Mereka bilang, cewek cupu ngga seharusnya berharap mendapatkan seorang pangeran dalam hidupnya, setuju?
Flashback, September 2011
Menyebalkan! Semua kakak kelasku itu benar-benar menyebalkan.
Hari ini mereka mengerjaiku lagi.
Seriously? Aku emang salah apa sih sama mereka, sampai-sampai tiap hari aku kena bully?
Oke aku akui aku emang gemuk, jelek, ngga famous, ngga pinter dandan, dan juga jerawatan.
Tapi, aku juga 'kan manusia, sama seperti teman-temanku yang lain.
"Heh gendut! Berdiri lo! Lemes banget sih badan gede juga!" bentak Kak Dina, dia adalah salah satu iblis jahat di sekolahku. Hobinya ngebully adik kelas sepertiku.
"Nih coba ya rambut tuh benerin! Jelek banget tau ngga!" Kak Debora, teman Kak Dina menarik ujung rambutku dengan kasar.
"Aduh Kak sakit!" rintihku.
"Cemen banget sit!" Kak Debora malah nenarik rambutku lebih keras.
Aku benci sekolahku. Aku benci kakak kelasku! Aku benci semua orang di sini! Aku benci! Benci! Ben--
TRET. Terdengar bunyi kamera ponsel yang sedang memotret.
"Ups ... Sori! Belum di mode silent! Ganggu ya? Maaf lho!" seorang gadis dengan wajah cantik berdiri tak jauh dariku. Seragamnya berwarna putih-abu, berarti ia anak SMA!
"Lo motret kita?!" bentak Kak Dina dengan suara menggelegar.
"Anak SMP jaman sekarang emang ngga tau sopan santun ya! Kalo iya gue motret? Emang kenapa? Ngga boleh?" tanya gadis itu dengan wajah galaknya.
"Siniin HP lo sekarang juga!" bentak Kak Dina lagi.
"Ngga boleh dong! Emang lo pikir lo siapa?" tanya gadis itu, aku terkejut dengan keberaniannya.
"Lo ngga tau siapa gue? Gue--"
"Ah I know! Lo itu cuman anak SMP yang suka bully! Lo tau, kata Mama gue nih, tukang bully itu sampah masyarakat jadi harus dimusnahin sesegera mungkin," sela gadis itu dengan tenang.
"Sh*t! Lo pikir lo siapa?!" Kak Dina mengayunkan tangannya, ia berniat memukul gadis itu. Namun tidak disangka gadis itu menangkis serangan Kak Dina dan malah membalas Kak Dina dengan pukulan di perut.
"Sori! Tangan gue gerak sendiri! Eh tapi ngga ada bukti 'kan gue mukul lo, jadi jangan coba berharap untuk ngelaporin gue ke kepsek SMA oke? Tapi gue punya bukti lo ngebully siswi lain! Fair 'kan!"
Kak Dina berdecak kesal. "Deb ayo cabut sekarang!" titah Kak Dina dengan kesal.
"Tolong jangan kasih photo itu ke kepsek!" pinta Kak Debora kepada gadis itu.
"Hmmm gimana ya?"
"Deb! Lo ngapain sih mohon-mohon gitu?!" bentak Kak Dina.
"Ah lo emang harus mohon-mohon karena sepertinya muka lo yang paling keliatan di sini. Gue yakin lo bakal kena hukuman ya minimal skorsing atau gue tebak lo udah pernah kena skorsing? Yah mungkin kalo photo ini sampai ke tangan kepsek dengan berat hati ya lo pasti di DO sih!" terang gadis itu.
"Tolong jangan kasih kepsek photo itu! Please!" Kak Debora makin memasang wajah melas.
"Hm karena lo udah mohon-mohon dengan wajah melas gini. Apa boleh buat gue ngga tega juga! Okelah ngga akan gue kasih ke kepsek. Tapi kalo kalian sewaktu-waktu ngebully orang lagi, lo tau 'kan gue masih punya photo lo ini! Jadi mending lo jangan macem - macem deh!"
![](https://img.wattpad.com/cover/103241293-288-k8652.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Unforgettable Love
Ficção AdolescenteBagi Araya Gasyi, Billy Ozora adalah 'cinta yang tidak akan dilupakannya'. Bagi Araya Gasyi, Billy Ozora adalah sebuah bintang di langit malam, yang hanya bisa dipandang tanpa bisa digapai. * Dipertemukan kembali dengan Billy Ozora yang merupakan...