ayo sini masuk dulu Rio… Leo..!”
Setelah Rena mempersilahkan mereka masuk ke dalam rumah, Rio langsung melangkahkan kakinya, tetapi Leo menarik tangan Rio. Leo mencegah Rio untuk masuk ke dalam rumah Rena.
Lalu, Leo berkata: “Ren maaf ya Rio emang suka gini orangnya hehe malu-maluin maklumin aja ya. Btw, ko suara kamu beda gitu Ren? Kamu sakit ya? Keliatannya kamu baru bangun tidur? Jangan-jangan ke ganggu lagi ya sama aku? Maaf ya Ren, aku kesini ga bilang dulu sama kamu. Aku Cuma mau ngasihin ini sama kamu. Terima ya, ini ga seberapa ko tapi semoga aja kamu suka, aku harap kamu pake terus ya. Dan, selamat ulang tahun ya Ren😊 do’a yang terbaik untukmu, maaf telat ngucapin dan ngasih kadonya hehehe” (sambil ngasihin bingkisan kadonya ke Rena)
Rena: “Hahahha gak kok.. gapapa, santau aja kali kayak ke siapa aja hehehe." Sebenarnya Rena merasa canggung dan terkejut dengan kedatangan Leo & Rio ke rumahnya. Tapi Rena berusaha untuk bersikap seperti biasa dihadapan mereka. Terlebih, disana ada ayahnya Rena yang belum mengetahui bahwa anak semata wayangnya itu sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi dengan Leo. Rena belum bisa menceritakan kepada ayah dan ibunya. Apalagi kepada ayahnya. "Ayo sini kok orang mau masuk malah di cegah sih? Kasian tuh Rio nya, yuk sini masuk dulu ke rumah. Iya barusan dibangunin sama ayah lagi ga enak badan agak pusing juga dikit, tapi udah biasa ko ntar juga mendingan lagi. Oh iya ini apa, Leo? Ko repot-repot sih kesini bawa kado segala. Aamiin, makasih ya…” (sambil penasaran ingin segera membuka kado dari Leo).
Leo: “Etsss jangan dulu dibuka Ren, ntar aja ya di bukanya kalo dikamar hehe. Aku kesini cuma mau ngasihin ini aja sama mau ngucapin selamat ulang tahun langsung aja ke kamu ya meski telat juga gapapa lah yaaa hehe. Udah ya aku sama Rio pamit pulang dulu ga enak udah ganggu waktu istirahat kamu, maaf ya Ren… Makan yang banyak ya, jangan lupa minum obat jangan di diemin, jangan tidur terlalu malem, jaga kesehatan yaa Ren. Aku pamit pulang, assalamu’alaikum…”
Rio: “Iya Ren, jangan dulu dibuka yah kado special nih. Oh iya, happy birthday ya Ren wish you all the best😄 aku juga pamit pulang. Byeee, sampai ketemu besok di sekolah. Assalamu’alaikum…”
Rena: “Wa’alaikumsalam…” (sambil menutup pintu, dan segera ke kamar)
Dengan tidak sabar nya, Rena langsung membuka kado dari Leo. Dia sangat senang dan bahagia karena akhirnya Leo datang juga ke rumahnya meski telat sehari, tetapi itu sangat berarti dan sangat berkesan baginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketulusan Yang Membawa Kebahagiaan
Подростковая литератураCinta itu sempurna. Cukup aku dan kamu. Jangan ada dia ataupun mereka. Jika kamu ingin dia, lepaskan aku. Aku juga berhak untuk bahagia, meski tidak bersamamu. Aku tidak mau menjadi benalu di antara hubungan kalian. Egois jika kamu menginginkan kedu...