5

404 95 20
                                    

Pukul 23.00

Apartemen unit 112 itu masih kosong sebelum seorang pria melangkah masuk setelah menekan kode password. Ia melepas jas serta dasinya hingga tersisa kemeja putih polos yang dua kancing di atasnya sudah terbuka.

Sehun terduduk di sofa biru navy yang mengisi ruang tengah, membuang helaan nafas panjang serta wajah datar yang sedari tadi ia jadikan topeng guna menutupi perasaanya saat ini, tersirat sebuah ketakutan disana.

Sehun melirik sekilas pada ponsel yang baru ia letakkan di atas meja. Pesan dari Sulli masuk.

Sayang, maaf aku tidak bisa menemanimu malam ini. Pesta peresmian dari brand sahabatku ini sepertinya akan berlangsung sampai pagi. Sampai jumpa besok. Aku mencintaimu sayang.

Perasaan Sehun semakin memburuk sebab andai saja jika istrinya ada di sisinya saat ini, setidaknya itu dapat membuat perasaannya lebih baik meskipun ia tidak akan menceritakan mengenai penyebab ia seperti ini.

Sehun bangkit berdiri lalu meraih sebotol minuman beralkohol dan gelas yang berada tak jauh darinya. Sehun meneguk dan membiarkannya mengaliri organ pencernaannya yang belum terisi apapun sejak siang tadi.

Sehun memejamkan matanya setelah meneguk gelas keempatnya, ia menyandarkan kepalanya ke sofa tersebut. Sehun memang bukan peminum yang hebat sebab sekarang saja ia sudah kehilangan kesadarannya. Kepalanya mengadah, matanya menatap lampu gantung yang berada tepat di atasnya. Lampu gantung yang memancarkan sinar indah dari kristal itu membuatnya teringat akan sesuatu.

Teringat akan lampu gantung cantik yang pertama kali ia lihat.

Flashback.

Lampu gantung mewah itu menyita perhatian Sehun kecil begitu menginjakkan kaki ke dalam mansion megah milik keluarga Kang ini, Sehun bahkan tidak menggubris perintah ayahnya untuk berjalan lebih cepat.

"Dengarkan ayah sekali lagi, lakukan dan turuti apapun perintah nyonya Kang. Ini juga demi ibumu, Oh Sehun !" ucap ayahnya setibanya mereka di depan pintu kamar utama.

Sehun mengangguk.

Tok..tok..

"Nyonya Kang, ini aku Oh Sejoon."

"Silahkan masuk !"

Pintu itu terbuka, Sehun melihat seorang wanita berkacamata yang tengah sibuk dengan beberapa berkas diatas meja kerjanya, wajahnya sedikit pucat namun tidak mengurangi kecantikannya meski sepertinya ia sudah berusia 30 tahun.

"Nyonya Kang, hari ini aku membawa puteraku sesuai dengan perintah."

Nyonya Kang mengangkat kepalanya dan menatap wajah Sehun.

"Selamat Pagi, perkenalkan saya Oh Sehun, nyonya Kang !"

Nyonya Kang tidak membalas sapaan Sehun, tatapannya terlihat dingin dan tajam. Wajah Sehun kecil yang terlihat polos dan tampan itu akhirnya mampu membuat nyonya Kang tersenyum tipis.

"Duduklah !"

Sehun kecil duduk di sofa yang berhadapan dengan meja kerja nyonya Kang sedangkan ayahnya keluar dari ruangan tersebut.

Cukup lama nyonya Kang dan Sehun berada di dalam, sekitar dua jam sebelum pada akhirnya Sehun keluar dengan membawa sebuah berkas.

Tuan Oh yang sedari tadi menunggu di luar, mencoba membaca raut wajah puteranya yang masih larut dalam diam.

"Ayah~"

"Apa yang nyonya Kang katakan tadi?"

Sehun menatap wajah ayahnya dengan mata memerah, ia memberikan berkas yang dipegangnya tadi pada ayahnya, lalu memilih pergi tanpa menjawab pertanyaan ayahnya tadi.

Ucapan Nyonya Kang terus terngiang-ngiang di dalam benaknya.

Sehun~ah, mulai sekarang kau akan menjadi anak angkatku.

Kau bukan lagi anak seorang tukang kebun Oh Sejoon dan istrinya yang penyakitan itu, tapi kau adalah anakku.

Kau akan tinggal di sini bersamaku selamanya. Aku akan menyayangimu, melindungimu, memberikan yang terbaik untukmu, memberikan tempat tinggal untuk keluargamu dan juga pengobatan untuk ibumu, juga melunasi hutang keluargamu, tapi itu ada syaratnya...

Kau harus menuruti apapun perintahku dan jangan membantah sekalipun.

Dan yang terutama adalah mulai saat ini sampai nanti kau sudah dewasa berjanjilah untuk menyayangi dan melindungi puteri tunggalku, Kang Seulgi.

Berjanjilah dengan nyawamu sendiri. itu saja. Apa kau sanggup?

Flashback end.

Dada Sehun terasa sakit bagai ditusuk duri yang terbuat dari kenangan-kenangan di masa lalu. Sehun merasa bukan lagi seorang manusia yang bisa dipegang janjinya.

Sudah jelas penyebabnya adalah karena ia sudah melanggar janjinya pada Nyonya Kang. Janjinya untuk melindungi Seulgi karena ia tidak sanggup menyelamatkan Seulgi dari kecelakaan 7 tahun yang lalu. Janjinya untuk menyayangi Seulgi juga tidak pernah ia tepati sebab selama hidup bersama dengan keluarga Kang, Sehun hanya berpura-pura menyayangi Seulgi sebagai saudaranya, tidak ada ketulusan sama sekali.

Sehun sungguh anak tidak tahu diri, dan ia menyadari itu. Namun ia tidak berniat mengubahnya.

Namun sekarang, Kang Seulgi kembali setelah 7 tahun semua orang mengira bahwa ia telah meninggal. Tentu saja Sehun merasa sedikit bahagia karena mengetahui Seulgi masih hidup, namun ketakutannya kembali muncul.

Bagaimana jika Seulgi memberitahukan kebenaran tentang kecelakaan itu, lalu kembali mengambil segala yang selama ini telah berada di dalam tangannya yang semuanya adalah hak milik Seulgi selaku pewaris sah seluruh kekayaan ibu kandungnya, Nyonya Kang?

Sehun tahu ia sangat serakah, namun kembali lagi ia tidak berniat mengubahnya. Ia sudah terlanjur menjual mansion mewah milik keluarga Kang, mengubah nama kepemilikan Departemen Store, dan juga saham perusaahan lainnya. Sehun sudah melangkah sejauh itu semenjak Nyonya Kang meninggal dua tahun sesudah kecelakaan yang menghilangkan Seulgi.

Perkara dosa, Sehun tidak memikirkannya lagi.

***

Pagi ini, di halaman rumah sakit, Seulgi dan Nyonya Oh duduk bersama. Tidak henti-hentinya nyonya Oh mengucapkan syukur sebab kembalinya Seulgi dalam keadaan hidup.

Keadaan nyonya Oh bahkan terlihat sudah membaik daripada sebelumnya, ia terlihat begitu bahagia karena dapat melihat Seulgi. Sementara Seulgi masih diam, nyonya Oh terus mengajaknya berbicara.

"Seulgi~ya, apa kau tidak mengingat bibi?"

Seulgi menggeleng lemah.

"Pasien Seulgi kehilangan seluruh memorinya setelah sadar dari koma, nyonya ! Ia juga mengalami gangguan kemampuan berbicara sebab itu ia harus menjalani banyak terapi untuk memulihkan kondisinya." jelas suster Seohyun yang mendampingi Seulgi.

"Tolong rawatlah Seulgi dengan baik, berikan ia pengobatan yang terbaik agar dia dapat pulih total !"

Nyonya Oh menatap wajah Seulgi dengan rasa iba, ia mengelus punggung tangan Seulgi. Airmata nyonya Oh kembali menetes, bibi Han yang berada di belakangnya mencoba menenangkannya.

"Seulgi~ya, Setelah kondisimu sudah pulih dan keluar dari rumah sakit, kau akan tinggal bersama bibi. Bibi akan merawatmu dan menjagamu dengan baik. Kita akan memulai hidup baru yang bahagia bersama." Nyonya Oh memeluk hangat Seulgi.

Aku akan menebus semua dosa yang dilakukan oleh suamiku dulu padamu dan juga nyonya Kang. Aku juga akan mengembalikan semua yang telah dirampas oleh anakku, aku akan mengembalikan hakmu, Seulgi. Aku berjanji dengan hidupku ini pada Tuhan.

Seulgi membalas pelukan nyonya Oh. Terasa begitu nyaman, dan Seulgi begitu menyukainya.

Tbc

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 17, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dandelion LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang