Mereka bilang ngga ada yang namanya kebetulan, semua terjadi karena sebuah alasan, setuju?
Hari weekend ini seharusnya menjadi momentum yang sangat berharga karena jarang-jarang banget aku bisa off kuliah.
Seharusnya aku berada di kasur empuk-ku yang nyaman. Seharusnya aku bisa makan m'cflurry choco sambil nonton drama korea, ngeliatin oppa-oppa ganteng yang menyegarkan mata.
Tapi nyatanya hari weekend ini aku malah ngurusin ponakanku yang ngajak jalan-jalan ke mall! Hancur sudah bayangan indah tentang weekend goals-ku!
"Ante Aya! Damal inta ainan!" Damar, ponakan-ku yang baru berusia 2,5 tahun menarik-narik ujung rok-ku.
"Kita beli es krim dulu aja yuk?"
Jawab iya, Mar. Jangan abisin duit jajan Tante!
"Nda ah! Au ainan!" Damar merengek dan siap untuk mengeluarkan jurus handalannya yaitu menangis.
Ck! Anak satu ini, bisa benar membuatku mengikuti kemauannya.
Aku menghela napas kemudian menggandeng tangan mungil Damar menuju salah satu toko mainan.
"Jangan pilih yang mahal-mahal ya Damar!" ujarku pelan. Tapi Damar mengabaikanku, ia malah asyik melihat mobil-mobilan.
Aku menghela napas, pokoknya uangku nanti harus digantiin sama Mbak Rima!
"Ante! Damal au ini!" Damar menunjuk mobil-mobilan berwarna putih. Aku mengambil mobil tersebut kemudian menelan ludah dengan susah payah.
Mobil sekecil ini kenapa harganya mahal banget?
"Ante ayo bayal!" ujar Damar.
"Damar, pilih yang lain aja ya! Yang ini warnanya putih cepet kotor lho!" bujukku.
"Nda nda nda! Au yang itu!"
Aku menatap Damar sebentar kemudian mengecek dompetku, cukuplah kalau aku beliin Damar mainan ini. Tapi sampai nunggu akhir bulan aku harus ngirit! Setelah menimbang-nimbang sebentar aku pun memutuskan untuk membelikan Damar mobil pilihannya.
"Nih! Jaga yang bener ya! Mahal nih!" ujarku sambil menyerahkan kantung plastik berisi mainannya tersebut.
"Maacih ante! Ante mang telbaik!" ujar Damar sambil mengacungkan jempolnya.
Aku tertawa melihat tingkah Damar. Kurang baik apa aku sampai rela ngirit demi membelikan ponakanku mainan?
"Nah mainan kan udah di tangan sekarang kita cus pul--"
Tiba-tiba ponselku bergetar tanda ada telepon masuk. Aku melihat display name-nya, Mbak Rima!
"Halo Mbak! Mbak kapan pulang?" tanyaku langsung menodongnya secara halus. Maksudnya untuk segera menjemput Damar.
"Ini Mbak udah di basement Mall, kamu ada di mana?" tanya Mbak Rima.
"Aku di lantai tiga nih! ABIS BELIIN DAMAR MAINAN!" ujarku dengan penakanan pada kalimat terakhir.
"Santai dong Dek! Nanti aku ganti deh!" balas Mbak Rima sambil terkekeh di seberang sana.
"Ngga perlu aku 'kan Tante Idaman jadi aku rela deh beliin Damar MAINAN YANG MAHAL!" sekali lagi aku memberikan penekanan.
"Ikhlas ngga nih? Kalo ngga ikhlas nanti mainannya cepet rusak!"
"IKHLAS MBAK! IKHLAS! LAHIR BATIN IKH--"
"Ante! Beliin Damal es klim!" Damar menarik ujung rokku lagi.
"Sebentar ya Damar! Tunggu Mama kamu dateng! Bentar lagi dateng kok!" balasku.
![](https://img.wattpad.com/cover/103241293-288-k8652.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Unforgettable Love
Dla nastolatkówBagi Araya Gasyi, Billy Ozora adalah 'cinta yang tidak akan dilupakannya'. Bagi Araya Gasyi, Billy Ozora adalah sebuah bintang di langit malam, yang hanya bisa dipandang tanpa bisa digapai. * Dipertemukan kembali dengan Billy Ozora yang merupakan...