two

44.1K 992 119
                                    

Kalau kamu gak suka story ini gak usah dibaca. Akun ini khusus cerita nc. Dan semua chapter fanfiction ini kemungkinan ada unsur nc nya hehe. Namanya jg akun laknat.

*****

Tangan Jimin merengkuh tubuh Cheonsa erat di atas kasur besar Cheonsa. Bibir Jimin terus bergerak di atas permukaan leher Cheonsa lembut, membuat Cheonsa harus mengeluarkan suara mh karena menahan desahan yang keluar. Jimin melepaskan tautan bibirnya pada permukaan leher Cheonsa, tangan kekarnya menarik Cheonsa untuk tidur di atas tubuhnya ㅡsaling menimpa, tenang saja Cheonsa memiliki tubuh yang ringan, hanya 42kg, itu cukup ringan bagi Jimin.

"Mhㅡ" Jimin menutup mulutnya rapat saat kedua bagian intim mereka bersentuhan akibat Cheonsa yang tidak nyaman dengan posisi seperti itu dan membuatnya harus menggeserkan sedikit posisinya, namun tanpa disadari pergeseran itu membuat libido Jimin meninggi.

"Kumohon jangan tinggalkan aku." Jimin memeluk Cheonsa erat, ia tidak ingin kehilangan Cheonsa yang ia cintai, bahkan ia rela menolak 15 wanita lebih yang ingin menjadi kekasihnya di kampusnya karena Cheonsa.

Cheonsa tak menjawab, ia hanya memejamkan matanya menahan desahan akibat sebuah benda menonjol menyentuh perutnya.

"Sekali lagi kumohon janganㅡ"

"Aku tidak akan meninggalkanmu, oppa. Biarkan kali ini aku yang memimpin permainan ini."

Cheonsa memang pernah agresif pada Jimin, namun sangat jarang. Terakhir Cheonsa agresif pada Jimin mungkin berbulan-bulan yang lalu akibat Jimin yang merangsangnya dengan obat perangsang yang disimpan di minuman Cheonsa. Setelah itu Cheonsa benar-benar malu saat melihat Jimin.

Jimin tersenyum tipis ketika di hadapannya, adiknya duduk di pahanya sambil membuka baju tidur tipis itu, menampilkan payudaranya yang terbungkus bra hitam. Tangan Cheonsa berpindah, ia membuka kancing kemeja Jimin satu persatu sambil sedikit menunduk, membuat Jimin bisa melihat indahnya payudara Cheonsa yang menggantung.

"Oh!" Cheonsa berteriak kecil saat Jimin memutar tubuhnya, Cheonsa di bawah dan kini Jimin yang di atas.

"Jadi lah gadis baik, biar aku yang menghukummu karena sudah bersifat agresif tadi. Diam di tempat atau kau akan merasakan sakit yang luar biasa nantinya." Jimin menegaskan kata-katanya, ia berjalan cepat ke arah lemari, mengambil sebuah ikat pinggang dan dasi hitam polos milik Cheonsa yang biasa ia pakai untuk bersekolah.

"Aw! Sakit!" Cheonsa meringis kecil saat Jimin mengikat kedua tangannya di atas kepala dengan ikat pinggang tadi dan matanya di tutup dasi hitamnya.

Jimin menyeringai, ia melepas celana pendek untuk tidur milik Cheonsa yang kebesaran itu dan melepas dalamannya juga. Ia mendekat pada surga-nya itu dan menghirupnya pelan, ia mengecup clit-nya pelan.

"Mmh." Cheonsa melenguh pelan, pinggulnya naik seolah-olah meminta Jimin untuk meraup vaginanya.

Jimin menahan pinggul Cheonsa agar tidak bergerak sedikit pun dengan tangan kirinya. Sementara tangan kanannya sudah bermain bersama clit Cheonsa di vaginanya.

"Nghh ... o-oppㅡah! There!" Cheonsa ingin sekali mengangkat pinggulnya, karena tangan Jimin hampir saja menyentuh bagian sensitif dari vaginanya, namun jari-jari Jimin malah menjauh dan membuat Cheonsa harus mendesah pasrah.

"Oppa please!" Cheonsa mengangkat pinggulnya dan, "ahhhnn."

Jimin menahan pinggul Cheonsa lagi, "hey, kamu akan mendapat hukuman akibat mengangkat pinggulmu."

Jimin menggerakan jarinya pada vagina Cheonsa dengan brutal, membuat Cheonsa mendesah kesakitan ㅡtepatnya kenikmatanㅡ karena tidak bisa mengangkat pinggulnya sama sekali.

"Oppa! Ahnn p-pleasee." Cheonsa memohon.

"For what?"

"Fuck me!! Ohh~" Cheonsa menggelinjang nikmat, tangan Jimin dan bahkan kasurnya pun sudah basah akibat precum Cheonsa yang terus mengalir.

"Aghhh!" Cheonsa mendesah puas saat cum-nya keluar melapisi tangan Jimin, Jimin menjilatnya.

"Sweet baby." Gumam Jimin, sebelum ia mengangkat tubuh Cheonsa untuk berlutut di hadapannya. Dalam posisi Jimin duduk di pinggir kasur dan Cheonsa yang berlutut menghadapnya, Cheonsa sudah tahu apa yang Jimin inginkan.

Cheonsa menurunkan celana pendek Jimin dan juga dalamannya. Jari-jari lentiknya memeluk penis Jimin erat. Cheonsa mengecupnya, lalu mulai memasukannya pada mulut kecilnya.

"Ohh good!" Jimin memeras surai coklat Cheonsa dan memaju mundurkan kepala Cheonsa. Cheonsa hanya menuruti Jimin dan beberapa kali mengecup dan memainkan lidahnya pada penis Jimin.

"Ah! Ah! Ahh!" Jimin mendongakkan kepalanya ke atas saat Cheonsa sudah mahir memainkan ereksinya dengan baik, jakun Jimin terus naik dan turun akibat lenguhan Jimin yang tak berhenti keluar.

"Opwa a-kwu meㅡ"

"Sttt! S-sedikit lagi! Percepatlah!" Jimin kembali menarik surai coklat Cheonsa dan kembali memaju mundurkannya lebih cepat.

"Aghh!" Jimin menekan kepala Cheonsa lebih dalam, membuat penisnya masuk lebih dalam ke mulut Cheonsa dan menumpahkan spermanya ke dalam mulut Cheonsa.

Cheonsa menelannya dan mengecup penis Jimin sekilas sebelum melepaskan mulutnya dari penis Jimin agar kembali tegang seperti tadi.

"Agh! Bagaimana aku bisa berhenti jika sesudah blowjob kau selalu mengecupnya dan kembali membuat dia tegang!" Seru Jimin, sambil menidurkan Cheonsa kembali di atas kasur, ia melepas ikatan mata Cheonsa.

Cheonsa terkekeh pelan.

Jimin bersiap-siap untuk memasukan penisnya pada vagina Cheonsa, namun,

Ting tong!

"HEI PARK JIMIN CEPAT BUKA PINTUNYA SEBELUM AKU MENDOBRAK PINTU RUMAHMU!!" Teriakan sahabat sebangsa(t) Jimin yang terdengar sampai kamar Cheonsa membuat Jimin menghentikan aksinya.

"Sialan Kim Taehyung." Jimin mengumpat, ia mengambil dasi tadi dan mengikatnya pada mulut Cheonsa sampai tak bisa berbicara sedikit pun.

Jimin mengambil barang di box kecil kamar Cheonsa. Vibrator. Ia menyimpannya.

"Mhhh mhh!" Cheonsa mendesah tertahan akibat dasi yang menghalang mulutnya saat vibrator di dalam vaginanya bergerak dalam kecepatan maksimum.

"Bersenang-senanglah dulu dengan vibrator itu, aku akan segera kembali." Jimin menyeringai sebelum ia memaki kembali baju-bajunya dan keluar dari kamar Cheonsa.

*****

Seperti biasa:)
No vomment no update.

Siblings Sex • jimin BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang