4

301 83 28
                                    

Sebuah keajaiban yang tidak pernah terlintas di benaknya maupun hadir di dalam bunga tidurnya sekalipun kini hadir di depan matanya.

Sehun masih sulit untuk percaya bahwa gadis yang tengah menatapnya dengan berlinangan air mata itu adalah Kang Seulgi.

Ibunya baru saja mengatakan padanya bahwa Seulgi masih hidup, dan gadis itu adalah dia.

Sehun tidak berniat mengedipkan matanya sekalipun meski cuma sebentar, ia terlalu sibuk dengan segala terkaan di dalam hatinya.

Apa memang benar dia adalah Seulgi? Tapi bagaimana mungkin dia masih hidup?

Sehun melangkah maju memandangi dengan teliti wajah asing itu. Dia mencoba menyamakan wajah Seulgi yang ia kenal dulu dengan gadis yang ada di hadapannya. Meski ia sendiri sudah lupa bagaimana wajah dari Seulgi yang malang itu.

Sehun mungkin tidak mengingat dengan baik wajah dari Seulgi, namun ia masih ingat sesuatu yang ada pada Seulgi yang ia kenal dulu, yang tidak mungkin dimiliki oleh orang lain.  Sehun lantas mencoba membuka kancing depan kemeja gadis itu.

Sontak semua yang berada di ruangan tersebut merasa sangat terkejut atas sikap Sehun, sedangkan gadis itu tak kalah terkejutnya dengan membuka matanya sempurna.

Sehun telah membuka dua kancing kemeja itu, lalu dengan cepat ia menurunkan kemeja itu ke arah kanan.

Terlihat sebuah tali bra bewarna putih yang menggantung di bahu mulus gadis itu, tapi bukan itu yang mencuri perhatian Sehun.

Melainkan sebuah tanda lahir berupa tiga buah tahi lalat yang berdekatan membentuk segitiga yang terdapat disana. Tepatnya di sudut bahu pasien 202 itu.

"Apa yang anda lakukan, tuan muda?" tanya bibi Han bingung.

Suster Seohyun lalu segera kembali memasangkan kemeja pasien 202 dengan benar, ia menatap marah kearah Sehun yang telah melangkah mundur.

Sehun mengerutkan dahinya mencoba menolak kata hatinya yang mengatakan gadis itu benar-benar Kang Seulgi sedangkan akalnya masih belum mempercayainya.

Sehun terdiam.

"Sehun, dia benar Kang Seulgi kita, kan?"

Nyonya Oh mencoba membaca arti raut wajah Sehun, mencoba mendapatkan jawabannya.

Sehun mengangguk pelan. Ia lalu melihat sweater merah muda yang kusam tergeletak di atas ranjang rawat ibunya.

Sehun meraihnya dan mengelus bekas bakar di lengan sweater tersebut. Sweater merah muda dengan bordiran motif bunga dandelion yang merupakan kado untuk Seulgi yang berulang tahun ke-18 tahun dulu.

Sekelebat bayangan tentang masa lalu bermain di memori otak Sehun, membuatnya tidak berani menatap mata gadis itu lagi.

"Seulgi, Hikss.."

Nyonya Oh kembali memecahkan tangisnya dan memeluk gadis itu lagi.

"Terima kasih karena tetap hidup sampai sekarang. Maafkan bibi, Seulgi. Hikss.."

Sehun menarik nafasnya dalam lalu melangkah keluar ruangan dengan lutut yang lemas, tangannya masih menggenggam sweater tersebut.

Dandelion LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang