Karya ini dilindungi oleh undang-undang hak cipta no. 28 tahun 2014. Segala bentuk pelanggaran akan diselesaikan menurut hukum yang berlaku di Indonesia.
IG @Benitobonita
Didedikasikan untuk OrangeWriters
Eko membaringkan tubuh di atas ranjang rumah sakit. Tiga orang pasien yang berada satu ruangan dengannya telah mandi. Berbeda dengan mereka, dia harus menunggu perawat memandikannya.
Tubuhnya bergidik mengingat kebakaran itu. Semua orang tengah tertidur saat terjadi korselet listrik. Saat itu dia tertidur pulas, tidak sadar keadaan yang terjadi. Seandainya teman satu kostnya tidak ingat akan dirinya, dapat dipastikan saat ini dia sudah berada di akhirat, mempertanggung jawabkan dosa-dosanya selama hidup.
Mereka berhasil menyelamatkannya saat api mulai memanggang sebagian tubuh dan wajahnya. Sisi kiri mukanya rusak dan rambutnya hampir tidak bersisa.
Pria itu menghela napas, bersyukur karena kedua matanya tidak terluka.
Teringat dia akan pertemuannya dengan gadis manis di ruang tunggu dokter. Lana, nama yang cocok untuknya, pikir Eko tersenyum.
Dia terkejut saat mengetahui gadis itu tidak dapat melihat, tingkahnya yang ceria dan bersemangat, benar-benar mengagumkan. Seandainya aku bisa memiliki kepercayaan diri seperti gadis itu.
Eko bergerak gelisah, wajahnya yang rusak, membuat dia menutup diri dari pergaulan. Dia tidak mau bertemu dengan teman-teman kampus atau mendapatkan kunjungan keluarga. Hanya mamanya yang dia izinkan untuk mengunjungi.
"Mas Eko, waktunya mandi," sapa seorang perawat menutup tirai hijau yang membatasi ranjangnya dengan ranjang pasien lain. Eko memalingkan wajah, malu. Suster itu masih muda dan membayangkan dia harus dirawat seperti seorang bayi, membuat harga dirinya runtuh.
Mengalihkan pikiran bahwa tubuhnya akan dijamah secara profesional oleh seorang wanita, Eko berusaha mengingat-ingat isi Undang Undang Dasar 1945. Sayang saat perawat itu mulai melepaskan seragam hijau yang wajib digunakan pasien rawat inap, pria itu malah ingat salah satu adegan kamasutra yang pernah dia lihat bersama teman-teman satu kos-nya.
Untungnya, sang suster berhasil membuat Eko melupakan adegan khusus di atas tujuh belas tahun dengan membawa topik yang tidak menyenangkan. "Sebetulnya, Mas Eko, dokter menyarankan agar perbannya lebih baik tidak dipakai lagi, biar penyembuhannya lebih cepat," ucap suster menggosok bagian tubuh Eko dengan lembut. Terlihat beberapa luka bakar yang telah menghitam di sekujur tubuh pria itu.
"Aku malu, Sus," jawab Eko gelisah, dalam benaknya, wajahnya akan seperti monster film horror.
"Mas Eko jangan ngerasa malu, namanya juga musibah, mau cepat sembuh kan?" tanya perawat mulai menyabuni kaki Eko dengan washlap baru.
Pria itu terdiam.
"Nanti kan bisa operasi kulit, jadi ganteng kaya artis Korea." Kembali perawat berpakaian merah muda itu berusaha menyemangati Eko.
"Mahal, Sus, Mama saya tidak ada uangnya, Papa sudah almarhum," jawab Eko sedih.
Perawat itu merasa tidak enak hati. "Banyak doa aja, Mas, nanti akan dikasih jalan sama yang di atas."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sejuta Cinta untuk Lana [END]
RomanceLana seorang cantik yang kehilangan penglihatan setelah mengalami kecelakaan. Saat mengantri ke dokter mata, dia bertemu dan menjalin persahabatan dengan Eko, seorang pemuda yang memiliki luka bakar pada wajahnya. Saat cinta sudah tersemat di hati m...