one

47.6K 828 29
                                    

Seoul, 15.30.

To: chim oppa
Oppa, aku akan pulang terlambat, hari ini ada kerja kelompok dengan Mingyu, Wonwoo, Sana dan Nayeon.

Cheonsa mematikan ponselnya dan memasukannya pada kantung jas sekolahnya. Ia menganggukan kepalanya sekali, lalu berjalan di samping Mingyu.

"Boleh?" Tanya Mingyu.

"Hm." Cheonsa mengangguk.

"Kakak kamu gak marah?" Tanya Mingyu, sebagai sahabat Cheonsa selama bertahun-tahun, Mingyu sangat tau kalau Cheonsa sering sekali dilarang oleh Jimin kakaknya, bahkan Mingyu tau kalau Cheonsa sudah melakukan sex dengan Jimin. Karena ia adalah orang yang selalu Cheonsa percaya untuk menceritakan keluh kesahnya bersama Jimin.

"Entah. Lagi pula ada Nayeon dan Sana, kalau ada perempuan dia ok-ok saja." Cheonsa melangkahkan kakinya terlebih dahulu, disusul oleh Mingyu.

"Hm ... kamu kok mau sih sama kakakmu digituin? Orang tua kamu juga belum pulang-pulang sampi sekarang?" Tanya Mingyu, orang tua Jimin dan Cheonsa memang belum kembali dari Kanada dalam urusan pekerjaan, mereka benar-benar seperti tidak memiliki waktu untuk kedua anak mereka, sehingga Jimin menjadi anak yang terlalu bebas.

"Belum, mereka belum kembali dari Kanada, hanya memberi kabar kalau sudah  kirim uang jajan, uang belanja bulanan, dan uang tagihan rumah," ujar Cheonsa, ia menghela nafas sedikir, "sudah lah lupakan, aku tidak ingin kepikiran mereka terus, hanya orang tua yang tidak bertanggung jawab."

"Ya sudah."

*****

Cheonsa menjatuhkan tubuh kecilnya ke atas sofa empuk di ruang tengah rumah Mingyu. Hari ini ada kerja kelompok untuk pelajaran bahasa dan ia benar-benar malas karena tugasnya tidak masuk ke dalam otaknya, membuat minimal 15 paragraf besar tentang sejarah Korea. Guru sialan.

"Wonwoo, Sana, dan Nayeon kemana ya? Mereka belum dateng?" Tanya Cheonsa.

"Entah, padahal sudahku line tadi," ujar Mingyu, sambil memeriksa ponselnya, tak ada balasan dari grup kelompok mereka.

"Lalu? Kita yang kerjakan? Berdua?" Tanya Cheonsa, ia mengangkat satu alisnya dengan malas, tatapan lelah dan sayu.

"Kasian sekali temenku ini, ayo semangat mengetik, biar aku yang cari bahan ketikannya." Mingyu tertawa kecil lalu mengusap halus kepala Cheonsa, jangan sangka, meski Mingyu sering sekali mengusili Cheonsa dan mengata-ngatai Cheonsa, hatinya tetap memiliki sedikit rasa pada Cheonsa.

Mingyu, pria itu mencintai Cheonsa jauh sebelum Jimin melakukan hal bejat itu pada Cheonsa. Mereka teman semasa SMP sejak kelas 7 dan mereka selalu sekelas sampai kelas 12 sekarang ini. Dan Mingyu menyukai Cheonsa sejak pertama kali bertemu, kelas 7.

Cheonsa menegakkan tubuhnya, lalu membuka laptop miliknya dan membuka aplikasi microsoft word. "Hm? Baiklah ... tolong carikan untuk paragraf pertama sampai kelima, tentang tentara Korea pada jaman penㅡ"

Cheonsa menghentikan kalimatnya saat ia menengokan wajahnya ke arah Mingyu, jarak mereka sangat dekat, bahkan hidung mereka hampir bersentuhan, sementara Cheonsa menatap Mingyu, Mingyu malah menatap laptop Cheonsa yang masih menunjukan lembaran putih polos.

"Kenapa?" Tanya Mingyu, sambil mengalihkan pandangannya ke arah Cheonsa, ia bahkan tidak peduli dengan posisi mereka yang sangat berdekatan itu.

Deg!

Cheonsa menggulum bibirnya saat jantungnya berdetak dua kali lebih cepat saat mata mereka bertemu. Mingyu tersenyum tipis, membuat lesung pipi kecil muncul di pipi kanannya. Tangan Mingyu terulur mengambil tangan Cheonsa dan ia simpan di dada kirinya, menunjukan letak jantungnya yang sama-sama berdetak kencang.

Siblings Sex • jimin BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang