AM 1

657 16 1
                                    

Cerita baru, karena baru nemu ide

~~~
Pukul satu dini hari, seorang gadis yang bernama Sani mengendap-endap di dalam kamarnya yang sepi. Dia tahu ini tidak mudah, tapi dia berusaha membuka jendelanya yang menjadi akses tercepat keluar dari rumahnya. Dencitas engsel yang menyakiti telinga terdengar membuatnya panik dan memandang ke ranjangnya.

Gila, pikirnya. Hampir seminggu ini dia tak bisa keluar dari kamarnya, karena bandot tua yang tengah mendengkur keras itu. Bagaimana bisa pria yang beberapa hari lalu berkepala lima membuatnya terkapar dan tak bisa berjalan. Dia curiga bandot itu menjadi kuat setelah meminum entah apa setiap kali ingin menggempurnya. Dia bergidik ngeri mengingat hal itu. Dia merasa jijik pada dirinya sendiri, kenapa semua itu harus menimpa dirinya.

Grek.. kiett...

Dia terlonjat kagen menapati jendelaya ditarik paksa dari luar hingga terbuka lebar. Dia memegangi dadanya yang berdebar tidak karuan mendapati sesosok manusia di depannya. Kemudian dia mengepalkan tangannya gemas serasa ingin mencubit pipi orang itu.

“Ihhh, gawe kaget ngerti ora sih!” (ihhh, buat kaget saja!) seru Sani pada sesesok manusia di depannya itu. Dia kemudian menengok takut bandot tua itu terbangun. Kemudian menghembuskan nafas lega. “Cepet banget sih tekane!” (cepat sekali datangnya)

“Nda usah akeh omong, cepet metu!” (tidak usah banyak bicara, cepat keluar!)

Sani segera keluar dan menutup jendela. Dia berjalan mengikuti orang itu sambil berjalan ngangkang. Sumpah sakit banget, keluhnya sambil berjalan. “Heh, aja cepet-cepet ngapa! Slangkanganku lara!” (heh, jangan cepat-cepat kenapa! Selangkanganku sakit!)

“Bodo!”

“Tega bener! Jadi orang!”

“Koe kan sing jaluk aku teka, wis ra usah ribut, berisik! Bapak ibumu tangi modar koe!” (kamu kan yang minta, sudah ga usah ribut, berisik! Bapak-ibumu bangun, celaka kamu!)

“Jangan marah dong sayang. Gitu aja ngambek, jadi makin cinta deh!” seru Sani sambil memegang orang itu. Segera orang itu menghentakkan tangannya.

Mereka segera menaiki motor beat yang terparkir di kegelapan. Sani bergidik ngeri dan merangkul tangan orang itu. Gila aja dia parkir di rumah kosong yang terkenal angker di kampungnya. Bahkan banyak orang pintar yang di datangkan ke ruamh itu untuk mengusir para hantu saja menyerah, karena merasa ilmu mereka tidak setara.

“Ngapain sih pegang-pegang.”

“Takut! Kamu gila deh Yan, kemapa parkir disini sih! Aku kan udah pernah cerita tempat ini angker!”

Sanyday, 10 Januari 2019

Arabian maidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang