Pagi ini, seperti biasanya, Yoon Gi akan mengantar Jimin ke sekolah dan juga Taehyung ke rumah Yumi. Saat ini mereka masih bersiap. Tidak, lebih tepatnya hanya Yoon Gi yang bersiap. Jin sudah pergi sekitar lima belas menit lalu untuk ke kantor lebih dulu setelah selesai membuatkan sarapan untuk mereka. Sedangkan Jimin dan Taehyung tengah asyik berselca sekarang.
Tok! Tok! Tok!
Terdengar ketukan pintu. Jimin lalu beranjak untuk membukakannya. Ia sedikit terkejut saat melihat siapa yang datang. Itu Yumi, bersama seseorang.
"Siapa yang datang, Chim?"
Yoon Gi datang dari arah kamar sambil memakai dasinya. Tas kerja sudah ada di genggamannya. Dan sebentar lagi ia siap untuk berangkat. Tapi beberapa saat kemudian, mata sipit Yoon Gi terbuka lebar saat melihat siapa tamu yang datang itu.
"Hyung." Jimin.
Yoon Gi menatap tajam seseorang yang datang bersama Yumi. Seorang wanita paruh baya yang sebagian rambutnya sudah memutih. Sosok yang sudah lama tak ditemuinya. Sosok yang sebenarnya juga sangat dirindukan oleh Yoon Gi. Tapi rasa rindu itu seketika lenyap ketika ia tahu apa yang telah sosok itu lakukan pada adiknya. Membuang anaknya hanya demi harta. Yoon Gi menjadi benci. Ya, benci pada sosok wanita itu. Ibunya.
"Yoonie," lirih Nyonya Mi Jung.
Tas kerja yang ada di tangan Yoon Gi jatuh ke lantai. Jimin datang dan mengambil tasnya.
"Hyung, sebaiknya kita duduk dan bicarakan ini baik-baik!" kata Jimin memberi usul.
"Untuk apa kau ke sini?" kata Yoon Gi mengabaikan Jimin.
Nyonya Mi Jung menghampiri Yoon Gi dan Jimin. Sementara Yumi lebih memilih mendekati Taehyung. Karena bagaimanapun Taehyung adalah orang yang paling tertekan di sini.
"Jangan mendekat!" seru Yoon Gi.
"Yoon-ah. Mianhae. Ibu minta maaf, Yoon."
"Haha... Ibu? Kau masih bisa menyebut dirimu seorang ibu? Cih!"
Jimin memegangi tangan Yoon Gi. Ia masih berharap jika kakaknya itu bisa menahan emosinya. Terlebih pada ibunya sendiri. Meskipun Jimin juga ingin memaki ibunya itu yang jelas-jelas sudah menelantarkan Taehyungnya. Tapi nyatanya, ia tak bisa. Sungguh ia tak sampai hati. Karena wanita paruh baya itu adalah ibunya. Ibu kandungnya.
"Kupikir, kau merawat TaeTae dengan baik. Tapi nyatanya malah orang lain yang merawatnya. Dan kau! Kau sibuk dengan suami-suami kayamu itu! Karena kau, TaeTae tak bisa melanjutkan terapinya!"
"Hyung," lirih Taehyung.
"Kau lihat Taehyung! Lihat! Dia kehilangan masa depannya karenamu!"
Nyonya Mi Jung terisak. Tubuh rentanya bergetar seiring tangisnya yang terdengar. Benar. Apa yang dikatakan putra sulungnya itu semua benar. Ia akui itu sekarang.
"Hyung, aku tak apa," kata Taehyung.
"Kau bercanda, Tae? Wanita tua ini menelantarkanmu! Kau bilang kau baik-baik saja? Aku saja tak sudi melihat wajahnya lagi!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Spring Day (Waiting) || TAMAT
FanfictionPREVIEW: -"Hyung, tunggu aku di sana! Musim semi yang akan datang, aku akan menemuimu dan Jimin Hyung. Ibu mengijinkanku pergi."- -"Hyung, sampai kapan Hyung akan seperti ini? Nyatanya, TaeTae tak menepati janjinya."- -"Berhenti mengatakan seperti i...