Secret Love

Part 9

Warning!

- Just Re-post
- FF kedua Author
- Absurd
- Jaenista
- Mengandung unsur Pelakor 🤣
- Pendek
-Alur ngebut
- NC nya bikin ngakak 😂
-Terinspirasi dari kisah nyata
- Penulisan yang jauh dari kata sempurna
- Jangan berharap lebih pada FF ini
- Tidak akan ada perubahan alur cerita
- Yang penasaran sama ceritanya silakan lanjut, yang ga suka silakan klik back aja 😁

.

.

THIS IS YUNJAE FANFICTION

~*Secret Love by nickeYJung*~

Part 9

"TIDAAAAAK/TIDAAAAK!!!"

Jaejoong meringis menutup kedua telinganya yang berdengung. Mata bulatnya seketika melirik tajam Yunho dan Yoochun yang berteriak.

"Kalian berdua.." Desisnya tajam menggertakkan gigi. "TAK BISAKAH KALIAN TIDAK BERTERIAK HAH?! Kalau begini terus aku pasti gila!"

"Jae Hyung... Apa kau sungguh menerima lamaranku?" Tanya Changmin polos tak peduli dengan kemarahan lelaki di depannya. Dan kali ini Changmin lah yang mendapat tatapan membunuh dari Jaejoong.

Slap!

"Ouch!"

"Siapa bilang aku menerima lamaranmu eoh? Shim Changmin, apa otakmu terbentur? Bagaimana bisa kau melamar Hyung-mu sendiri? Kau-? Aish..." Rasanya tak puas jika hanya sekedar menggeplak kepala, Jaejoong benar-benar tidak mengerti dengan jalan pikiran dokter muda itu.

"Bukankah tadi kau bilang mau?" Changmin mengusap-usap kepalanya yang sakit karena Jaejoong memukulnya sedikit keras.

"Aku belum selesai bicara karena dua orang bodoh itu memotongnya." Jaejoong mendelik ke arah Yunho dan Yoochun, sedangkan kedua pria tampan itu terdiam menundukan kepala mereka. Mungkin mereka takut karena Jaejoong yang sedang marah itu terlihat menyeramkan.

"Iya, aku memang mau, maksudku aku mau ke kamar mandi. KENAPA? KALIAN MAU IKUT EOH? Tsk!" Jaejoong melenggang pergi begitu saja meninggalkan Yunho, Yoochun, Changmin dan Junsu yang termangu mencerna baik-baik perkataannya.

Apa itu artinya Jaejoong menolak Changmin?

Keempat pria tampan itu baru tersadar ketika mendengar bunyi pintu kamar mandi yang ditutup keras oleh Jaejoong. Mereka semua menjadi salah tingkah. Mungkin karena merasa bodoh.

Yunho berdehem dan kembali duduk di sofa, namun mata musangnya kembali menatap tajam Changmin. Sedangkan lelaki tinggi itu masih berdiri berusaha untuk tidak melihat tatapan tajam Yunho. Ia merasakan bulu kuduknya berdiri.

Takut eoh?
Kemana perginya Shim Changmin yang beberapa saat lalu menceramahi Jung Yunho dan Park Yoochun?

"Aku pulang duluan..." Ujar Junsu yang sedari tadi banyak terdiam. Sedikitnya lelaki manis itu merasa lega sebab Jaejoong menolak lamaran Changmin.

Jujur saja, saat Changmin mengatakan akan menikahi Jaejoong, hatinya merasa perih. Tidak seperih saat Yoochun dengan terang-terangan mendekati Jaejoong memang. Tapi... Entahlah, mungkin karena sebelumnya Changmin pernah mengatakan mencintainya.

"Aku akan mengantarmu Hyung.." Sahut Changmin.

"Tidak perlu, aku pulang sendiri saja." Junsu menolak secara halus. "Tolong sampaikan pada Jaejoong-ssi aku pamit." Kemudian ia berjalan membuka pintu, namun gerakannya terhenti dan menoleh pada Yoochun. "Ah ya, Yoochun, mungkin aku akan keluar dari apartemen sekarang. Aku akan tinggal di Hotel untuk sementara. Sampai bertemu di pengadilan." Katanya seraya tersenyum, senyum yang terlihat getir. "Baiklah aku pergi dulu, sampai jumpa Changmin, Yunho-ssi..." Kali ini ia mencoba tersenyum hangat, dan tanpa mendengar sahutan, Junsu segera menutup pintu dan pergi. Walaupun ia tetap memasang senyum manisnya, namun jauh di lubuk hatinya ia ingin menangis.