2

379 84 9
                                    

Di dalam sebuah ruangan VIP rumah sakit tampak Sehun tengah memandangi wajah wanita paru baya yang melahirkannya dengan penuh kesedihan di hatinya.

Ia sangat menyayangi ibunya yang sejak dulu sudah mengidap berbagai macam penyakit yang tidak Sehun hapal semuanya.

Kondisi kesehatan ibunya belakangan ini memang sedang menurun dan Sehun merasa menyesal karena belum sempat mengunjungi ibunya yang tinggal di rumah keluarga yang letaknya di pesisir pulau.

Selama ini Sehun memang tinggal di pusat kota Seoul, lebih tepatnya di apartemen mewah yang letaknya tidak terlalu jauh dari Departemen Store miliknya.

Alasannya selain untuk memudahkan pekerjaannya dan juga untuk merahasiakan hubungannya dengan Sulli dari keluarga maupun media sebab sejak awal pernikahannya dengan Sulli memang sebuah rahasia yang tidak ingin diungkapkan kepada siapapun.

Sehun menggenggam jari tangan dingin ibunya yang masih belum sadar setelah menjalani perawatan.

"Nyonya Oh sangat merindukan anda, tuan muda !" ujar Bibi Han, salah satu pelayan kepercayaan keluarga mereka sejak dulu.

Sehun menunduk dan menatap lekat wajah ibunya. Terlihat sangat jelas Sehun merasa menyesal karena tidak memperhatikannya sejak Sehun mulai mengurusi Departemen Store milik keluarga setelah ibu angkatnya meninggal dunia lima tahun yang lalu.

Drrtt...drtt..

Ponsel Sehun bergetar, ia mengeluarkan ponsel itu dari saku jas-nya.

Panggilan dari Sulli.

Sehun menggeser ikon bewarna hijau tersebut.

"Sayang, aku baru tiba di bandara dan akan langsung ke apartemen kita. Kau ada dimana sekarang?"

Sehun masih diam dengan wajah yang terlihat tengah berpikir keras di sudut ruangan. Ia bingung memberikan jawaban apa pada Sulli.

Bibi Han menatap wajah Sehun dari belakang, ia menyadari bahwa tuan muda-nya itu tengah menerima panggilan dari seorang perempuan namun ia memilih untuk menghargai privasi Sehun.

Sehun masih sulit memutuskan memilih antara Sulli atau ibunya. Segera kembali ke apartemen atau kembali meninggalkan ibunya yang masih dirawat di rumah sakit.

"Kau tahu aku sangat merindukanmu, presedir Oh Sehun ?"

Suara Sulli yang terdengar manja dan sedikit menggoda itu kembali di dengar oleh Sehun.

"Aku juga akan segera pulang, sampai jumpa di apartemen."

Itulah yang dikatakan Sehun sebelum menekan tombol merah pada ponselnya. Ia kembali menatap wajah ibunya.

Maafkan aku, Bu !

Sehun mengambil langkah lebar menuju pintu dan keluar dari ruangan tersebut, bibi Han menatapnya dengan kecewa.

Tuan muda, bagaimana bisa kau kembali mengabaikan ibumu disaat ia sakit seperti ini?

Sehun segera berjalan menuju lift dan menekan tombol 1 ke lantai dasar bangunan rumah sakit.

Setibanya di lantai dasar, Sehun kembali sibuk pada ponselnya karena Sulli mengirimkan pesan.

"Sehun."

Sehun melirik sekilas gadis dengan pakaian pasien rumah sakit yang tengah duduk di kursi roda itu dengan heran.

Siapa dia? Mengapa memanggilku?

Sehun tidak mengenalinya lalu ia memutuskan melanjutkan langkahnya, tidak acuh meski ia kembali mendengar pasien itu menyebutkan namanya.

Namun langkahnya ditahan oleh suster yang tadi sedang mendorong kursi roda pasien tersebut.

Dandelion LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang