Di suatu siang dengan sengatan sinar matahari tepat di atas kepala, seorang perempuan dengan tas ransel di punggungnya dan koper besar tegak di sebelah kanannya, berdiri terpaku di depan sebuah gedung yang bisa dibilang setengah apartemen setengah rumah susun.
Terlalu mewah untuk di sebut rumah susun, tapi terlalu kecil untuk di sebut sebuah apartemen.
Ingatan perempuan itu kembali mengingat kejadian yang dialaminya satu minggu lalu.
Perempuan itu menghela nafas panjang, lelah.---
"Kim Jisoo, ikut ke ruangan saya sebentar." Suara dari sang manager membangunkan dirinya yang tengah terkantuk di siang hari.
Dia berjalan gontai menuju ruangan manager. Sebelum masuk Jisoo berusaha merapikan rambut dan bajunya.Tok tok tok
Jisoo mengetuk pintu ruangan. Tanpa menunggu intruksi, dia membuka pintu ruangan manager dan masuk ke dalamnya.
"Kamu ke cabang ya?" Tiba-tiba sang manager berkata.
"Sekarang banget pak?" Jisoo kebingungan. Manager berdecak.
"Bukan gitu. Maksud saya, kamu saya pindahkan ke cabang. Mulai minggu depan."
"Kenapa harus saya pak?" Jisoo merasa tidak terima karena harus dipindahkan ke kantor cabang.
Dia mencoba mengingat apa ada kesalahan yang dilakukannya sampai dia harus pindah ke kantor cabang?
Mana lagi, kantor cabang ada di luar kota ini yang berarti dia gak mungkin untuk pulang pergi rumah-kantor setiap hari.Atau mungkin gara-gara tadi ketauan dia hampir ketiduran? Ey gak mungkin cuma gara-gara itu.
Ah memikirkan hal itu membuat kepalanya semakin ruwet."Soalnya, di cabang kita kekurangan orang. Ya itung-itung kamu nambah pengalaman lah." Kata sang manager sok bijak.
Pengalaman apaan? Pengalaman ndasmu. Umpat Jisoo dalam hati.
"Setuju ya? Gak boleh bantah perintah atasan." Paksa pak manager.
Kalo udah merintah gak usah pake nanya pendapat segala. Gak guna.
"Yaudah deh pak. Mulai minggu depan kan?" Jisoo meyakinkan pak manager untuk memindahkannya minggu depan. Yang hanya dibalas anggukan oleh pak manager.
Sore hari sepulang kerja. Jisoo masuk ke rumah dengan berjalan malas mengingat ini minggu terakhirnya dia berada di rumah.
Tanpa disangka ternyata keadaan rumahnya sedang ramai karena ada paman, bibi, dan kakak sepupunya yang beberapa bulan lagi akan menikah berkunjung ke rumahnya."Kok lemes gitu?" Tanya ibunya Jisoo. Yang hanya dibalas gelengan kepala oleh Jisoo.
"Yaudah sana ganti baju terus nanti kita makan bareng-bareng. Tuh ada paman, bibi, sama Irene dateng ke sini."
Masih dengan malas, Jisoo menyeret kakinya menuju kamar dan berganti pakaian. Setelah selesai dia langsung menuju meja makan karena semuanya sudah siap untuk makan malam.
"Kok lo lemes gitu sih?" Tanya Irene.
"Iya, mulai minggu depan gue dipindahin kerja ke kantor cabang." Jawab Jisoo sambil mengambil makan.
"Loh, kok bisa?" Sambung Ibu. Jisoo hanya mengangkat bahu.
"Yaudahlah gapapa itung-itung cari pengalaman." Jisoo menatap ibunya tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUSUNAWA; Johnny-Jisoo ✔
Fanfiction"Udah berapa lama rumah lo gak lo tinggalin?" "Sekitar 3 bulan lah. Lo tinggal bersih-bersih dikit." "Ada hantunya gak tuh?" "Yang gentayangan di rumah sih gak ada. Yang gentayangan di hati lo pasti ada. Liat aja." Started from: 24 March 2017 End...